Bab 10
Sejak Triana menyadari
perasaan yang sebenarnya kalau ia sebenarnya mencintai Davin, ia rajin
mengunjungi rumahnya hampir setiap hari. Kegiatan itu sudah dilakukan selama
satu bulan. Triana kali ini memang tidak bisa menghindar dari pesona Davin. Ia
beruntung suaminya tidak curiga setiap kali ia akan ke rumah Davin karena
Triana beralasan datang kerumahnya hanya untuk menjenguk Benita. Stevano
mempercayai istrinya karena suaminya itu berpikir kalau Triana sudah ingin
memiliki seorang anak.
Pada hari sabtu pagi Triana
sudah berada di depan pintu rumah Davin dengan senyuman cerah. Jantungnya
berdebar semakin cepat. Setelah tenang ia memencet bel. Davin seperti biasa
selalu menebarkan senyum cerahnya membuat hati Triana semakin mencelos. Triana
menyesal kenapa ia baru menyadari perasaannya pada Davin sekarang, tapi ia juga
tidak ingin kehilangan suaminya yang sudah memberikan hidup mewah kepadanya.
Triana masuk ,lalu langsung
mengendong keponakannya . Benita memang sangat mirip dengan Nina sewaktu
adiknya masih kecil. Davin kemudian muncul dari dapur sambil membawa minuman
dan makanan.
‘’Sepertinya Benita sudah
sangat menyukaimu’’.
‘’Benarkah? Tentu saja aku
adalah tantenya’’. Triana tersenyum, lalu tatapannya bertemu dengan mata Davin
yang membuat wajah Triana memanas. Ia menjadi kikuk, lalu memalingkan wajahnya
pada Benita.
‘’Apa suamimu tidak keberatan
kau selalu datang kemari’’.
‘’Tidak. Dia tidak keberatan.
Lagi pula sekarang dia sedang pergi ke luar kota’’.
‘’Sebaiknya kau tidak perlu sering
datang lagi kesini’’. Triana langsung menolehkan kepalanya menatap Davin.
‘’Ini menurutku tidak benar
jika kau datang setiap hari. Nanti akan menimbulkan gosip yang tidak enak
terutama untukmu dan juga suamimu’’.
‘’Tapi...’’
‘’Aku mohon jangan
sering-sering datang kemari’’. Triana menyimpan Benita di kursi bayinya, ia
kemudian mendekat kepada Davin dengan mata berkaca-kaca. ‘’Aku tidak mau.
Izinkan aku tetap untuk datang. Aku mohon’’.
‘’Triana...’’. Davin agak
terkejut melihat sikap Triana yang memohon seperti ini dan ini pertama kalinya
ia melihatnya menangis.
Triana yang menyadari kalau
Davin memandangnya dengan heran, ia cepat menghapus air matanya dan sedikit
menjauh darinya.
‘’Sebenarnya apa yang terjadi
denganmu Triana. Kau tidak seperti biasanya’’.
‘’Karena aku...aku mencintaimu’’.
Davin membelalakan matanya. Terkejut.
‘’Apaaa...’’
‘’Iya Davin, aku mencintaimu.
Aku baru menyadarinya belum lama ini’’.
‘’Aku tidak percaya. Kau pasti
sedang bercanda kan?’’
‘’Aku tidak bercanda. Aku
serius’’.
‘’Tapi suamimu’’.
‘’Stevano mencintaiku. Dia
adalah pria tampan dan juga sangat kaya. Sesaat aku terpesona dan tersihir
olehnya. Dia adalah idaman para wanita. Stevano adalah pria idamanku ketika aku
bertemu dengannya aku langsung menyukainya dan aku berpikir dia adalah pria
yang tepat untukku dan aku sangat senang ketika akhirnya Stevano memilihku
sebagai istrinya. Dia memang baik kepadaku dan juga mencintaiku, tapi setelah
aku kembali bertemu denganmu lagi dan mendapati dirimu telah berubah mau tidak
mau aku kembali mengingat masa lalu. Kau sangat baik dan perhatian padaku,
selalu menolongku, tapi aku tidak pernah memperdulikanmu karena kau bukan pria
kaya bukan pria yang selama ini kuharapkan. Akhirnya aku menyadari kalau aku
mencintaimu’’.
‘’Sekarang setelah aku menjadi
kaya kau baru melirikku’’kata Davin dengan suara sinis.
‘’Bukan begitu’’.
‘’Lalu apa Triana?’’. Davin
terlihat begitu marah membuat Triana sedikit takut. Ia merasa marah , sedih
sekaligus kecewa dengan sikap pria itu.
‘’Sekarang aku mencintaimu
walaupun seandainya sekarang kau bukan orang kaya’’.
‘’Kalau benar begitu. Apa kamu
mau bercerai dengan suamimu sekarang’’.
‘’Aku tidak bisa’’.
‘’Kenapa? Bukannya kamu bilang
kau tidak mencintainya, jadi tidak masalah kan kalau kau bercerai darinya’’.
‘’Maafkan aku Davin. Meskipun
aku mencintaimu aku tidak dapat bercerai darinya ‘’.
‘’Tentu saja kau tidak bisa
karena kau tidak ingin meninggalkan kehidupan nyaman dan mewah yang diberikan
suamimu dan juga ayahmu’’.
Triana hanya diam. Perkataan
Davin memang benar adanya. Dia masih belum bisa kembali hidup seprti dulu serba
kekurangan dan pas-pas meskipun sekarang Davin sudah menjadi orang kaya , tapi
Davin tidak akan pernah memberikan kehidupan sangat mewah untuknya.
‘’Minggu depan aku akan
kembali ke Indonesia karena urusanku sudah selesai disini’’.
‘’Apaa...’’
‘’Jangan pergi! Aku mohon’’.
‘’Kalau kau memang benar-benar
mencintaiku kau harus mau hidup tidak semewah yang suamimu berikan kepadamu,
lagi pula aku tidak akan pernah mengizinkanmu bercerai dari suamimu. Stevano
pria yang sangat baik dan dia sangat setia kepadamu. Selama aku mengenalnya dia
tidak pernah melirik wanita lain meskipun banyak wanita yang suka mencuri-curi
perhatiannya, tapi dia tidak pernah memperdulikannya. Lagi pula kamu sudah
terlambat mencintaiku karena aku sudah tidak mencintaimu lagi’’.
‘’Kau bohong. Aku tahu kau
masih mencintaiku’’.
‘’Kenapa kau bisa seyakin
itu’’.
‘’Nina yang memberitahuku di
dalam suratnya’’.
‘’Oh. Tapi sayang Nina tidak
pernah mengetahui kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi’’.
‘’Aku tidak percaya’’.
‘’Tapi itu yang sebenarnya .
Aku sudah mencintai Nina dan rasa cintaku kepadamu sudah tidak ada’’.
Triana memandang marah Davin
dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Triana pun pergi dengan perasaan
kesal dan membanting pintu. Davin hanya memandangi kepergian Triana sampai
sosoknya hilang dari hadapannya.
Davin duduk dengan lemas di
kursi.’’Maafkan aku Triana. Aku sudah berkata bohong kepadamu. Aku memang masih
mencintaimu, tapi aku tidak dapat membiarkanmu bercerai dengan suamimu yang begitu
menyayangi dan mencintaimu. Kau sudah bukan milikku lagi’’.
Triana kembali kerumah
berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Ia datang dengan tersenyum dan ia
menyambut suaminya dengan senyuman.’’ Halo sayang! Bagaimana kabar keponakanmu
tercinta?’’
‘’Benita baik dan semakin lucu
juga menggemaskan’’.
Stevano memeluk istrinya
dengan erat.Matanya terlihat sendu.’’Maafkan aku sayang. Maafkan aku’’. Triana
mendongkak menatap suaminya.
‘’Kenapa kamu harus minta
maaf?’’
Stevano hanya tersenyum, lalu
kembali memeluk istrinya.’’Tidak ada apa-apa’’. Triana menenggelamkan dirinya
dalam pelukan suaminya meskipun sekarang hati dan pikirannya berada bersama
Davin.
Kepergian Davin dan Benita ke
Indonesia tentu saja membuat papa sedih. Papa tidak ingin berpisah jauh dari
cucu satu-satunya, tapi Davin menyakinkan papa kalau papa boleh mengunjunginya
kapan pun papa mau. Davin juga bilang rumahnya akan selalu terbuka untuk papa.
Triana tidak mengantar
kepergian Davin ke bandara hanya papa dan Stevano yang pergi. Ia tidak ingin
melihat Davin pergi menjauh darinya karena itu membuat hatinya sedih.’’Selamat
tinggal Davin’’.
Dua bulan telah berlalu sejak
kepergian Davin dari moskow. Triana masih belum melupakan Davin sepenuhnya. Dia
masih teringat akan kenangan kebersamaannya dengannya. Triana yang sedang
menikamati teh dikebun dikejutkan oleh kabar yang disampaikan oleh papanya.
‘’Triana, kau tahu baru saja
Davin mengatakan kalau ia akan menikah minggu depan’’.
Triana begitu terkejut, marah,
kecewa, sedih dan terpukul menerima kabar itu, tapi Triana berpura-pura
bergembira menerima kabar itu. ‘’Aku turut senang mendengarnya. Apa papa akan
menghadiri acara pernikahan Davin?’’
‘’Entalah. Papa tidak tahu.
Minggu depan papa ada rapat penting. Papa sangat ingin menghadiri pernikahannya
Davin sambil menengok cucu papa. Papa sudah sangat rindu. Bagaimana kalau kau
saja dan Stevano jika papa tidak bisa?’’
‘’Eh..tapi...’’
‘’Ayolah!’’
‘’Tapi aku tidak janji’’.
‘’Nanti kita bicarakan itu
lagi. Papa harus kembali ke ruang kerja papa’’. Triana kembali duduk termangu
setelah papanya pergi. Hatinya tidak rela jika Davin harus menjadi milik
perempuan lain.
Triana kembali ke kamarnya. Ia
masih gelisah. Triana akhirnya mengambil selembar kertas dan dengan cepat ia
menulis sebuah surat.
Hari demi hari telah berlalu.
Hari pernikahan Davin akan segera di laksanakan. Triana cepat-cepat membereskan
pakaiannya. Ia bermaksud untuk pergi ke Jakarta menemui Davin untuk mencoba
mengagalkan pernikahannya. Rencananya ini ia rahasiakan dari papanya dan juga
suaminya. Ketika pagi tiba diam-diam Triana pergi, sebelum pergi selama sesaat
ia memandangi suaminya dengan sedih.’’Maafkan aku’’. Triana pun pergi.
Ketika hari sudah malam Triana
tiba di Jakarta dan menginap di sebuah hotel. Selama perjalanan Triana mematikan
ponselnya dan ia dapat mengira kalau papa dan suaminya pasti sudah
menghubunginya berkali-kali, tapi Triana tidak terlalu memperdulikannya.
Hatinya sekarang dipenuhi oleh rencana untuk mengagalkan pernikahan Davin.
Malam itu Triana tidak bisa tidur. Berkali-kali ia mengganti posisi tidurnya.
Baru menjelang pagi Triana dapat tertidur.
Ketika bangun hari sudah menjelang siang. Triana cepat-cepat berpakaian
tidak ingin terlambat menghentikan pernikahan Davin.
Triana datang tepat waktu
ketika mereka sedang melakukan acara pernikahan. Tanpa di duga oleh siapa pun
Triana mengacungkan pistol ke arah mereka berdua dan letusan pistol membuat
para tamu undang terpekik kaget.
Kedua pengantin itu langsung
meninggal di tepat. Tidak seorang pun dari para tamu yang dapat menduga hal ini
Mereka begitu terkejut sehingga tidak satu pun dari mereka yang mampu bergerak.
Tatapan mereka bergantian dari pengantin ke Triana.
Triana begitu sedih . Wajahnya
telah banjir air mata.’’Maafkan aku Davin. Maafkan’’kata sambil terisak
menangis. Triana terlihat depresi seperti orang yang kehilangan arah untuk
hidup dan ia pun bunuh diri.
Tidak lama kemudian papa dan
suaminya datang ke tempat kejadian. Mereka berdua begitu terkejut dan shock melihat
kejadian itu. Stevano dan papanya menangis melihat istrinya sudah tidak
bernyawa dan terlihat miris ketika melihat Davin dan calon istrinya yang juga
sudah tidak bernyawa.
‘’Kenapa kamu melakukan ini
Triana. Kenapa?’’teriak Stevano frustasi.
Setelah pemakaman Triana ,
Davin dan calon istri Davin yang di penuh oleh rasa duka, Stevano memilih untuk
berdiam diri di kamar. Ia kemudian mengambil surat dari saku dalam jasnya.
Surat itu ditulis Triana sebelum ia pergi ke Indonesia. Sekali lagi Stevano
membacanya.
Untuk
suamiku Stevano dan papa,
Maafkan
aku pergi diam-diam ke Indonesia. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku mencintai
Davin sejak dulu, tapi aku tidak pernah mau mengakui perasaanku itu karena
Davin bukanlah pria kaya yang selama ini aku idamkan. Aku akan mengagalkan
pernikahan Davin. Suamiku maafkan aku, selama ini aku menyadari kalau aku tidak
pernah mencintaimu. Aku kira aku sudah jatuh cinta kepadamu ternyata aku salah.
Terima kasih sudah mau menyayangiku dan mencintaiku.
Ada
satu hal yang harus aku akui. Aku telah membunuh Celine supaya aku dapat
menikah denganmu dan menikmati kehidupan mewah bersamamu dan juga papa. Aku
begitu mendambakan hidup menjadi orang kaya dan keinginanku akan segera
terwujud ketika aku bertemu denganmu. Kau kaya dan tampan juga terkenal. Semua
wanita pasti menginginkanmu, tapi kau memilihku dan aku sangat senang. Aku kira
saat itu aku tehah jatuh cinta kepadamu, tapi aku salah setelah sekali lagi aku
bertemu dengan Davin.
Aku
juga ingin minta maaf karena salahku ibu meninggal. Aku kabur dari rumah tanpa
memperdulikan keinginan ibu agar aku tidak pergi, tapi saat itu keinginanku
sudah bulat menerima pekerjaan di luar negeri untuk menjadi kaya dan
keinginanku sudah tercapai dan aku hidup bahagian bersama kalian, tapi saat
kembali bertemu dengan Davin. Cinta lama itu kembali muncul dan saat mengetahui
Davin akan menikah dengan wanita lain aku tidak terima. Aku tidak tahan jika
aku harus melihatnya bersanding dengan wanita lain. Sekali lagi maafkan aku.
Aku ingin selalu bersama dengan Davin.
Triana
Stevano menangis dengan keras
di kamarnya saat dia telah selesai membaca kembali surat Triana. Ia sama sekali tidak tahu apa yang dirasakan
istrinya saat itu. Mungkin ini sudah takdirnya ia harus kehilangan wanita yang
dicintainya, lalu ia melihat ke arah bayi mungil yang sedang menatapnya. Bayi
itu adalah Benita karena Davin sudah meninggal sehingga Stevano memutuskan
untuk merawatnya dan mengadopsinya sebagai anak karena Davin sudah tidak
memiliki keluarga lagi.
Lagi pula Stevano tidak akan
pernah mempunyai anak karena ia tidak nyatakan tidak subur oleh dokter itu
sebabnya selama satu bulan ia bersikap dingin kepada istrinya. Stevano
menggendong Benita dan mencium pipi mungilnya.’’Benita sayang, mulai sekarang
aku adalah papamu’’.
The End
sedih juga...
BalasHapusaq kira triana bakal adopsi benita, trnyata ikt mati
kasihn stevano...
sedih kenapa triana mengambil langkah setragis itu , salut banget mah stevano masih mau mengadopsi benita , semoga mereka hidup bahagia selalu
BalasHapus