Minggu, 09 Juni 2013

Summer Rain 10


Bab 10

Sejak Triana menyadari perasaan yang sebenarnya kalau ia sebenarnya mencintai Davin, ia rajin mengunjungi rumahnya hampir setiap hari. Kegiatan itu sudah dilakukan selama satu bulan. Triana kali ini memang tidak bisa menghindar dari pesona Davin. Ia beruntung suaminya tidak curiga setiap kali ia akan ke rumah Davin karena Triana beralasan datang kerumahnya hanya untuk menjenguk Benita. Stevano mempercayai istrinya karena suaminya itu berpikir kalau Triana sudah ingin memiliki seorang anak.

Pada hari sabtu pagi Triana sudah berada di depan pintu rumah Davin dengan senyuman cerah. Jantungnya berdebar semakin cepat. Setelah tenang ia memencet bel. Davin seperti biasa selalu menebarkan senyum cerahnya membuat hati Triana semakin mencelos. Triana menyesal kenapa ia baru menyadari perasaannya pada Davin sekarang, tapi ia juga tidak ingin kehilangan suaminya yang sudah memberikan hidup mewah kepadanya.

Triana masuk ,lalu langsung mengendong keponakannya . Benita memang sangat mirip dengan Nina sewaktu adiknya masih kecil. Davin kemudian muncul dari dapur sambil membawa minuman dan makanan.

‘’Sepertinya Benita sudah sangat menyukaimu’’.

‘’Benarkah? Tentu saja aku adalah tantenya’’. Triana tersenyum, lalu tatapannya bertemu dengan mata Davin yang membuat wajah Triana memanas. Ia menjadi kikuk, lalu memalingkan wajahnya pada Benita.

‘’Apa suamimu tidak keberatan kau selalu datang kemari’’.

‘’Tidak. Dia tidak keberatan. Lagi pula sekarang dia sedang pergi ke luar kota’’.

‘’Sebaiknya kau tidak perlu sering datang lagi kesini’’. Triana langsung menolehkan kepalanya menatap Davin.

‘’Ini menurutku tidak benar jika kau datang setiap hari. Nanti akan menimbulkan gosip yang tidak enak terutama untukmu dan juga suamimu’’.

‘’Tapi...’’

‘’Aku mohon jangan sering-sering datang kemari’’. Triana menyimpan Benita di kursi bayinya, ia kemudian mendekat kepada Davin dengan mata berkaca-kaca. ‘’Aku tidak mau. Izinkan aku tetap untuk datang. Aku mohon’’.

‘’Triana...’’. Davin agak terkejut melihat sikap Triana yang memohon seperti ini dan ini pertama kalinya ia melihatnya menangis. 

Triana yang menyadari kalau Davin memandangnya dengan heran, ia cepat menghapus air matanya dan sedikit menjauh darinya.

‘’Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Triana. Kau tidak seperti biasanya’’.

‘’Karena aku...aku mencintaimu’’. Davin membelalakan matanya. Terkejut.

‘’Apaaa...’’

‘’Iya Davin, aku mencintaimu. Aku baru menyadarinya belum lama ini’’.

‘’Aku tidak percaya. Kau pasti sedang bercanda kan?’’

‘’Aku tidak bercanda. Aku serius’’.

‘’Tapi suamimu’’.

‘’Stevano mencintaiku. Dia adalah pria tampan dan juga sangat kaya. Sesaat aku terpesona dan tersihir olehnya. Dia adalah idaman para wanita. Stevano adalah pria idamanku ketika aku bertemu dengannya aku langsung menyukainya dan aku berpikir dia adalah pria yang tepat untukku dan aku sangat senang ketika akhirnya Stevano memilihku sebagai istrinya. Dia memang baik kepadaku dan juga mencintaiku, tapi setelah aku kembali bertemu denganmu lagi dan mendapati dirimu telah berubah mau tidak mau aku kembali mengingat masa lalu. Kau sangat baik dan perhatian padaku, selalu menolongku, tapi aku tidak pernah memperdulikanmu karena kau bukan pria kaya bukan pria yang selama ini kuharapkan. Akhirnya aku menyadari kalau aku mencintaimu’’.

‘’Sekarang setelah aku menjadi kaya kau baru melirikku’’kata Davin dengan suara sinis.

‘’Bukan begitu’’.

‘’Lalu apa Triana?’’. Davin terlihat begitu marah membuat Triana sedikit takut. Ia merasa marah , sedih sekaligus kecewa dengan sikap pria itu.

‘’Sekarang aku mencintaimu walaupun seandainya sekarang kau bukan orang kaya’’.

‘’Kalau benar begitu. Apa kamu mau bercerai dengan suamimu sekarang’’.

‘’Aku tidak bisa’’.

‘’Kenapa? Bukannya kamu bilang kau tidak mencintainya, jadi tidak masalah kan kalau kau bercerai darinya’’.

‘’Maafkan aku Davin. Meskipun aku mencintaimu aku tidak dapat bercerai darinya ‘’.

‘’Tentu saja kau tidak bisa karena kau tidak ingin meninggalkan kehidupan nyaman dan mewah yang diberikan suamimu dan juga ayahmu’’.

Triana hanya diam. Perkataan Davin memang benar adanya. Dia masih belum bisa kembali hidup seprti dulu serba kekurangan dan pas-pas meskipun sekarang Davin sudah menjadi orang kaya , tapi Davin tidak akan pernah memberikan kehidupan sangat mewah untuknya.

‘’Minggu depan aku akan kembali ke Indonesia karena urusanku sudah selesai disini’’.

‘’Apaa...’’

‘’Jangan pergi! Aku mohon’’.

‘’Kalau kau memang benar-benar mencintaiku kau harus mau hidup tidak semewah yang suamimu berikan kepadamu, lagi pula aku tidak akan pernah mengizinkanmu bercerai dari suamimu. Stevano pria yang sangat baik dan dia sangat setia kepadamu. Selama aku mengenalnya dia tidak pernah melirik wanita lain meskipun banyak wanita yang suka mencuri-curi perhatiannya, tapi dia tidak pernah memperdulikannya. Lagi pula kamu sudah terlambat mencintaiku karena aku sudah tidak mencintaimu lagi’’.

‘’Kau bohong. Aku tahu kau masih mencintaiku’’.

‘’Kenapa kau bisa seyakin itu’’.

‘’Nina yang memberitahuku di dalam suratnya’’.

‘’Oh. Tapi sayang Nina tidak pernah mengetahui kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi’’.

‘’Aku tidak percaya’’.

‘’Tapi itu yang sebenarnya . Aku sudah mencintai Nina dan rasa cintaku kepadamu sudah tidak ada’’.

Triana memandang marah Davin dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Triana pun pergi dengan perasaan kesal dan membanting pintu. Davin hanya memandangi kepergian Triana sampai sosoknya hilang dari hadapannya.

Davin duduk dengan lemas di kursi.’’Maafkan aku Triana. Aku sudah berkata bohong kepadamu. Aku memang masih mencintaimu, tapi aku tidak dapat membiarkanmu bercerai dengan suamimu yang begitu menyayangi dan mencintaimu. Kau sudah bukan milikku lagi’’.

Triana kembali kerumah berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Ia datang dengan tersenyum dan ia menyambut suaminya dengan senyuman.’’ Halo sayang! Bagaimana kabar keponakanmu tercinta?’’

‘’Benita baik dan semakin lucu juga menggemaskan’’.

Stevano memeluk istrinya dengan erat.Matanya terlihat sendu.’’Maafkan aku sayang. Maafkan aku’’. Triana mendongkak menatap suaminya.

‘’Kenapa kamu harus minta maaf?’’

Stevano hanya tersenyum, lalu kembali memeluk istrinya.’’Tidak ada apa-apa’’. Triana menenggelamkan dirinya dalam pelukan suaminya meskipun sekarang hati dan pikirannya berada bersama Davin.

Kepergian Davin dan Benita ke Indonesia tentu saja membuat papa sedih. Papa tidak ingin berpisah jauh dari cucu satu-satunya, tapi Davin menyakinkan papa kalau papa boleh mengunjunginya kapan pun papa mau. Davin juga bilang rumahnya akan selalu terbuka untuk papa.

Triana tidak mengantar kepergian Davin ke bandara hanya papa dan Stevano yang pergi. Ia tidak ingin melihat Davin pergi menjauh darinya karena itu membuat hatinya sedih.’’Selamat tinggal Davin’’.

Dua bulan telah berlalu sejak kepergian Davin dari moskow. Triana masih belum melupakan Davin sepenuhnya. Dia masih teringat akan kenangan kebersamaannya dengannya. Triana yang sedang menikamati teh dikebun dikejutkan oleh kabar yang disampaikan oleh papanya.

‘’Triana, kau tahu baru saja Davin mengatakan kalau ia akan menikah minggu depan’’.
Triana begitu terkejut, marah, kecewa, sedih dan terpukul menerima kabar itu, tapi Triana berpura-pura bergembira menerima kabar itu. ‘’Aku turut senang mendengarnya. Apa papa akan menghadiri acara pernikahan Davin?’’

‘’Entalah. Papa tidak tahu. Minggu depan papa ada rapat penting. Papa sangat ingin menghadiri pernikahannya Davin sambil menengok cucu papa. Papa sudah sangat rindu. Bagaimana kalau kau saja dan Stevano jika papa tidak bisa?’’

‘’Eh..tapi...’’

‘’Ayolah!’’

‘’Tapi aku tidak janji’’.

‘’Nanti kita bicarakan itu lagi. Papa harus kembali ke ruang kerja papa’’. Triana kembali duduk termangu setelah papanya pergi. Hatinya tidak rela jika Davin harus menjadi milik perempuan lain.

Triana kembali ke kamarnya. Ia masih gelisah. Triana akhirnya mengambil selembar kertas dan dengan cepat ia menulis sebuah surat.

Hari demi hari telah berlalu. Hari pernikahan Davin akan segera di laksanakan. Triana cepat-cepat membereskan pakaiannya. Ia bermaksud untuk pergi ke Jakarta menemui Davin untuk mencoba mengagalkan pernikahannya. Rencananya ini ia rahasiakan dari papanya dan juga suaminya. Ketika pagi tiba diam-diam Triana pergi, sebelum pergi selama sesaat ia memandangi suaminya dengan sedih.’’Maafkan aku’’. Triana pun pergi.

Ketika hari sudah malam Triana tiba di Jakarta dan menginap di sebuah hotel. Selama perjalanan Triana mematikan ponselnya dan ia dapat mengira kalau papa dan suaminya pasti sudah menghubunginya berkali-kali, tapi Triana tidak terlalu memperdulikannya. Hatinya sekarang dipenuhi oleh rencana untuk mengagalkan pernikahan Davin. Malam itu Triana tidak bisa tidur. Berkali-kali ia mengganti posisi tidurnya. Baru menjelang pagi Triana dapat tertidur.  Ketika bangun hari sudah menjelang siang. Triana cepat-cepat berpakaian tidak ingin terlambat menghentikan pernikahan Davin.

Triana datang tepat waktu ketika mereka sedang melakukan acara pernikahan. Tanpa di duga oleh siapa pun Triana mengacungkan pistol ke arah mereka berdua dan letusan pistol membuat para tamu undang terpekik kaget.

Kedua pengantin itu langsung meninggal di tepat. Tidak seorang pun dari para tamu yang dapat menduga hal ini Mereka begitu terkejut sehingga tidak satu pun dari mereka yang mampu bergerak. Tatapan mereka bergantian dari pengantin ke Triana.

Triana begitu sedih . Wajahnya telah banjir air mata.’’Maafkan aku Davin. Maafkan’’kata sambil terisak menangis. Triana terlihat depresi seperti orang yang kehilangan arah untuk hidup dan ia pun bunuh diri.

Tidak lama kemudian papa dan suaminya datang ke tempat kejadian. Mereka  berdua begitu terkejut dan shock melihat kejadian itu. Stevano dan papanya menangis melihat istrinya sudah tidak bernyawa dan terlihat miris ketika melihat Davin dan calon istrinya yang juga sudah tidak bernyawa.

‘’Kenapa kamu melakukan ini Triana. Kenapa?’’teriak Stevano frustasi.

Setelah pemakaman Triana , Davin dan calon istri Davin yang di penuh oleh rasa duka, Stevano memilih untuk berdiam diri di kamar. Ia kemudian mengambil surat dari saku dalam jasnya. Surat itu ditulis Triana sebelum ia pergi ke Indonesia. Sekali lagi Stevano membacanya.

Untuk suamiku Stevano dan papa,

Maafkan aku pergi diam-diam ke Indonesia. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku mencintai Davin sejak dulu, tapi aku tidak pernah mau mengakui perasaanku itu karena Davin bukanlah pria kaya yang selama ini aku idamkan. Aku akan mengagalkan pernikahan Davin. Suamiku maafkan aku, selama ini aku menyadari kalau aku tidak pernah mencintaimu. Aku kira aku sudah jatuh cinta kepadamu ternyata aku salah. Terima kasih sudah mau menyayangiku dan mencintaiku.

Ada satu hal yang harus aku akui. Aku telah membunuh Celine supaya aku dapat menikah denganmu dan menikmati kehidupan mewah bersamamu dan juga papa. Aku begitu mendambakan hidup menjadi orang kaya dan keinginanku akan segera terwujud ketika aku bertemu denganmu. Kau kaya dan tampan juga terkenal. Semua wanita pasti menginginkanmu, tapi kau memilihku dan aku sangat senang. Aku kira saat itu aku tehah jatuh cinta kepadamu, tapi aku salah setelah sekali lagi aku bertemu dengan Davin.

Aku juga ingin minta maaf karena salahku ibu meninggal. Aku kabur dari rumah tanpa memperdulikan keinginan ibu agar aku tidak pergi, tapi saat itu keinginanku sudah bulat menerima pekerjaan di luar negeri untuk menjadi kaya dan keinginanku sudah tercapai dan aku hidup bahagian bersama kalian, tapi saat kembali bertemu dengan Davin. Cinta lama itu kembali muncul dan saat mengetahui Davin akan menikah dengan wanita lain aku tidak terima. Aku tidak tahan jika aku harus melihatnya bersanding dengan wanita lain. Sekali lagi maafkan aku. Aku ingin selalu bersama dengan Davin.

Triana

Stevano menangis dengan keras di kamarnya saat dia telah selesai membaca kembali surat Triana. Ia  sama sekali tidak tahu apa yang dirasakan istrinya saat itu. Mungkin ini sudah takdirnya ia harus kehilangan wanita yang dicintainya, lalu ia melihat ke arah bayi mungil yang sedang menatapnya. Bayi itu adalah Benita karena Davin sudah meninggal sehingga Stevano memutuskan untuk merawatnya dan mengadopsinya sebagai anak karena Davin sudah tidak memiliki keluarga lagi.

Lagi pula Stevano tidak akan pernah mempunyai anak karena ia tidak nyatakan tidak subur oleh dokter itu sebabnya selama satu bulan ia bersikap dingin kepada istrinya. Stevano menggendong Benita dan mencium pipi mungilnya.’’Benita sayang, mulai sekarang aku adalah papamu’’.


The End

Summer Rain 9

BAB 9

Satu bulan telah berlalu sejak pertemuan Triana dengan Davin. Sejak saat itu pula  Triana tidak pernah bertemu dengannya lagi atau pun menghubunginya.  Saat ini Triana sedang dihadapkan oleh masalah suaminya yang sikapnya tiba-tiba berubah tidak sehangat dulu. Ia tidak tahu apa penyebabnya. Triana juga harus menghadapi papanya yang selalu terlihat sedih atas kematian Nina. Papa terus memaksanya untuk dipertemukan dengan Davin dan cucu perempuanya.

Sekarang Triana dan papanya sudah berada di sebuah rumah berlantai dua yang cukup besar. Triana memencet bel dan tidak lama kemudian Davin muncul dan membukakan pintu. Sepertinya Davin terlihat senang dengan kedatangan Triana dan papanya.

Davin berencana akan tinggal sementara disini sambil mengurus restoran baru yang baru saja di bukanya di moskow. Pria itu membuka restoran khusus masakan Indonesia.  Triana langsung memperkenalkan papanya kepada Davin. Awalnya Davin terkejut kalau papa Triana dan Nina masih hidup.

Davin pergi ke kamar mengambil Benita dan wajah papa langsung senang melihat cucunya. Secara diam-diam Triana selalu melirik ke arah Davin dan wajahnya langsung merona dan hatinya langsung berdesir tiap kali mengingat isi surat Nina. Davin mencintaimu. Sesaat Triana terdiam. Apa benar Davin masih mencintainya.

Triana meminum jusnya dan melihat papanya begitu senang bermain dengan Benita.Tiba-tiba Davin duduk disebelahnya. ‘’Suamimu tidak ikut? Padahal aku ingin bertemu dengannya?’’. Triana meletakan gelasnya di atas meja.

‘’Dia sedang sibuk, jadi tidak bisa ikut’’.

‘’Sayang sekali’’.

‘’Anakmu sangat cantik’’.

‘’Terima kasih. Apa kamu belum memiliki anak?’’

‘’Belum’’.

Keduanya kembali diam dan keduanya menjadi kikuk. Entah kenapa jantung Triana kembali berdebar ketika selalu berdekatan dengan Davin sebelumnnya ia sudah tidak merasa berdebar lagi ketika berdekatan dengannya. Triana tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan dirinya.’’Kamu tidak berencana untuk menikah lagi?’’

‘’Saat ini belum karena belum ada wanita yang ingin aku nikahi’’jawabnya sambil menatap Triana dengan intens. Wajah Triana kembali merona dan ia langsung memalingkan wajahnya.

‘’Triana ayo kita pulang’’seru papanya mengagetkan Triana dan Davin.

‘’Cepat sekali kalian pergi baru saja datang’’.

‘’Nanti kami akan datang lagi’’jawab papanya.’’Kapan-kapan kamu datang ke rumah . Bagaiamna kalau minggu depan kamu dan Benita datang ke rumah kita makan siang bersama. Kau mau kan?’’tawar papanya. Davin tersenyum. ‘’Baiklah’’.

‘’Bagus. Papa tunggu kedatangan kalian. Ayo Triana !’’. Papanya sudah melangkah keluar. Triana mengambil tasnya di kursi, lalu tiba-tiba tangan Davin mencengkeram tangannya membuat Triana terkejut. ‘’Aku senang kau mau datang kesini’’. Davin menatap Triana dan ekspresi wajahnya tidak terbaca, lalu Davin melepaskan tangannya.’’Maaf’’.

‘’Ngga apa-apa. Aku pergi dulu’’. Triana cepat-cepat keluar sambil berusaha meredakan debaran jantungnya. Kehangatan tangan Davin masih terasa di tangannya.

Triana terkejut ketika mendapati suaminya telah berada di kamarnya tersenyum hangat kepadanya. Seperti biasanya suaminya selalu terlihat tampan. Stevano berdiri , langsung memeluk Triana.’’Aku sudah lama menunggumu dan maafkan aku karena aku sudah bersikap dingin padamu akhir-akhir ini. Mulai sekarang aku tidak akan mengabaikanmu lagi’’. Triana menatap suaminya. Heran, bingung. Stevano sudah kembali hangat seperti dulu. Triana merasa senang.’’Kau sudah bertemu dengan keponakanmu?’’

‘’Sudah. Dia cantik dan menggemaskan’’.

‘’Lain kali aku akan ikut jika kau berniat akan mengunjungi adik iparmu’’.

‘’Papa mengundang Davin minggu depan kesini untuk makan siang bersama ‘’.

‘’Itu bagus. Aku akan hadir. Sekarang ganti pakaianmu dan kita bersiap untuk tidur’’.

‘’Baiklah’’. Triana pergi ke kamar mandi yang masih di ikuti oleh tatapan suaminya.

Malam ini Triana tidak bisa tidur. Ia masih memikirkan Davin dan juga surat dari Nina. Triana seharusnya tidak perlu memikirkan itu karena sekarang dia sudah punya suami yang mencintainya. Tapi pikirannya sekarang tidak pernah lepas dari Davin. Ada satu hal yang selama ini Triana tidak mau mengakuinya dan selama ini ia berusaha untuk mengikari dan menekan perasaan ini. Waktu itu dia malu untuk mengakuinya dan berusaha untuk menghilangkan perasaan itu dari hatinya. Ia sebenarnya sudah jatuh cinta kepada Davin, tapi karena Davin bukan orang kaya Triana berusaha untuk membunuh perasaan itu. Ia lebih memilih pergi dan meninggalkan semuanya.

Sekarang Davin sudah berubah. Dia sudah menjadi orang kaya meskipun tidak sekaya suaminya. Perasaan cinta yang sudah ia kubur untuk Davin kembali mencuat ke permukaan. Sekarang Triana merasa bingung dengan perasaannya sekarang. Yang Triana tahu ia masih mencintai Davin. Meskipun ia masih mencintainya , ia tidak mungkin lari kepelukannya karena ia masih ingin menjadi orang kaya dan hidup mewah yang tidak mungkin Davin berikan sekarang meskipun ia sudah menjadi orang kaya, tapi tidak sekaya suaminya.

Davin datang sesuai permintaan papanya untuk makan siang bersama pada hari minggu. Papanya kelihtan sangat senang. Ini pertama kalinya Stevano dan Davin bertemu dan berkenalan. Mereka berdua cukup terlihat akrab terlihat dari cara mereka berbicara seperti orang yang sudah lama mengenal.

Triana hanya diam-diam mencuri pandang pada Davin. Ia hanya ingin menyakinkan dirinya apa ia masih mencintai pria itu atau tidak dan ternyata ia memang masih mencintainya. Triana menghela napas berat.  Selama Davin berada disana jantung Triana selalu berdebar dengan cepat apa lagi kalau sedang berdekatan dengannya . Ia berusaha menghindar supaya suaminya tidak curiga dengan perasaan yang dimilikinya untuk Davin.  Triana akhirnya menyadari, ia memang tidak pernah mencintai suaminya. Ia mau menikahi karena Stevano pria kaya hanya itu saja dan tentu saja dia juga sangat baik kepadanya.


Triana duduk terpisah dengan keduanya sambil memandangi keponakannnya bermain. Ia tidak mau dekat-dekat dengan mereka. Ia ingin menenangkan perasaannya. Triana merasa lega ketika Davin telah pulang. Ia duduk disofa kamarnya, lalu Stevano masuk dan duduk disebelahnya. ‘’Davin orangnya baik. Aku suka dia’’kata suaminya tiba-tiba. Triana hanya mengiyakan saja. ‘’Pasti dia sangat mencintai Nina karena setiap kali dia membicarakannya wajahnya selalu terlihat sedih’’. Stevano memeluk Triana.’’Aku beruntung bisa menikahimu dan kau  selalu berada disisiku. Jangan pernah meninggalkanku!’’. Triana hanya diam dan hanya menikmati kehangatan pelukan suaminya.

Bersambung

Summer Rain 8

Bab 8

Triana memperhatikan Davin yang sudah banyak berubah. Penampilannya jauh berbeda  dari dua tahun yang lalu. Dia selalu kelihatan lusuh, tapi masih terlihat tampan dan sekarang wow Triana benar-benar terkejut. Davin sudah tidak terlihat lusuh lagi. Penampilannya sangat rapi  membuat pria itu semakin tampan. Triana masih belum percaya kalau Davin yang ada di hadapannya sekarang adalah Davin yang dua tahun lalu.

‘’Bagaimana kau bisa ada disini?’’tanya Triana yang masih merasa takjub sekaligus tidak percaya.

‘’Aku mencarimu’’.

‘’Aku?’’

‘’Iya’’

‘’Kenapa?’’

‘’Karena aku ingin memarahimu sudah membuat kehidupan ibumu dan adikmu menderita’’. Triana hanya bengong mendengar perkataan dari Davin.

‘’Aku ngga bermaksud membuat hidup mereka menderita. Aku hanya ingin mencari kehidupan yang lebih baik lagi. Itu salah mereka karena melarangku pergi’’ ucap Triana pedas.

‘’Ternyata kau masih belum berubah juga tetap ambisus seperti dulu. Apa menjadi orang kaya lebih penting untukmu dari pada keluargamu sendiri?’’

‘’Kau sudah mengenalku Davin, pasti kau sudah tahu jawabannya. Aku bosan harus menjadi orang miskin terus untuk mencapai tujuanku tentu saja harus ada yang dikorbankan’’.

‘’Termasuk keluargamu sendiri’’.

Keduanya kembali diam. Masing-masing tenggelam dengan pemikirannya masing-masing.
‘’Dua tahun yang lalu aku pulang ke Jakarta untuk bertemu ibu dan Nina’’. Davin langsung memandang Triana. ‘’Dan aku terkejut kalau ibu sudah meninggal. Mpok Leha yang mengatakannya kepadaku juga soal pernikahanmu dengan Nina. Aku ngga nyangka kamu akan nikahi Nina padahal kau kan ngga cinta Nina’’.

‘’Jadi kau pulang ?’’. Triana mengangguk pelan.’’Itu benar. Aku memang menikahi dengan Nina karena aku pikir Nina adalah gadis yang sangat baik tidak seperti dirimu yang selalu mementingkan diri sendiri di atas segalanya. Setelah ibumu meninggal hidup Nina menjadi kesepian kerjaannya hanya terus menangis. Aku khawatir padanya dan selain itu tidak ada seorang pun yang dapat menjaga Nina’’.

‘’Akhirnya kau menikahi Nina. Hebat sekali kau mau bertindak menjadi pahlawan’’kata Triana sinis.

‘’Sekarang dimana Nina dan kenapa kamu bisa ada disini?’’

Wajah Davin terlihat muram dan matanya sendu. Triana memandang Davin dari samping. Hidungnya terlihat mancung, rahangnya kokoh dan juga terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Davin menjadi terlihat lebih tampan sekarang. Hati Triana berdesir dan sedikit terganggu dengan hal itu.

‘’Nina sudah ngga ada’’.

Triana terlihat bingung.

‘’Apa maksudmu Nina sudah ngga ada?’’

‘’Nina sudah meninggal’’.

‘’Apa?’’. Davin menatap Triana yang nampak terkejut.

‘’Tapi bagaimana mungkin. Apa yang terjadi?’’

‘’Nina meninggal setelah ia melahirkan ada masalah dengan kehamilannya’’. Triana kembali diam. Berita tentang Triana begitu mengejutkan dirinya.

‘’Nina meninggal lima bulan yang lalu di Surabaya’’.

‘’Lalu anak Nina dimana sekarang?’’

‘’Kau tertarik ingin melihatnya?’’

‘’Tentu saja. Anak itu juga keponakanku’’.

‘’Benita. Itu namanya. Nina yang memberikan nama itu. Sekarang dia sedang bersama pengasuhnya. Sebelum Nina meninggal, ia menyuruhku untuk mencarimu, jadi disinilah aku. Setelah berhari-hari mencarimu akhirnya secara tidak sengaja aku menemukanmu disini’’.

Lalu Davin bercerita tentang kehidupannya selama dua tahun ini bersama Nina . Ia juga bercerita kalau dirinya telah berhasil menjadi seorang pengusaha restoran . Nina selama ini memberinya semangat dan selalu memberikan dukungan kepadanya. Davin juga mengatakan kalau ia begitu sedih telah kehilangan Nina.

Triana tertegun setelah mendengar cerita Davin. Ia tidak menyangka Davin sekarang sudah menjadi seorang pengusaha dan menjadi orang kaya. Triana menghela napas berat, seandainya dulu Davin kaya pasti sekarang ia sudah menjadi istrinya. Mau tidak mau Triana jadi teringat dengan masa lalunya terutama saat-saat dia bersama Davin.

Berkali-kali Triana selalu mendapat Davin selalu tersenyum kepadanya, selalu memperhatikannya dan selalu menggodanya. Bahkan Davin telah berani memintanya untuk menjadi pacarnya berkali-kali. Davin memang keras kepala meskipun Triana sudah menolaknya tapi Davin tidak menyerah untuk menjadikan dirinya sebagai pacarnya.

‘’Lalu bagaimana denganmu? Apa cita-citamu menjadi orang kaya sudah terlaksana?’’.

Triana mengangguk.

‘’Kau bahagia?’’

‘’Tentu saja. Sekarang aku sudah punya suami dan ayah yang baik’’.

‘’Oh ya, jadi kau sudah menikah. Selamat!’’. Sekilas Triana melihat rasa kecewa disorot mata Davin , tapi  sekarang sudah hilang.

‘’Terima kasih’’.

‘’Ini surat dari Nina. Aku disuruh olehnya untuk memberikannya kepadamu jika aku bertemu denganmu. Sebaiknya kamu baca saja di rumah’’. Triana menerima surat itu dari tangan Davin, lalu menyimpannya di dalam tas.

‘’Sepertinya hidupmu disini sangat bahagia. Dengan begitu aku tidak perlu khawatir lagi padamu. Sebaiknya aku pulang sekarang karena aku sudah terlalu lama meninggalkan anakku’’. Triana hanya mengangguk. Sebelum pergi Davin memberikan kartu namanya kepada Triana.

Sesampainya di rumah Triana langsung masuk kamar , lalu segera membaca surat dari Nina.

Kepada kakakku,

Ketika kakak membaca surat ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Setelah kakak pergi , aku benci kakak karena telah meninggalkan aku dan ibu. Setelah ibu meninggal , aku tambah benci kakak karena gara-gara kepergian kakak kesehatan ibun semakin menurun. Untung disaat aku merasa sedih dan kesepian muncullah Davin mengulurkan tangannya untuk menolongku.

Davin selalu memberiku semangat  dan juga selalu menghiburku sehingga aku bisa tertawa lagi. Aku jadi semakin mencintai Davin. Kakak benar sejak dulu aku memang mencintainya, tapi sayang Davin tidak pernah mencintaiku. Dia hanya menganggapku sebagai adiknya.

Tiba-tiba Davin datang melamarku. Saat itu aku antara percaya dan tidak percaya , tapi Davin memang melamarku. Awalnya aku ragu karena aku tahu dia tidak mencintaiku. Dia datang menawarkan perlindungan untukku dan dia juga mengatakan akan membuat hidupku bahagia, setelah dibujuk akhirnya aku menerimanya. Davin berjanji kepadaku kalau ia akan mencoba untuk mencintaiku dan dia juga berkata mungkin dengan seiringanya waktu dia akan jatuh cinta kepadaku. Akhirnya kami pun menikah.

Kami berdua hidup bahagia. Davin memenuhi janjinya akan memberikan kehidupan bahagia kepadaku dan aku memang hidup bahagia bersamanya. Tapi setelah hampir setahun kami menikah, aku selalu mendapati Davin memandangi fotomu dengan tatapan penuh cinta dan dari sanalah aku tahu kalau Davin tidak pernah berhenti mencintaimu.

Aku merasa sedih mengetahui itu. Davin tidak pernah bisa mencintaiku meskipun begitu dia selalu bersikap baik dan seolah-olah mencintaiku. Dihadapanku Davin selalu berusaha menunjukkan cintanya kepadaku padahal aku tahu hatinya tidak ada untukku. Aku hanya menangis dalam hati.

Davin akhirnya berkata kepadaku kalau ia akan berusaha melupakanmu dan akan mencintaiku meskipun itu kelihatannya tidak mungkin , tapi Davin berusaha untuk melakukannya. Aku bahagia saat diriku hamil, tapi saat itu keadaanku kurang baik. Kandunganku lemah jadi aku harus banyak beristirahat. Davin begitu memperhatikanku dan menyayangiku.

Ketika waktu tibanya aku melahirkan secara tidak sengaja aku mendengar percakapan Davin dengan sahabatnya. Dia mengatakan kepada temannya kalau ia tidak bisa melupakanmu dan dia masih mencintaimu. Aku sedih mendengarnya dan aku sudah menduga hal itu sebelumnya. Kak Triana, aku memintamu untuk kembali kepada Davin. Menikahlah dengannya! Dan jadi ibu yang baik dari anakku hanya kau yang bisa membuat hidup Davin bahagia karena dia  masih mencintaimu sampai sekarang. Ini adalah permintaanku yang terakhir dan aku sudah memaafkanmu dan aku juga sudah tidak benci lagi padamu.

Kak Triana, Nina akan selalu menyayangi kakak selamanya.

Nina


Triana mendesah. ‘’Sudah terlambat. Aku sudah menikah. Maaf Nina aku tidak bisa memenuhi keinginanmu’’gumamnya. Triana kembali mengingat adiknya saat-saat mereka masih bersama. Tanpa Triana ketahui sebabnya tiba-tiba saja setitik air mata terjatuh.

Bersambung