Rabu, 21 September 2011

Fanfic Tk : I will always be at your side

Rate : 18 +
 

I will always be at your side
( Soba Ni Iru Yo )



Suatu malam di bulan Juni yang berkabut  terdengar pertengkaran keras antara Masumi dan Eisuke di kamar Masumi. Tentu saja hal itu membuat para pelayan terkejut. Tidak biasanya Masumi dan Eisuke bertengkar hebat seperti itu. Para pelayan pun tidak berani berada di dekat-dekat mereka yang sudah dikuasai oleh nafsu amarah.


‘’Ayah, sudah aku katakan aku tidak ingin menikah dengan Shiori harus berapa kali aku katakan padamu agar kamu mengerti’’teriaknya.


‘’Masumi, kau ini kenapa tiba-tiba ingin membatalkan pernikahanmu  dengan Shiori. Apa yang telah terjadi pada dirimu?’’


‘’Aku sudah memikirkannya kalau pernikahanku dengan Shiori adalah suatu kesalahan. Aku tidak dapat membahagiakannya karena aku tidak mencintainya’’.


‘’Kalau kau tidak mencintainya kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?’’


‘’Itu karena ayah memaksaku untuk menikahinya ‘’Masumi membalasanya dengan teriakan lagi.


‘’Besok aku akan bicara dengannya. Pokoknya aku tidak bisa menikahinya’’.


 ‘’Pokoknya kamu harus menikahinya’’teriak Eisuke.


‘’Tidak. Keputusanku tidak akan berubah.Aku akan pergi kerumah Takamiya dan meminta maaf’’.


 ‘’Masumiiiii....’’teriaknya kesal.


‘’Aku sudah memutuskan untuk tidak menikah dengannya. Tidak ada pernikahan antara aku dan Shiori’’. Masumi memberi penekanan pada kata-kata terakhirnya.


 ‘’Kau tidak bisa melakukan itu. Segalanya sudah siap’’.


‘’Kalau begitu ayah saja yang menikah’’.


Blaammmmm!!


Masumi menutup pintu kamarnya dengan keras.’’Anak itu benar-benar sudah keterlaluan’’kata Eisuke kesal dan gemas karena sikap Masumi.

Para pelayan yang sejak dari tadi melihat pertengkaran Masumi dan Eisuke segera di usir untuk segera kembali ke kamar masing-masing.


‘’Pertunjukan tengah malam sudah selesai, kalian pergilah tidur ‘’. Para pelayan pun menuruti perintahnya.


‘’Apa tuan Masumi akan benar-benar membatalkannya ?’’Tanya pak Asa.


‘’Aku rasa dia akan nekat melakukannya. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Pernikahan mereka akan tetap terjadi’’. Eisuke memutar kursi rodanya dan pergi ke kamar.




Pagi harinya Eisuke sudah menunggu Masumi di ruang makan dengan wajah marah. Masumi sedikit terhenyak melihat tatapan marah ayahnya. Masumi duduk dan mulai mengoles rotinya dengan selai.


‘’Apa kamu masih belum merubah keputusanmu?’’


 ‘’Belum. Aku  akan mengumumkan ini kepada publik’’.


‘’Masumi, kau...’’katanya kesal. Mata Eisuke berkilat marah.


 ‘’Maaf ayah kalau keputusan ini sudah membuat ayah marah,tapi sungguh hatiku tidak dapat mencintainya karena....’’. Masumi memelankan suaranya, lalu dia cepat-cepat melahap rotinya lagi.


‘’Karena kau sedang jatuh cinta pada seseorang’’kata Eisuke meneruskan perkataan Masumi yang terpotong.Masumi langsung berhenti makan dan Eisuke masih menatapnya curiga. Masumi kembali memakan rotinya lagi dengan cepat meminum jus jeruknya dengan sekali teguk.


Greeeekkk! Masumi mendorong kursinya dan berdiri.


‘’Aku pergi dulu!’’.


Di dalam perjalanan ke kantornya Masumi membaca koran dan majalah hanya untuk sekedar mencari berita tentang Maya.’’Maya,  Aku sudah merindukanmu’’.Di wajahnya tersungging sebuah senyuman ketika dia menemukan berita tentang Maya yang telah dengan sukses mementaskan bidadari merah kemarin malam.Masumi melipat korannya . Mobilnya telah memasuki gedung Daito.


Kedatangan Masumi di kantor membuat para pegawainya berhenti berjalan dan memberikan hormat  kepadanya. Masumi menunggu pintu lift terbuka.


 Mizuki sedang sibuk menyusun beberapa kertas  dan tidak menyadari kedatangan Masumi.’’Pagi Mizuki!’’


‘’Ah, pak Hayami. Pagi!’’


Mizuki mengikuti Masumi dari belakang masuk ke kantornya.Setelah dia duduk Mizuki menyerahkan setumpuk dokumen dan kertas kepadanya.


Dia bersandar di kursinya dan memejamkan matanya. Bayangan Maya yang sedang tersenyum hadir dalam benaknya dan membuat tubuhnya terasa hangat.’’Huuuuffftt...’’Masumi menghela nafas panjang memikirkan pertengkarannya dengan ayahnya ternyata dapat menguras tenaganya.




Maya dan teman-temannya berada di teater bawah tanah merayakan keberhasilannya dalam mementaskan bidadari merah. Mereka terlihat sangat senang, tapi Maya terlihat murung dan Rei menyadari itu. Rei tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu.


‘’Kau masih memikirkan pak Hayami?’’. Maya menganggukan kepalanya.’’Mulai sekarang kamu harus melupakannya Maya, dia akan segera menikah’’.


‘’Aku tahu, tapi rasanya sulit untuk bisa melupakannya’’.


‘’Maya, buka hatimu untuk pria lain. Koji mencintaimu. Apa kamu tidak bisa membuka hatimu untuk dia? Dia sangat baik, disegani oleh orang-orang dan yang jelas dia mencintaimu. Aku rasa kalian akan menjadi pasangan yang serasi’’.


‘’Entalah Rei. Aku juga ingin membuka hatiku untuk dia, tapi bayangan Masumi masih kuat hadir di benakku’’.


‘’Tidak ada salahnya kan mencoba menjalin hubungan dengan Koji, siapa tahu akhirnya kamu jadi mencintainya’’. Dikejauhan Koji memperhatikan Maya dengan tatapan sendu, dirinya tahu saat ini Maya sedang memikirkan mawar ungunya.


‘’Kenapa dia harus mencintai orang yang tidak diketahui indentitasnya dan sama sekali belum pernah bertemu’’. Koji meremas kaleng minumannya sampai penyok.


 Masumi berada di sebuah restoran di pinggir pelabuhan.Dia duduk sendirian dan terlihat menunggu kedatangan seseorang. Wajahnya yang terlihat sendu terpantul di kaca jendela. Suara peluit kapal terdengar dengan keras.


 ‘’Maaf aku datang terlambat’’.


‘’Kamu sama sekali tidak datang terlambat. Aku yang datang terlalu cepat. ‘’


‘’Sebaiknya kita memesan makanan’’. Masumi memanggil pelayan dan mereka berdua langsung memesan makanan.


‘’Bagaimana keadaanmu Shiori?’’


‘’ Baik. Terima kasih’’.


‘’Maaf  sudah membuatmu datang kesini’’.


‘’Itu tidak masalah asal yang memanggilku adalah kamu Masumi’’.


Masumi berusaha menyusun kata-kata untuk menyampaikan maksudnya kepada Shiori tanpa harus melukai hatinya .


‘’Shiori, ada yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi aku tidak tahu harus memulainya dari mana, tapi aku harap yang akan kusampaikan ini dapat membuatmu mengerti tentang apa yang aku rasakan sekarang’’. Shiori hanya diam dan terlihat sedikit gugup. Jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Masumi masih menatapnya tajam dan langsung menusuk ke hati.


‘’Apa ini masalah pernikahan kita?’’suaranya sedikit tercekat ditenggorokan.


‘’Benar’’. Pembicaraan mereka terhenti ketika pelayan membawakan makanan untuk mereka.


‘’Terima kasih’’kata Masumi pada pelayan itu.Masumi menuangkan campagne ke dalam gelasnya , lalu meminumnya.


‘’Shiori, aku ingin kita membatalkan pernikahan ini’’. Mata Shiori membulat dan bibirnya bergetar.


‘’Kenapa kamu melakukan ini  padaku? Kenapa kamu selalu membatalkan pernikahan ini secara mendadak?’’


‘’Maaf. Aku sudah berusaha untuk mencintaimu dan menjalankan pernikahan yang bahagia, tapi setelah aku piki-pikir lagi pernikahan ini akan membuat hidup kita menderita saja, jadi sebelum semuanya terlambat sebaiknya kita akhiri disini saja’’.


‘’Masumi, aku mencintaimu dan kamu tidak bisa membatalkan pernikahan kita. Aku tidak mau’’.


‘’Shiori aku yakin suatu saat kamu akan bertemu dengan pria yang benar-benar mencintaimu. Walaupun kita menikah aku tidak dapat menjadi suami yang sebenarnya. Pasti kau tahu maksudku kan?’’


‘’Pasti ini karena kamu masih mencintai Maya’’.


‘’Benar’’. Shiori tertunduk sedih dan menghapus air matanya yang sudah mengalir.Tiba-tiba Shiori berdiri.’’Masumi, aku tidak perduli kau mencintaiku atau tidak. Pernikahan akan tetap berlanjut sesuai rencana karena aku tidak bisa hidup tanpamu’’.


‘’Shiori, aku mohon jangan seperti ini. Mengertilah dengan perasaanku’’.Masumi memegang tangan Shiori.’’Duduklah!’’


Shiori menepis tangan Masumi dan matanya berkilat marah.’’Lalu bagaimana dengan perasaanku? Apa kamu juga memikirkannya?’’


‘’Tentu saja aku memikirkannya. Kalau kamu hidup denganku pasti kamu tidak akan  bahagia, oleh sebab itu pembatalan pernikahan jalan terbaik untuk kita saat ini’’.


‘’Ini baik buatmu tapi buatku tidak baik. Ini semua gara-gara Maya kalau dia tidak hadir dalam hidupmu pasti sekarang kita sudah hidup bahagia’’.


‘’Jangan membawa –bawa Maya dalam masalah ini. Kau mengerti’’.


Shiori masih menatap Masumi dengan penuh kemarahan dan juga benci.’’Masumi, jika kamu tetap akan membatalkan pernikahan kita, aku akan menghancurkan hidup Maya.Aku akan membuat hidupnya menderita.Aku akan melakukan apa saja agar aku dan kau dapat menikah’’ancam Shiori. Masumi langsung berdiri dan dia menatap Shiori dengan tatapan dingin dan membunuh. Shiori merasa ketakutan.Dia mendekatkan wajahnya pada Shiori.


‘’Jika coba-coba kamu lakukan itu. Aku tidak akan pernah memaafkanmu’’.Mata Masumi memancarkan sinar kemarahan.


‘’Kalau begitu kita teruskan pernikahan ini dan aku tidak akan menyentuh Maya sedikit pun’’.


‘’Aku tidak menyangka kamu akan berubah menjadi wanita jahat seperti ini. Mungkin ini juga salahku membuatmu berubah seperti ini sekarang sudah tidak ada gunanya kita bicara lagi’’katanya dengan nada penuh kemarahan.Akhirnya Masumi meninggalkan restoran tanpa berkata apa-apa lagi pada Shiori. Shiori terduduk lemas dikursi dan menangis.




Pulang dari makan siang Masumi datang ke kantor dengan wajah suram dan sepanjang hari itu Masumi selalu marah-marah. Mizuki dibuat kalang kabut dengan perbuahan sikapnya yang mendadak dan dia memberinya begitu banyak pekerjaan pada Mizuki. Dia hanya mendesah pasrah menerima perintah yang diberikan Masumi.Bahkan Mizuki tidak sempat untuk makan siang .Sinar matahari sore sudah menerobos masuk ke jendela kantornya dan terdengar suara burung gagak. Konsentarasi bekerjanya di buyarkan oleh suara dering telepon.


‘’Hayami disini. Selamat sore!’’


‘’Masumi, Shiori mencoba bunuh diri dan sekarang dia ada dirumah sakit’’kata kakek Shiori dengan nada sedih dan suaranya serak menahan tangisannya. Masumi membelalakan matanya dan langsung berdiri.


‘’Apaaaaa? Sekarang bagaimana keadaaanya?’’


‘’Dokter masih memeriksanya’’.


‘’Aku akan segera pergi ke sana’’.


Masumi dengan cepat menyambar jasnya dan memakainya sambil berjalan keluar.’’Mizuki, aku akan pergi ke rumah sakit. Shiori mencoba bunuh diri’’. Mulut Mizuki ternganga mendengar berita yang disampaikan Masumi. ‘’Mungkin aku tidak akan kembali ke kantor lagi’’.


‘’Saya mengerti’’.


Masumi segera melesat pergi dan dengan kecepatan mengemudi yang tinggi  dia sudah berada di rumah sakit dalam beberapa menit. Dia berlari-lari sepanjang lorong rumah sakit dan akhirnya dia menemukan keluarga Takamiya sedang duduk sedih menunggu kabar dari Shiori.


Mereka menyadari kedatangan Masumi dan mereka langsung menyerangnya dengan banyak pertanyaaan.


‘’Masumi, apa yang sebenarnya terjadi? Tadi siang dia terlihat begitu ceria karena akan makan siang denganmu, tapi setelah dia pulang dia menjadi sedih bahkan menangis. Apa kalian bertengkar?’’kata kakeknya Shiori.


Masumi memandangi orang tua dan kakek Shiori dengan rasa bersalah.’’Maafkan aku. Ini semua salahku’’.


‘’Apa maksudmu?’’kata ayahnya Shiori.


‘’Tadi aku mengatakan pada Shiori kalau aku ingin membatalkan pernikahan kami’’suara Masumi seperti tercekat di tenggorokan.


‘’Apaaa?’’teriak mereka bersamaaan.


‘’Kenapa kamu lakukan itu?’’teriak ayahnya dan menatap Masumi dengan marah.


‘’Maaf. Aku pikir kalau pernikahan kami adalah suatu kesalahan karena sejak awal aku memang tidak mencintainya. Seharusnya dari awal aku tidak menerima pernikahan ini. Maaf’’.Masumi memandang mereka dengan tatapan penuh permohonan maaf. Ibu Shiori yang mendengar penjelasan Masumi duduk lemas dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.


‘’Kau’’teriak ayahnya Shiori sambil mencengkeram kerah kemeja Masumi.


‘’Aku telah bersalah. Maafkan aku’’.


Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka. Ayahnya Shiori langsung melepaskan cengkeraman kuat dikerah kemeja Masumi dan cepat-cepat mendekati dokter.


‘’Bagaimana dengan keadaan anak saya?’’


‘’Anak Anda sekarang baik-baik saja. Kami dapat menyelamatkan nyawanya’’. Mereka terlihat lega begitu pun juga Masumi.Mereka segera melihat Shiori dan Masumi memutuskan untuk kembali ke rumah.


Di dalam kamarnya Masumi menatap menerawang jauh dari balkon kamarnya.Dirinya tidak menyangka kalau Shiori akan melakukan itu dan dia bersyukur Shiori masih bisa diselamatkan.Masumi dikagetkan dengan suara ketukan keras di pintu. Dia kaget melihat ayahnya yang sudah berada di depan kamarnya dengan wajah penuh kemarahan.


‘’Aku sudah tahu semuanya. Keluarga Shiori sudah menceritakan semuanya padaku. Mereka benar-benar sangat marah pada kita. Akibat perbuatanmu membatalkan pernikahan sudah menyebabkan Shiori bunuh diri. Kamu harus pergi kerumah mereka dan meminta maaf dan kamu harus menarik kata-katamu pada Shiori. Aku akan menemanimu ke sana’’.


‘’Ayah, aku tidak akan menarik kata-kataku pada Shiori. Aku akan tetap membatalkan pernikahan ini’’.


‘’Masumiiii’’.


‘’Tenang saja, aku akan menemui mereka dan meminta maaf’’. Akhirnya pembicaraan mereka berdua berakhir dengan pertengkaran lagi.


Sejak saat itu Masumi tidak pernah mengunjungi Shiori sekali pun di rumah sakit sampai dia mendengar kabar kalau Shiori telah pulang dari rumah sakit. Beberapa hari setelah Shiori pulang ke rumah, Masumi dan ayahnya pergi kerumah Takamiya untuk meminta maaf.


Kedatangan mereka disambut dengan tatapan marah. Eisuke dan Masumi berkali-kali meminta maaf dan Eisuke berkata Masumi akan meneruskan pernikahan ini dan Masumi melirik tajam ayahnya.


‘’Aku ingin bertemu dengan Shiori’’kata Masumi.


Kakeknya mengantarkan Masumi ke kamar Shiori, lalu meninggalkan Masumi disana.’’Shiori ini aku, boleh aku masuk. Aku ingin bicara denganmu?’’


Tidak ada jawaban dari Shiori,lalu Masumi memegan gagang pintu dan pintu kamar terbuka. Masumi masuk ke kamar Shiori dengan langkah pelan-pelan. Dia menemukan Shiori sedang berbaring terduduk dan tatapannya menerawang jauh ke luar jendela kamarnya. Angin sepoi-sepoi berhembus. Wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya menjadi sedikit kurus. Shiori menatap Masumi dengan marah dan benci.


‘’Bagaimana kabarmu?’’. Shiori hanya diam.


‘’Sepertinya sekarang kau baik-baik saja. Shiori, maaf. Aku menyesal kamu sampai melakukan ini, tapi...’’


‘’Pergi dari sini! Aku tidak ingin melihatmu lagi. Pergi....pergi’’teriaknya sambil melemparkan bantal pada Masumi.


‘’Baik. Aku akan pergi’’. Masumi akhirnya pergi dari kamar dan menemui ayahnya di ruang tamu.


‘’Ah Masumi kamu sudah kembali. Kami sedang membicarakan tanggal pernikahanmu. Pernikahan kalian akan di undur selama dua bulan sampai Shiori kembali benar-benar sehat dan sembuh dari depresinya’’kata Eisuke. Masumi hanya menatap tajam ayahnya.Masumi hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka.


Mereka berdua akhirnya pergi dari rumah Takamiya. Masumi masih saja diam dan setelah tiba di rumah langsung pergi ke kamarnya.Dia memukul meja dengan tangannya sekuat tenaga.’’Arrrggghhh...’’. Dia duduk di sofa dan kedua tangannya menutupi wajahnya.Air mata mengalir dari sudut matanya. Masumi menangis terisak-isak.’’Maya....’’gumannya lirih disela isakan tangisannya.




‘’Aku pulang!’’seru Maya.


‘’Selamat datang! ’’kata Rei yang sedang menyiapkan makan malam.


‘’Bagaiamana acara kencanmu dengan Koji?’’


‘’Semuanya baik. Aku jadi sedikit terhibur’’.


‘’Jadi kau sudah memutuskan akan menjadikan Koji sebagai kekasihmu?’’


‘’Belum’’.Maya merebahkan dirinya di sofa dan menyalakan Tv.Maya terlihat kaget mendengar berita pernikhan Masumi diundur selama 2 bulan.’’Pak Masumi tidak jadi menikah besok’’gumamnya.Ada secercah senang di hati Maya.Masih ada kesempatan untuk dirinya untuk mengungkapkan perasaannya pada Masumi.


Malam hari Masumi menatap apartemen Maya dengan wajah penuh kerinduan.Dia ingin sekali melihat wajahnya karena sudah lama tidak bertemu dengan pujaan hatinya. Dia ingin sekali segera berlari menemuinya dan memeluknya.Dia merasa cemburu ketika dilihatnya Maya pulang bersama Koji dengan wajah gembira.


Maya, apa kamu tahu aku sangat merindukanmu?


Aku takut kehilangan dirimu, aku takut kau menghilang dari pandanganku untuk selamanya


Apa kamu tahu aku adalah mawar ungumu?


Apa aku hanya akan selamanya menjadi mawar ungumu dan menjadi bayanganmu?


‘’Maya berada di dekatku tapi aku tidak bisa memeluknya atau pun menyentuhnya’’batinnya.Jendela apartemen Maya terbuka dan Masumi langsung bersembunyi. Maya mengeluarkan setengah badannya dari jendela untuk menghirup udara segar malam hari. Masumi tersenyum sedih melihatnya.’’Maya, cintaku. Selamat tinggal’’.Setelah puas memandangi wajah Maya, Masumi masuk ke mobilnya dan pergi.


Masumi sendirian dikamarnya yang gelap.Dia berjalan ke balkon dan matanya menatap langit.Tiba-tiba ada bintang jatuh dan dia mengucapkan keinginannya dengan sepenuh hati.




‘’Aku harap keinginanku akan terkabul’’.


Maya, mungkin suatu hari nanti kita akan dapat bersama, walaupun kita tidak dapat bersama di dunia ini mungkin kita akan bersama di alam lain. Saat itu jiwa kita akan bersatu selamanya karena kamu adalah belahan jiwaku. Kamu adalah diriku yang satunya lagi dan aku adalah dirimu yang satunya lagi.


Perlahan-lahan Masumi menitikkan air matanya.


Siang harinya Maya pergi berbelanja di supermarket dan tanpa disadari Maya sebuah mobil sedan hitam mengikutinya dari belakang.


‘’Maya, masuklah!’’


‘’Pak Masumi’’teriaknya terkejut.Masumi membukakan pintu mobil untuknya.’’Masuklah!’’. Maya akhirnya masuk dan dia merasa gugup tidak menyangka akan bertemu dengannya.’’Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di jalan’’.


‘’Aku juga’’.


‘’Aku bermaksud untuk pergi makan siang. Apa kamu sudah makan siang?’’


‘’Belum’’.


‘’Kalau begitu kita pergi makan siang sama-sama’’.


‘’Eh...tapi ’’


‘’Aduh bagaimana ini Rei sedang menungguku pulang dari supermarket karena semua bahan makanan ada padaku sekarang. Maafkan aku Rei. Tunguu aku sebentar lagi’’.


Masumi terus melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang dan akhirnya berhenti disebuah restoran.Selama makan siang Masumi hanya menatap Maya. Ketika Maya memergokinya sedang menatap dirinya Masumi langsung mengalihkan tatapannya pada makanan di depannya.


‘’Senang bisa bertemu denganmu lagi Maya. Sudah berapa lama ya kita tidak bertemu? Ah mungkin sejak satu bulan sebelum pementasan bidadari merah’’.


‘’Itu benar. Apa Anda merindukanku ya?’’tanyanya bercanda.


‘’Eh...’’Masumi sedikit bengong, lalu tersenyum.’’Kalau Iya kenapa?’’


‘’Hmmm...itu aneh kalau Anda merindukanku. Seingat saya Anda membenciku’’.


‘’Aku tidak pernah membencimu.Sebaliknya aku menyukaimu’’katanya pelan.Maya merasa jantungnya bergemeruh tak karuan dan dia sedikit gugup. Dia mulai merasakan suhu wajahnya meningkat.


‘’Benarkah Anda menyukaiku? Rasanya aku tidak percaya Anda mengatakan itu.Karena selama ini Anda selalu berbuat yang membuatku marah dan kesal. Maya memasang wajah cemberut.Masumi hanya tersenyum melihat Maya.


‘’Aku dengar pernikahan Anda di undur’’.


‘’Itu benar’’.


‘’Kenapa?’’


‘’Kenapa kamu ingin tahu alasannya?’’


‘’Kalau Anda tidak mau memberitahuku ya sudah. Aku tidak akan memaksa Anda untuk mengatakannya’’.


‘’Shiori sekarang sedang sakit, jadi pernikahan kami di undur’’.


‘’Rupanya begitu’’.


‘’Apa kamu senang melihat aku menikah dengan Shiori?’’


‘’Te..tentu saja senang. Siapa tahu kalau Anda sudah menikah sikap Anda akan melembut sedikit , tidak bersikap dingin pada orang’’.Maya merasa sedih ketika harus mengatakan itu.


‘’Aku mengerti.Kalau itu maumu, aku akan segera menikahinya.’’katanya sambil tersenyum pahit.


‘’Sepertinya makananmu sudah habis. Aku akan mengantarkanmu pulang’’.


‘’Baik’’. Walaupun hatinya tidak rela harus berpisah lagi dengan Masumi. Tiba-tiba tangan Masumi mengenggam tangan Maya.


‘’Eh...’’gumam Maya. Terlihat di wajah keduanya merona merah, baik Masumi dan Maya berusaha untuk menghilangkan kegugupannya.Setelah tiba ditempat parkir Masumi membukakan kursi penumpang untuk Maya.


‘’Pak Masumi, bisakah Anda melepaskan tanganku’’.


‘’Ah maaf’’. Maya masuk ke dalam mobil. Keduanya tidak ada yang bicara sampai tiba di apartemen Maya.


‘’Sudah sampai’’.


‘’Oh..’’. Masumi dengan gerak cepat sudah turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Maya.


‘’Pak Masumi, terima kasih atas makan siang, kalau begitu aku pergi dulu’’.Maya berlari menuju apartemennya, lalu dia berhenti dan berlari lagi ke arah Masumi.’’Apa ada yang kau lupakan?’’tanya Masumi.


’’Pak Masumi, selamat atas pernikahan Anda dan semoga Anda bahagia’’. Hati Maya berdenyut sakit ketika mengatakan itu kepadanya, lalu Maya pun berlari masuk , tapi langkahnya kemudian terhenti lagi dan menoleh kebelakang. Maya langsung berlari ke arah Masumi lagi dan....


CUUUPP!


Maya mencium bibir Masumi.Ada getaran aneh menjalar keseluruh tubuh Masumi ketika Maya menciumnya.Maya berdiri mematung,wajahnya tengadah memandang Masumi dengan mata yang berkilat-kilat, kemudian beberapa saat membalikkan tubuhnya dengan cepat dan berlari tanpa mengucapkan sesuatu. Masumi terus mengawasi Maya sampai masuk ke apartemennya. Setelah tertegun beberapa saat lamanya, Masumi segera berjalan menuju mobilnya. Dirinya masih merasakan jantungnya berdetak dengan kencang . Kehangatan dan kelembutan bibir Maya masih terasa di bibirnya. Perlahan-lahan Masumi menyentuh bibirnya dan memejamkan matanya sambil mengingat ciuman yang diberikan olehnya. Sekali lagi dia memandang apartemen Maya.’’Selamat jumpa dan semoga kamu bahagia Maya dengan Koji’’.




Beberapa hari kemudian Masumi mengadakan kunjungan ke tempat konser musik terbuka yang akan diadakan malam ini.Masumi terlihat serius berbicara dengan beberapa staff yang terlibat dalam konser musik. Tiba-tiba saja Masumi merasa merinding dan para staff merasa heran .


‘’Anda baik-baik saja?’’


‘’Iya saya baik-baik saja. Sekarang teruskan pekerjaan kalian’’.


‘’Baik’’. Masumi duduk disalah satu kursi penonton dan dia mengusap tengkuk lehernya. Dia merasa bulu kuduknya berdiri. ‘’Kenapa tiba-tiba aku merasa merinding begini ya? Aneh?’’. Dikejauhan tanpa disadari oleh Masumi ada seorang wanita bertopi dan memakai kacamata hitam yang sedang mengawasinya .


Masumi beranjak dari tempat duduknya dan pergi menjauh, lalu wanita itu mengikutinya diam-diam kemana pun dia pergi.


‘’Pak Masumi aku sangat merindukanmu. Senang bisa melihat Anda lagi walaupun dari kejauhan. Mawar unguku’’.Dia dikagetkan oleh Hpnya yang bergetar.


‘’Halo!’’bisiknya.


‘’Maya, kau ada dimana?’’teriak Rei dan Maya menjauhkan hpnya dari telinga.


‘’Rei, bicaranya jangan keras-keras’’bisiknya.


‘’Baiklah sekarang katakan kau ada di mana?’’


‘’Aku..aku ada di lapangan ditengah-tengah gedung pusat perbelanjaan dimana konser musik akan diadakan’’.


‘’Sedang apa kau disana?’’


‘’Aku ...aku sedang mengawasi seseorang?’’


‘’Seseorang?’’


‘’Rei sudah dulu ya’’.


‘’Maya, tunggu dulu’’. Maya menutup teleponnya.


Matanya mencari-cari Masumi dan Maya terlihat cemas tidak dapat menemukannya di mana pun.’’Pak Masumi Anda ada dimana?’’gumamnya.Akhirnya dia menemukannya sedang berbicara dengan Mizuki. Maya kembali tersenyum.


Maya menyadari kalau saat ini Masumi sedang diperhatikan oleh banyak wanita. Wajahnya menjadi cemberut ada perasaan cemburu dalam dirinya.


‘’Maya, sekarang bukan saatnya untuk cemburu. Aku harus mengatakan semua perasanku padanya. Ini satu-satunya kesempatanku untuk bicara dengannya sebelum dia menikah dengan nona Shiori’’.


Masumi kembali merasakan buluk kuduknya kembali berdiri dan melihat ke belakang dan Maya langsung bersembunyi.Masumi merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari tadi.


 ‘’Ada apa pak Hayami?’’


‘’Tidak ada apa-apa Mizuki. Sepertinya ada seseorang yang sedang mengawasiku’’.


‘’Benarkah?’’Mizuki langsung mencari orang yang terlihat mencurigakan.Tapi Mizuki tidak melihat ada orang yang mencurigakan.


Maya menunggu kesempatan Masumi sedang sendiri dan ketika Mizuki pergi Maya segera menghampiri Masumi, tapi kemudian Shiori datang mendekatinya dan Maya kembali menjauh.Masumi tersenyum senang dengan kedatangan Shiori dan menyuruh duduk disampingnya. Maya merasa cemburu melihat kemesraan mereka berdua dan hatinya pilu melihat semua itu dengan berat hati Maya mulai meninggalkan mereka berdua. Malam telah tiba dan konser musik sudah dimulai .Maya masih memperhatikan Masumi dari kejauhan dan matanya tidak terlepas sedikit pun darinya.’’Pak Masumi, aku ada disini, mawar ungku’’.


 Masumi dan Shiori beranjak pergi itu memasuki mobilnya. Maya hanya menatap kepergian Masumi dengan wanita itu dengan wajah sedih.’’Pak Masumi..’’gumamnya sedih. Maya terus menatap mobilnya sampai hilang dari hadapannya.


Masumi yang sedang mengemudi melihat seorang wanita bertubuh mungil sedang memperhatikannya dan dia terkejut.’’Maya...’’desisnya.


‘’Ada apa Masumi?’’


‘’Ah tidak ada apa-apa ’’.Masumi kembali berkonsentrasi  mengemudi.’’Itu tidak mungkin Maya. Aku pasti salah lihat. Itu pasti halusinasi saja karena aku sudah sangat merindukannya’’.


‘’Masumi, maafkan aku . Kamu harus pergi dari konser musik karena kepalaku merasa pusing’’.


‘’Itu tidak masalah. Apa sekarang kepalamu masih pusing?’’


‘’Sedikit’’.


‘’Setelah sampai rumah kamu harus segera istirahat’’.Shiori menganggukan kepalanya.

Gerbang rumah Takamiya sudah terbentang dihadapannya diparkirkannya mobil tepat di depan pintu masuk. Masumi membukakan pintu penumpang dan Shiori keluar dari mobil.
‘’Kamu  mau mampir dulu walaupun hanya sekedar minum teh’’.


‘’Ah tidak terima kasih. Ini sudah malam lain kali saja’’.


‘’Sayang sekali. Terima kasih sudah mengantarkanku pulang’’. Dia tersenyum manis kepada Masumi.


‘’Itu sudah seharusnya. Selamat malam!’’


‘’Malam!’’. Masumi masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan rumah Takamiya.


Diwajahnya tergurat rasa lelah dan wajahnya kembali muram dan sesampainya di rumah dia langsung tertidur dengan nyenyak.Pagi-pagi sekali Masumi sudah tiba di kantor. Suasananya masih sangat sepi. Mizuki pun belum datang. Dia menyeduh sendiri kopi kesukaannya blue Jamaica mountain. Dia menghirup aroma kopinya dalam-dalam.’’Hmmm..harum sekali’’. Dia langsung menyalakan monitor komputernya dan segera megetik. Tidak terasa jam kerja telah tiba. Tiba-tiba pintu terbuka , baik Mizuki ataupun Masumi terkejut.


‘’Pak Hayami, ternyata Anda sudah datang. Saya kira Anda belum datang’’.


‘’Tadi pagi-pagi sekali aku sudah berada disini’’. Mizuki kemudian meletakan beberapa laporan harian tentang Daito dan juga beberapa tumpuk dokumen seperti biasanya.


‘’Apa  Anda tidak akan membuat pengakuan pada Maya kalau Anda adalah mawar ungu sebelum Anda menikah?’’


‘’Aku takut, jika Maya akan membenci mawar ungu kalau dia tahu aku dalah orangnya. Kalau sudah begitu, aku tidak akan dapat lagi mengiriminya mawar ungu karena hanya itu sekarang satu-satunya penghubung antara aku dan Maya’’.


‘’Kalau Anda tidak memcobanya dulu, selamanya Anda tidak akan tahu perasaannya. Aku rasa Maya sudah tidak membenci Anda lagi.Tidak selamanya lampu bernyala merah. Permisi!’’.


Masumi duduk termenung memikirkan kembali perkataan Mizuki. Lalu dia teringat ketika Maya menciumnya. ‘’Apa benar dia sudah tidak membenciku lagi? Apa mungkin Maya akan menciumku kalau dia masih membenciku?’’. Wajahnya menegang dan deg...deg..deg...detak jantungnya berdetak dengan kencang.’’Mungkinkah Maya dia.... ah itu tidak mungkin’’.


Hari sudah hampir menjelang malam.Masumi bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Masumi tiba di rumah tepat pada jam makan malam. Suasana di ruang makan hening , Masumi dan Eisuke terlihat tenang dan tidak bicara satu kata pun yang terdengar hanya dentingan sendok dan garpu di piring.Masumi mengelap mulutnya, lalu pergi meninggalkan ruang makan.


Di dalam kamar Masumi di duduk terbaring dengan badannya bersandar di tempat tidur. Dia terus memikirkan perkataan Mizuki dan dia akhirnya memtuskan untuk mengatakannya pada Maya siapa mawar ungu kepadanya.




Maya yang merasa sedih dan kecewa karena tidak dapat mengungkapkan  perasaanya pada Masumi  keluar dari kamar dengan mata sembab.


‘’Maya, mau sampai kapan kamu akan terus menangisinya’’.


‘’Aku rasa pak Masumi tidak akan pernah mencintaiku. Aku tidak cantik,tubuhku pendek dan aku juga ceroboh, kalau di bandingkan dengan nona Shiori’’.


‘’Sudah aku katakan lupakanlah pak Hayami mulai dari sekarang jangan kamu pikirkan lagi. Dia luar sana masih ada laki-laki yang menunggu kamu menerima cintanya’’.


‘’Maksudmu Koji?’’


‘’Iya. Siapa lagi?’’


‘’Entalah Rei. Aku tidak tahu. Saat ini aku masih bingung’’.


Malam harinya setelah pulang kerja , Masumi pergi ke tempat rahasia yang sering dia kunjungi akhir-akhir ini.Dia masuk ke dalam hutan kecil. Berjalan beberapa langkah saja di depan matanya sudah terhampar Pemandangan danau yang sangat indah dengan banyak bintang bertaburan di langit. Masumi menaiki sampan yang ada di pinggir danau dan dia mendayung sampai tengah danau. Sampan itu berhenti dan Masumi terlihat sedang menikmati bintang yang bertaburan di langit.

















Kepala Masumi terus melihat keatas.


‘’Ah Maya, seandainya kamu ada disini bersamaku melihat semua ini. Pasti akan sangat menyenangkan. Maya, aku benar-benar sangat merindukanmu. Benar-benar sangat merindukannya’’. Bayangan Maya menghiasi langit malam yang bertaburan bintang.Matanya terlihat sendu. Setelah berada satu jam disana tubuhnya mulai mengigil kedinginan. Masumi kembali mendayung sampannya dengan cepat dan menyimpan sampan pada tempatnya semula.


Masumi segera masuk kedalam mobilnya dan mulai pergi . Dia terlihat melamun memikirkan hubungan Maya-Koji dan juga perasaanya pada Maya.Suara klakson truk mengangetkannya.Tiba-tiba ada truk besar dari arah depan melaju kencang dan truk itu mengarah ke mobilnya dan sinar lampunya telah menyilaukan matanya sehingga Masumi tidak mampu untuk menghindarinya dan akhirnya tabrakan tidak dapat terhindar lagi.


Braaakkkk...Bruuuukkkk...Braaakkk...Bruuukkk...


Mobil Masumi terseret lalu berguling-guling beberapa meter dan akhirnya berhenti setelah menabrak pembatas jalan. Tidak lama kemudian  terdengar suara ambulance dan patroli mobil polisi.


‘’Maya...’’gumam Masumi sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.




Mobil ambulance dan polisi segera berdatangan dan Masumi segera di bawa ke rumah sakit.Eisuke yang dihubungi sangat terkejut dengan kecelakaan yang menimpa Masumi dan segera pergi kerumah sakit. Di depan kamar operasi terlihat Mizuki yang sedang duduk.


‘’Masumi, dia ada dimana?’’tanya Eisuke.


‘’Masih ada di ruang operasi’’.


‘’Kenapa ini bisa terjadi? ‘’


‘’Suasana kembali hening yang terdengar hanya suara detak jarum jam dinding. Menit demi menit telah berlalu. Jam demi jam juga telah berlalu, tapi masih belum ada kabar tentang kondisi Masumi.Terdengar suara langkah panjang dan Shiori sudah berada dihadapan mereka.’’Bagaimana keadaan Masumi?’’tanyanya khawatir.


Eisuke dan Mizuki menggelangkan kepala dan Shiori terlihat kecewa dan khawatir, lalu dia duduk sambil menangis.’’Sudahlah Shiori pasti Masumi akan baik-baik saja’’kata Eisuke.


‘’Kenapa semua ini terjadi padanya? ‘’


Tiba-tiba pintu ruang operasi terbuka.


‘’Bagiamana keadaan anak saya?’’


‘’Keadaannya kurang baik. Dia banyak mengalami pendarahan di otaknya. Kami sudah berusaha untuk bisa menyelamatkannya. Sekarang hanya keajaibanlah yang dapat menolongnya. Tubuh  Shiori terasa sangat lemas dan tubuhnya limbung dan Mizuki langsung menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh.
  

‘’Aku ingin menemuinya’’kata Shiori.


‘’Untuk sekarang ini biarkan pasien jangan di jenguk dulu’’.


‘’Aku mohon izinkan aku untuk menemuinya dokter’’.Melihat Shiori yang terus memohon dengan pandangan memelas akhirnya diizinkan untuk menemuinya.


‘’Baiklah, tapi cuma sebentar saja’’.


‘’Terima kasih dokter’’.


Shiori melihat Masumi yang terbaring lemah tidak berdaya seluruh wajahnya diperban yang terlihat hanya mata , hidung dan mulut. Tubuhnya dikelilingi oleh banyak kabel dan juga selang. Diruangan itu hanya terdengar mesin pernapasan dan suara dari monitor yang memantau detak jantung dan tekanan darah Masumi.


Besok siangnya kabar mengenai kecelakaan Masumi sudah tersebar luas. Rei yang sedang menonton televisi terkejut dan segera menghubungi Maya yang saat ini sedang berada di teater bawah tanah .


Maya yang sedang membersihkan teater bawah tanah bersama dengan teman-temannya merasakan Hpnya bergetar. Dia tersenyum ketika melihat pesan dari Rei. Lalu dibukanya pesan itu. Maya tidak dapat menahan rasa terkejutnya dan dia kelihatan shock. Rei mengatakan Masumi mengalami kecelakaan dan sekarang sedang koma. Tangan Maya gemetar dan air matanya mulai mendesak keluar.’’Ini tidak mungkin...tidak mungkin...Masumiiii’’. Maya tiba-tiba pergi dari teater bawah tanah. Kepergiannya diiringi oleh tatapan bingung teman-temannya.Maya cepat-cepat menelepon Rei.


 ‘’Rei, bagaiamana keadaan pak Masumi sekarang?’’


‘’Aku belum tahu lagi perkembangannya, tapi yang jelas pak Hayami sekarang sedang koma’’.Maya menangis terisak-isak.


‘’Kau baik-baik saja Maya?’’.Rei tahu itu pertanyaan bodoh yang diajukan ke Maya. Dia tahu Maya saat ini sedang sangat sedih.


Rumah Hayami


Eisuke merasa lelah setelah hampir seharian berada disana. Dia merasa sedih apa yang menimpa pada Masumi. Dia pergi ke kamar Masumi untuk mengambil beberapa dokumen yang sudah ditanda tangani olehnya karena Mizuki tadi memintanya. Eisuke melihat dokumen itu ada di meja disamping tempat tidurnya dan tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah buku dan ternyata buku itu buku harian Masumi. Ada sesuatu yang terselip dalam buku itu, Eisuke mencabutnya dan dia merasa terkejut melihat foto Maya berada disana. Dia merasa heran dan bingung.’’Kenapa foto Maya berada disini?’’. Raut wajah Eisuke menyiratkan keterkejutan. ‘’Jangan-jangan wanita yang dicintai Masumi selama ini adalah Maya’’.


’’Mungkinkah kau mencintai bidadari merah Masumi?’’. Eisuke membuka buku harian Masumi dan membacanya. Dia merasa terkejut karena isinya menceritakan perasaannya kepada Maya dan di buku itu juga tertulis kalau dirinya adalah mawar ungu. Pengagum rahasia Maya.Eisuke sama sekali tidak tahu kalau Masumi begitu mencintai Maya dan dia sudah mencintainya sejak lama.’’Ternyata cintanya begitu dalam pada Maya’’pikirnya.


‘’Maafkan aku Masumi, selama ini aku tidak tahu kalau kamu benar-benar mencintainya. Nasibmu sama sepertiku aku juga mencintai bidadari merah, tapi dia tidak pernah membalas perasaanku’’.


Eisuke segera keluar kamar Masumi dan kembali ke kamarnya.


Pada malam hari sebuah Taxi berhenti di depan sebuah rumah sakit. Seseorang berpakaian mantel dan menggunakan topi rajutan menyusuri lorong rumah sakit yang telah sepi dengan membawa sebuket bunga.Pintu kamar bergeser. Matanya menantap sendu pada laki-laki yang sedang berbaring lemah yang dikelilingi oleh kabel dan selang pernafasan.


Dia membelai rambut pria itu dengan penuh kasih sayang dan tatapan cinta untuknya.’’Aku sudah datang sayang.Cepatlah sembuh. Aku menunggumu untuk sadar kembali dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Tidak akan pernah. Watashi wa kimi ga soba ni iru yo ( Aku akan ada selalu disisimu ). Dia mengecup kening kepalanya dengan penuh perasaan.Duduk disampingnya sambil memegang erat tangannya. Tetesan air mata mulai membasahi wajahnya.Hampir tiap malam orang itu selalu datang menjenguk Masumi, kadang-kadang membacakan cerita untuknya dan juga dia bernyanyi untuknya.


Keesokan paginya Eisuke diberitahu kalau ada orang aneh setiap malam mengunjungi Masumi dan orang itu menangis disamping Masumi. Eisuke menjadi penasaran siapa yang telah menjenguk Masumi tiap malam. Akhirnya Eisuke memutuskan untuk tetap di rumah sakit.


Malam telah tiba seseorang masuk ke kamar perawatan Masumi. Eisuke yang mengetahui itu diam-diam melihat dibalik pintu dan dia terkejut ketika melihat orang itu.’’Maya...’’gumamnya.


Eisuke menjauhi kamar dan dia duduk.’’Kenapa Maya ada disini? ‘’


Maya memandangi Masumi yang sedang tertidur dan dia memeluk tangan Masumi di wajahnya.Lalu Maya bercerita tentang kegiatannya hari ini.


‘’Pak Masumi, hari ini aku mencoba membuat kue, tapi aku malah membuat dapur berantakan. Tepung terigu yang seharusnya aku pakai untuk membuat  kue terjatuh dari genggamanku karena aku jatuh terpeleset dan akhirnya selurh dapur menjadi putih. Rei memarahiku habis-habisan dan akhirnya Rei melarangku untuk membuat kue’’Maya tersenyum lemah.Air matanya mulai mengalir di wajahnya.


‘’Pak Masumi kenapa Anda tidak bangun-bangun? Anda sedang bermimpi apa? Sehingga tidak ingin bangun. Pak Masumi sadarlah, ada banyak yang harus aku sampaikan pada Anda, terutama tentang perasaanku pada Anda. Aku mencintaimu’’kata Maya disela isak tangisnya.’’Aku akan selalu berada disisimu sampai Anda sadar kembali. Aku tidak akan pernah meninggalkan Anda lagi, jadi kumohon sadarlah!’’Maya menangis tersedu-sedu. Eisuke pun ikut menitikan air mata ketika mendengar pembicaraan Maya. Dia terkejut kalau Maya juga mencintai Masumi.


‘’Asa, antarkan aku pulang. Masumi sekarang sudah ada yang menjaganya’’.


‘’Baik tuan’’.


3 tahun kemudian


 Masumi masih belum sadar. Dia masih tertidur sejak 3 tahun yang lalu.Maya dengan setia menunggui Masumi setiap malam.Dia tidak pernah absen sekali pun untuk tidak mengunjunginya. Perawat bahkan dokter sudah mengenal Maya. Eisuke memberi izin khusus pada Maya untuk mengunjungi Masumi setiap malam.Eisuke sekarang dapat melihat ketulusan cinta Maya pada Masumi. Dia merasa terharu dan ada penyesalan dalam dirinya seandainya dia tahu lebih awal kalau Masumi mencintai Maya pasti dia sudah dari dulu menikahkan mereka.


Shiori yang diharapkannya sebagai calon menantunya malah sudah tidak datang lagi menjenguk Masumi. Dia telah meninggalkan Masumi begitu saja, padahal Shiori mengaku mencintai Masumi, tapi sekarang dia malah menikahi pria lain.


Satu setengah tahun yang lalu


Shiori memandangi Masumi yang sedang koma di rumah sakit, menangis terisak-isak.


‘’Masumi, maafkan aku. Aku tidak bisa menunggumu lagi. Aku tidak tahu kapan kamu akan kembali sadar mungkin saja kamu akan sadar beberapa tahun lagi. Aku sudah lelah menunggumu.  Saat ini ada seseorang yang mengatakan padaku kalau dia mencintaiku dan ingin menikah denganku dan dia sangat baik padaku. Kamu pernah mengatakan suatu saat nanti akan ada pria yang benar-benar mencintaiku dan aku rasa aku telah menemukannya.Dia sudah mengisi kekosongan hatiku selama kamu koma. Maafkan aku’’.

Eisuke merasa kecewa dan sedih melihat Shiori yang tidak sabar menunggunya terbangun dan dia juga tidak dapat memaksakan Shiori untuk menunggu Masumi karena dia juga mempunyai kehidupan sendiri.Shiori terkejut melihat Eisuke yang berada di depan pintu. Dia membungkukkan  badan  dan pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.


Sekarang Eisuke menyadari orang yang benar-benar tulus mencintai Masumi adalah Maya.

 ‘’Masumi , kamu harus segera sadar karena sekarang bidadari merahmu sedang menunggumu jangan sampai dia menunggumu terlalu lama’’.


Malam ini Maya akan pergi menjenguk Masumi tapi niatnya terhalang oleh Koji ketika akan pergi kerumah sakit.


‘’Maya, jangan pergi lagi kesana!’’


‘’Tidak Koji aku harus pergi kesana. Dia perlu seseorang yang menjaganya disana’’.


‘’Disana sudah ada perawat dan dokter yang menjaganya. Sampai kapan kamu akan terus mengunjunginya tiap malam. Ini sudah 3 tahun  kau setiap malam mengunjunginya disana’’.


‘’Aku terus mengunjunginya sampai dia sadar kembali. Tidak perduli berapa waktu yang harus aku habiskan. Meskipun itu membutuhkan waktu sampai berpuluh-puluh tahun pun aku akan tetap mengunjunginya karena aku akan terus selalu berada disisinya’’.


‘’Maya, sedalam itukah kamu mencintainya sehingga kamu mengorbankan waktumu untuk menunggunya kembali bangun. Kau tahu aku sangat mencintaimu. Apa kamu tidak ada perasaan cinta sedikit pun untukku?’’


‘’Maaf Koji. Kalau aku mengecewakanmu, tapi seluruh cintaku sudah aku berikan pada pak Masumi. Sekarang lepaskan tanganmu’’.Wajahnya sudah dibasahi oleh air matanya. Akhirnya Koji melepaskan tangan Maya. Maya langsung melesat pergi. Tidak sampai setengah jam Maya sudah berada di rumah sakit. Dia tersenyum pada pria yang kini tengah tertidur di depannya. Maya menghapus air matanya.
  

‘’Pak Masumi...’’


Maya membelai wajahnyanya dan menelusuri wajah Masumi dengan jari-jarinya.Maya mencium keningnya dan juga bibirnya.Lalu dia menciumi jari-jari tangannya dan memeluknya di wajahnya.


‘’Aku sudah datang sayang. Sekarang kamu sedang mimipi apa? Apa sekarang kamu sedang mimpikan aku?’’. Tiba-tiba pintu kamar bergeser terbuka. Maya terkejut dengan kedatangan Eisuke.


‘’Kamu tidak perlu takut dengan kedatanganku. Aku sudah tahu selama tiga tahun ini kamu selalu menunggu Masumi dengan setia disini. Ini buku harian Masumi. Bacalah!’’


‘’Apa tidak masalah aku membacanya?’’


‘’Tentu saja tidak. Mungkin disana kamu akan mendapatkan perasaan Masumi yang sebenarnya’’. Maya mengambil buku itu dengan ragu-ragu.


‘’Te..terima kasih’’.Setelah Eisuke pergi , Maya mulai membaca buku harian Masumi dan isinya membuat Maya menangis berkali-kali.Maya akhirnya mengetahui isi sebenarnya dari perasaan Masumi.’’Maafkan aku selama ini aku tidak tahu mengenai perasaanmu padaku. Aku berjanji aku akan selalu bersamamu selamanya’’.


Fajar telah menyingsing sinar matahri mulai menerobos perlahan-lahan masuk ke dalam kamar. Maya tertidur sambil mengenggam tangan Masumi dan perlahan-lahan mata Masumi bergerak-gerak dan jari-jari tangannya juga mulai beergerak. Maya terbangun karena merasakan gerakan tangan Masumi dan dia merasa senang sekaligus terkejut Masumi sudah membuka matanya dan dia tersenyum pada Maya. Maya segera memanggil dokter. Maya dengan gelisah menunggu dokter memeriksa Masumi. Mizuki dan Eisuke datang dengan terburu-buru.


‘’Maya, bagaiamana keadaan Masumi?’’


‘’Aku belum tahu. Dokter masih memeriksanya’’.Tidak lama kemudian dokter keluar dengan wajah tersenyum.


‘’Bagaimana keadaannya?’’tanya Eisuke.


‘’Masumi sekarang baik-baik saja. Dia akan segera sembuh, tapi..’’


‘’Tapi apa dokter?’’tanya Maya cemas.


‘’Karena Masumi sudah koma selama 3 tahun, dia belum bisa menggerakan badanya dengan baik. Dia perlu menjalani terapi agar gerakan badannya kembali seperti semula’’.

Mereka terlihat lega tidak terjadi apa-apa pada Masumi.’’Boleh aku menemuinya?’’tanya Maya.


‘’Tentu saja. Dia sejak dari tadi menanyakanmu’’.Maya langsung saja melesat pergi ke kamar menemui Masumi.


‘’Pak Masumiiiii...’’teriak Maya dan langsung memeluknya.


‘’Syukurlah Anda sadar’’. Maya menghapus air matanya dan berusaha untuk tidak menangis.


‘’Maaf sudah membuatmu cemas’’.


‘’Hmmm..’’Maya mengelengkan kepalanya.


‘’Masumi, kamu harus berterima kasih padanya karena selama 3 tahun ini dia selalu menjagamu disini dan mengajakmu bicara’’kata Eisuke yang tiba-tiba muncul dari pintu.Masumi lalu melirik Maya.’’Benarkah?’’. Maya menganggukan kepalanya.


‘’Pernikahanmu dengan Shiori batal. Dia sudah menikah dengan pria lain dan kabarnya mereka sudah mempunyai anak’’.


Masumi sedikit terkejut mendengar cerita ayahnya’’. Benarkah itu ayah?’’


‘’Iya’’. Lalu Eisuke mendekati Masumi dan membisikkan seseuatu kepadanya.


‘’Maya sangat mencintaimu. Dia tulus mencintaimu kali ini kamu harus mengikat dia selamanya’’. Eisuke mengedipkan matanya kepada Masumi.


‘’Ayah’’desisinya. Mizuki dan Maya menatap bingung keduanya.


‘’Saya sangat senang Anda telah sadar kembali. Selamat datang kembali!’’


‘’Terima kasih Mizuki’’.


‘’Mizuki sebaiknya kita tinggalkan mereka berdua disini, pasti ada banyak hal yang ingin dibicarakan oleh mereka’’.


Sekarang suasana kamar kembali hening. Maya dan Masumi merasa canggung.


‘’Pak Masumi...’’. Maya memecahkan keheningan diantara mereka berdua.’’Aku..aku..’’. Maya menelan ludahnya berkali-kali.Maya bertekad setelah Masumi sadar dia akan mengatakan semua perasaanya.’’Aku mencintaimu’’.Maya gelisah menunggu reaksi Masumi.’’Maya kemarilah!’’ Masumi merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.Maya lalu menghambur dalam pelukannya.’’Aku juga mencintaimu’’. Masumi membelai rambut Maya dengan lembut dan membenamkan lehernya dipundak Maya. Masumi menghirup dalam-dalam aroma tubuh Maya .


‘’Ada yang ingin aku katakan padamu?’’


‘’Aku adalah mawar ungumu’’.Maya menatap Masumi dan tersenyum dan dia membelai wajahnya.’’Aku sudah tahu sejak dulu’’.Masumi terkejut dengan pengakuan Maya.’’Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?’’


‘’Karena aku ingin Anda yang mengatakannya padaku’’.


‘’Maya...’'


‘’Sekarang Anda sudah mengatakannya padaku. Aku senang kalau ternyata mawar ungu itu adalah Anda pak Masumi’’.

‘’Apa kamu mencintaiku karena aku adalah mawar ungu?’’


‘’Tidak. Aku mencintaimu karena dirimu bukan karena Anda mawar ungu’’.


‘’Maya....’’. Maya mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut bibir Masumi dan dia membalasnya. ‘’Sepertinya keinginanku telah dikabulkan sekarang’’kata Masumi.Maya menatapnya heran.Masumi kembali menarik wajah Maya dan kembali menciumnya.


Eisuke yang melihat itu menitikan air matanya dan merasa terharu.’’Sepertinya sebentar lagi akan ada pernikahan’’katanya pada Mizuki.


‘’Sepertinya begitu. Saya senang akhirnya mereka dapat bersama’’. Mereka berdua saling tersenyum bahagia.


The END