Minggu, 21 Oktober 2012

Fanfik TK : When Love Falls 4

Warning :Kiss, mature relationship
Rate : 19+
When love Falls


Chapter 4


Eisuke berada dikamarnya sambil memegang laporan tentang Masumi dengan tangannya yang gemetar. Ia sama sekali tidak pernah menyangka anaknya akan memiliki perasaan khusus pada Maya. Di dalam laporan tersebut dikatakan kalau detektif sewaannya pernah sekali melihat Masumi meletakkan satu buket mawar ungu di dalam ruang rias saat Masumi mengunjungi syuting iklan parfum yang dibintangi oleh Maya dan ia membaca pesan yang berada di buket bunga tersebut.’’Rupanya Masumi adalah mawar ungu yang selama ini diperbincangkan oleh orang-orang yaitu pengagum rahasia Maya’’gumamnya kesal. Ia pun segera menelepon Masumi.


Masumi yang saat itu masih berada di kantornya terkejut ketika melihat nama ayahnya tertera di layar ponsel. Dengan enggan Masumi menjawabnya.’’Apa yang ayah inginkan dariku lagi?’’tanyanya dengan suara dingin.


‘’Kau dingin sekali Masumi. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Temui aku di rumah sekarang’’.


‘’Sudah aku katakan aku tidak akan datang ke rumah Hayami lagi’’.


‘’Ayolah Masumi! Apa yang aku bicarakan ini sangat penting. Ini mengenai Maya’’.


‘’Maya?’’tanyanya sedikit terkejut. ‘’Ada apa dengan Maya?’’


‘’Datanglah ke rumahku! Akan kujawab pertanyaanmu itu’’.


Masumi menarik napas panjang.’’Aku tidak janji akan datang menemuimu’’.


‘’Aku akan tetep menunggu kedatanganmu’’. Sambungan telepon terputus. Masumi menyandarkan kepalanya di kursi.’’Apa yang diinginkan pak tua itu dariku?’'gumamnya setengah berbisik.


Masumi sedang mengendarai mobilnya dalam perjalanan pulang. Ia terlihat seperti menimbang-nimbang sesuatu dan akhirnya ia membelokkan mobilnya menuju rumah kediaman Hayami.


Eisuke sangat senang dengan kedatangan Masumi.Tapi Masumi menatapnya dengan tatapan dingin.


‘’Aku senang bisa melihatmu disini lagi’’.


‘’Aku tidak akan berlama-lama disini’’jawabnya dingin.


‘’Duduklah! Kita bicara’’.


‘’Apa kau inginkan dariku?’’


‘’Aku ingin kembali ke rumah ini. Sejak kau pergi rumah ini menjadi semakin sepi’’.


‘’Biasanya juga begitu’’jawabnya dingin.


 ‘’Kalau ayah berharap aku kembali ke rumah ini, lupakan saja karena aku tidak akan kembali untuk tinggal disini’’.


‘’Masumi, ini rumahmu juga, pintu rumah ini selalu terbuka untukmu’’.


 ‘’Jawabanku sudah jelas. Aku tidak akan tinggal disini lagi’’.


‘’Bagaimana jika aku katakan kalau kamu boleh berhubungan dengan Maya’’.


‘’Apa maksud ayah?’’tanyanya bingung. Eisuke menyunggingkan sebuah senyuman disudut bibirnya.’’Aku tahu , kalau kamu adalah mawar ungu’’. Masumi begitu terkejut dengan perkataan ayahnya.Rasa gelisah tersirat diwajahnya.


‘’Kau tidak perlu menyembunyikannya lagi dariku karen aku sudah tahu semuanya. Kamu ada perasaan terhadap Maya, bukan?’’


‘’Ayah salah. Aku tidak punya perasaan apa-apa terhadap Maya’’.


‘’Ayolah Masumi! Jangan sangkal lagi perasaanmu. Mana ada seorang pria diam-diam mengirimkan bunga pada seorang wanita secara terus-menerus kalau tidak ada perasaan khusus pada wanita tersebut’’.


Masumi menarik napas dan mendesah.’’Dari mana ayah tahu semua itu?’’


‘’Jadi itu semuanya benar, bukan?’’


‘’Dari mana ayah tahu?’’teriak Masumi.


‘’Selama ini aku telah menyelidikimu setiap gerak-gerikmu’’.


‘’Kau menyelidikku? Rupanya Ayah selalu mencampuri urusanku’’.


‘’Itu wajar. Kau masih anakku’’. Masumi memasang wajah dingin kepada Eisuke.


‘’Masumi, kau sudah banyak berubah sejak bertemu dengan gadis itu. Kau tidak sedingin dulu. Gadis itu rupanya sudah membawa pengaruh besar untukmu, bahkan kau sudah membuang ratusan juta yen hanya demi gadis itu dengan menolak Shiori untuk dijadikan istrimu. Kau pasti sudah tahu jika kau menjadi menantu keluaraga Takamiya, kau akan menjadi orang hebat . Kekuasaan dalam bidang bisnis akan menjadi milikmu dan Daito akan menjadi semakin lebih kuat lagi.Tapi sayangnya kau meninggalkan semua itu demi gadis itu’’. Masumi sudah terlihat kesal dan marah pada Eisuke. Kedua tangannya dikepalkan dengan kuat.


‘’Apa dipikiran ayah hanya ada kekuasaan dan uang saja. Tidak pernah sedikit pun memikirkan kebahagiaanku hidup dengan wanita yang aku cintai. Aku tidak ingin seperti ayah yang tidak mampu memperjuangkan cinta ayah terhadap bu Mayuko. Tapi aku beda dengan ayah, aku akan memperjuangkan cintaku meskipun dunia ini menjadi musuhku sekali pun’’. Ada sinar membara di mata Masumi.


‘’Kau....sepertinya percuma saja aku bicara denganmu saat ini karena sekarang kamu sudah di mabuk cinta. Selama ini aku tidak pernah mengajarimu tentang cinta. Cinta sudah membuatmu kehilangan ratusan juta yen’’.


‘’Daito akan baik-baik saja tanpa ada dukungan dari keluarga Takamiya. Saat ini ada perusahaan yang mau berinvestasi besar di Daito dan kau rasa itu akan sangat menguntungkan dan perjanjiannya sudah dilakukan. Aku baru saja menyetujuinya’’.


‘’Benarkah?’’


‘’Itu benar. Aku tidak akan bertindak sembarangan kalau itu akan merugikan Daito.


‘’Kemampuanmu memang tidak perlu aku ragukan lagi, tapi aku lebih berharap jika kau menerima pernikahanmu dengan Shiori. Tapi sekarang lupakan saja karena percuma saja aku memaksamu. Hatimu sudah kamu berikan pada Maya. Apa kamu akan kembali jika aku menyetujui hubunganmu dengan Maya?’’


Masumi menatap curiga ayahnya.’’Apa benar ayah menyetujui hubunganku dengan Maya?’’


‘’Tentu saja. Sepertinya kamu tidak percaya. Ajaklah Maya tinggal disini bersamamu! Bagaimana? Agar kamu percaya kalau aku sungguh-sungguh menyetujui kamu berhubungan dengan Maya’’. Masumi menatap curiga ayahnya.


‘’Apa yang sedang kau rencanakan menyuruh Maya dan aku tinggal disini?’’

‘’Aku tidak merencanakan apa-apa. Aku hanya berpikir jika Maya tinggal disini kau mungkin saja akan kembali tinggal di rumah ini’’.


‘’Berani sekali ayah memanfaatkan Maya dalam hal ini’’.


‘’Apa pun akan kulakukan supaya kau kembali ke rumah ini. Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Pikirkan baik-baik tawaran ayah ini. Pembicaran kita selesai sampai disini’’.


Eisuke meninggalkan Masumi sendirian di ruang kerja. Tidak lama kemudian Masumi akhirnya pergi juga dengan perasaan yang masih kesal.


Eisuke berada dikamarnya dan senyuman seringai perlahan-lahan muncul diwajahnya.’’Aku yakin ini pasti akan berhasil. Akan kupastikan Masumi dan Shiori akan menikah’’gumamnya.’’Dan Maya, aku akan membuat mereka berpisah untuk selamanya’’.


♪♪♪♪


Maya langsung menghambur memeluk Rei.’’Untung kau sudah pulang’’.


‘’Apa yang terjadi Maya?’’


‘’Tadi sepertinya ada pencuri masuk dan aku sangat ketakutan. Berkali-kali aku menghubungimu tapi tidak ada jawaban’’.


‘’Pencuri? Apa maksudmu?’’


Lalu Maya menceritakan semuanya yang terjadi pada Rei  dan Rei terlihat begitu terkejut.’’Tapi bagaimana bisa pencuri itu masuk kesini? Apa pencuri itu sudah buta masuk ke apartemen ini. Disini kan tidak ada barang berharga’’.


‘’Aku rasa pencuri itu mengincar barang-barangku’’.


‘’Maksudmu?’’


‘’Mungkin saja pencuri itu menginginkan barang yang aku miliki sekarang’’.


‘’Menurutmu barang apa yang diinginkannya?’’


‘’Aku tidak tahu Rei. Aku sama sekali tidak ada bayangan barang apa yang ingin diambil dariku karena kau tidak memiliki barang berharga’’.


‘’Ini aneh sekali’’.


‘’Aku juga berpikir seperti itu Rei’’.



Mereka berdua saling berpandangan berusaha untuk mencari jawabannya.


Masumi membaringkan dirinya di tempat tidur dan memikirkan perkataan ayahnya. Ia ragu apakah ia harus mempercayai perkataan ayahnya kali ini.’’Aaaaargghhh...’’. Masumi bangun lalu mengacak-acak rambutnya. ‘’Sebenarnya apa yang direncanakan pak tua itu’’.


♪♪♪♪


Maya kembali menemukan kamarnya berantakan pada keesokan sore harinya dan membuat ia ketakutan. Hatinya kini mulai cemas. Dalam benakknya kini mulai muncul banyak pertanyaan. Barang apa yang diinginkan darinya?  Ia tidak memiliki barang berharga apa pun kecuali barang-barang yang pernah di kirimkan oleh pengagum rahasianya. 


Ia juga gelisah mengenai ancaman seseorang untuk membunuh dirinya. Maya berpikir sejenak mengingat-ingat apa dia punya musuh atau ada orang yang iri dengan kesuksesannya sebagai aktris. Selama ia menjadi aktris terkenal, ada beberapa orang yang merasa iri kepadanya termasuk Ryoko Matsunaga yang akan berperan sebagai adik peremuannya di drama terbarunya. Maya dapat merasakan itu dari tatapan Ryoko kepadanya, tapi ia tidak pernah mengambil pusing akan hal itu.


Pintu apartemen terbuka membuat Maya setengah ketakutan. Ia memegang sapu dan bersiap-siap untuk memukul orang yang asing yang masuk sembarangan ke dalam apartemennya. Maya berpikir tidak mungkin Rei atau teman-temannya yang lain akan pulang cepat karena temannya itu akan datang di atas jam enam sore. Suara langkah kaki semakin mendekat, jantungnya berdegup tidak karuan. Tidak melihat siapa yang datang Maya langsung memukulnya berkali-kali.’’Maya hentikan! Ini aku Rei’’.


‘’Rei....’’panggilnya lirih.


‘’Kenapa kamu memukulku. Sakit tahu?’’


‘’Ma..maaf Rei, aku tidak bermaksud untuk memukulmu, aku pikir kamu adalah pencuri’’.


‘’Haaahh...’’.


‘’Tadi aku menemukan kamarkau kembali berantakan.Aku rasa sepertinya ada orang yang menyusup kedalam kamarku lagi’’.


‘’Benarkah?’’tanya Rei terkejut.


‘’Sepertinya begitu’’.


Rei segera melihat kamar Maya dan memang kamar itu sangat berantakan.’’Aku rasa, kita harus mengganti kunci apartemen kita’’.


‘’Apa menurutmu itu akan berhasil?’’tanya Maya tidak yakin.


‘’Entalah. Setidaknya kita coba saja’’.


Maya mendengus. ‘’Tidak biasanya kamu pulang cepat’’.


‘’Aku diperbolehkan pulang lebih awal oleh bosku. Aku akan memasak makan malam untuk kita.Bisakah kamu membantuku?’’


‘’Tentu’’.


Beberapa menit kemudian Maya sudah disibukkan oleh Rei menyiapkan makan malam  dan membuatnya hampir melupakan kejadian tadi sore.


♪♪♪♪


Hujan semalam membuat keesokan harinya tampak berkabut dan juga dingin. Langit terlihat sangat kelabu di siang hari. Rei melangkah keluar dari sebuah sebuah supermarket dan ia bermaksud kembali ke apartemennya terlebih dahulu sebelum kembali ke gedung Daito dimana Rei dan teman-temannya telah mendapatkan sebuah peran dalam sebuah pementasan dimana Sakurakoji menjadi pemeran utamanya. Rei begitu terkejut ketika mendapati Masumi berdiri di depan apartemennya dengan tatapan penuh kerinduan yang tersirat jelas dimatanya.’’Apa yang dilakukannya disini?’’gumamnya. Setengah berlari Rei mendekatinya.’’Selamat siang!Apa yang Anda lakukan disini?’’


‘’Tidak ada’’ jawabnya gelagapan. Rei memadang heran ke arahnya.’’Kenapa kamu berada disini, bukannya saat ini sedang ada latihan untuk pertunjukkan minggu depan?’’tanyanya setelah mendapat ketenangan dalam dirinya lagi.


‘’Saat ini saya sedang istirahat siang. Saya mencemaskan Maya yang berada sendirian di apartemen. Hari ini Maya merasa tidak enak badan dan kebetulan juga jadwalnya tidak padat dan sudah kembali pulang’’.


‘’Maya sakit?’’tanya penuh kecemasan. Sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengannya setelah ia melihatnya di syuting iklan parfum.


‘’Sepertinya begitu. Sudah dua hari ini Maya mengalami kejadian yang tidak menyenangkan’’kata Rei dengan wajah cemas.’’Selama dua hari berturut-turut ada orang yang tidak dikenal mencari sesuatu di kamar Maya, entah apa yang dicarinya disana. Setahuku Maya tidak memiliki barang berharga’’.


‘’Maksudmu ada pencuri masuk?’’


‘’Ya begitulah. Aku dan Maya sepakat untuk mengganti kunci apartemen kemarin, semoga saja pencuri itu tidak bisa masuk lagi.


‘’Ini aneh’’.


‘’Menurut saya juga aneh.


Tidak lama kemudian terdengar teriakan dan mereka mengenal suaranya. Maya. Masumi dan Rei saling berpandangan sesaat, lalu mereka segera berlari masuk. Rei mendobrak pintu yang tidak terkunci dan menemukan Maya di tengah ruangan dengan memegangi lengannya yang sudah berlumuran darah.’’Mayaaa....’’teriak Masumi.


Wajah Maya mengerenyit kesakitan.’’Apa yang sedang Anda lakukan disini?’’


‘’Itu tidak penting apa yang aku lakukan disini sekarang. Kau baik-baik saja, kan? Coba aku lihat lukamu?’’tanya Masumi dengan kecemasan luar biasa.


Masumi mendesah lega. ‘’Untung lukanya tidak dalam, hanya goresan saja, tapi cukup membuat kamu keluar banyak darah’’. Rei segera mengambil perban dan obat juga air hangat. Masumi segera mengobati Maya.


‘’Apa yang terjadi Maya?’’tanya Rei.


‘’Tadi ketika aku baru kembali dari luar membuang sampah. Aku menemukan pintu sudah terbuka, seingatku, aku menutup pintunya dan ketika aku masuk ada orang yang sedang membongkar kamarku.’’


‘’Lalu apa yang terjadi?’’


‘’Orang itu sepertinya terkejut melihat kedatanganku, tiba-tiba saja pisau yang ia bawa menggores lenganku, lalu ia kabur’’.


‘’Apa kamu tahu siapa dia?’’tanya Masumi.


‘’Tidak, karena ia memakai topeng, jadi aku tidak melihat wajahnya’’. Tubuh Maya mulai gemetaran.Maya merasakan kalau air matanya telah membasahi wajahnya. Ia tidak ingin menangis di hadapan Masumi, tapi apa daya ia tidak dapat menahan rasa sedih dan rasa takutnya tadi karena ia hampir saja kehilangan nyawanya.

Masumi kemudian membelai pipi Maya yang basah dengan penuh perasaan. Masumi menatap Maya dengan mata lembut dan penuh cinta. Rei akhirnya menyadari kalau Masumi telah jatuh cinta kepada Maya, meskipun ia tidak mau mempercayainya. Ia pun berpamitan untuk pergi.’’Sepertinya kalian berdua butuh suasana pribadi. Aku akan pergi dulu keluar sebentar’’. Setelah pintu tertutup, suasana di apartemen kembali hening yang terdengar hanya isak tangis Maya.


Masumi mengenggam tangan Maya, lalu mengusap-usap lengan Maya untuk menghangatkan tangan gadis itu yang terasa sangat dingin.


‘’Orang itu lari tidak lama setelah kalian datang. Pak Masumi, aku takut sekali. Orang itu akan datang lagi kemari’’.


Mata mereka saling bertemu untuk beberapa saat dan Maya memandang mata pria itu yang terasa menenangkan. Masumi membiarkan jarinya menyapu bibir itu sebelum membawa tangan Maya yang sedari tadi digenggamnya ke bibirnya dan mengecupnya. Seketika tubuh Maya merinding merasakan sentuhan hangat dari bibir Masumi. ‘’Kamu tidak perlu takut lagi. Aku ada disini’’.

Masumi menyingkirkan helaian rambut yang berada diwajah Maya yang basah, lalu menarik Maya dalam pelukannya. Sekilas Maya merasa terkejut, tapi akhirnya ia meringkuk dalam pelukannya dan kehangatan tubuh Masumi yang begitu menenangkan dirinya. Maya membenamkan kepalanya di leher Masumi sambil menangis. 

Lengan Masumi semakin erat memeluknya sambil mengelus-elus punggung Maya dan Maya pun semakin merapat pada pelukan yang semakin kuat itu yang memberikannya perlindungan dan rasa aman bagi dirinya. Ia ingin Masumi terus memeluknya seperti ini selamanya. Maya terlihat,polos dan rapuh juga masih berhati  murni, manis , baik hati  pikirnya.


Maya kemudian melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada Masumi. Senyuman Maya membuat bagian bawah perut pria itu bergolak dan mengejang.Maya kelihatan begitu cantik di matanya dan ia ingin rasanya mencium gadis pujaannya itu. Bibir itu penuh, begitu merah dan merekah, tapi ia tidak berani untuk menciumnya. Ia takut jika Maya akan membenci tindakannya. Ia harus membuang jauh-jauh keinginan itu, tapi hatinya memberontak dan ia pun kalah. Keinginannya untuk mencium Maya lebih besar dari apa pun saat ini.

Ia pun mengumpulkan semua keberaniannya untuk mencium Maya, meski nantinya ia harus mendapat amarah dari Maya. “Maya...’’bisiknya dengan suara serak dan penuh hasrat.Masumi menundukkan kepalanya, ia tahu kalau ia tidak boleh melakukan ini pada Maya, tapi ia sudah tidak bisa lagi menahan rasa cintanya pada Maya. Maya duduk tidak bergerak , kini wajahnya begitu dekat Masumi .

Ia dapat merasakan setiap helaan napas pria yang ada dihadapannya dan jantungnya berdebar liar di rongga dadanya.Masumi menelusuri lekukan bibir itu dengan jarinya dan kehangatan yang di timbulkan di bibirnya membuat Maya  merinding dan mengelinjang senang.


Bibir Masumi kemudian ditekankan ke bibir Maya dengan lembut dan membuat Maya merasakan kenikmatan dari ciuman itu. Seluruh tubuhnya bergetar. Masumi semakin merapatkan tubuhnya kepada Maya  . Maya merasakan kehangatan menjalar ke seluruh tubuhnya dan ia juga nyaris tidak bernapas ketika bibir Masumi mulai bergerak menyapu bibirnya dan membiarkan Masumi  membuatnya hanyut dalam belaian dan ciuman yang diberikan kepadanya. Inilah yang diinginkan Maya sejak ia menyadari ia mencintai Masumi.  Masumi semakin memanas ketika Maya membuka mulutnya.


Masumi menggerakkan bibirnya dengan menggoda dan Maya larut dalam perasaan indah yang menyenangkan .Maya kemudian tanpa sadar melingkarkan lengannya ke leher Masumi dan membalas ciumannya dengan begitu menggebu dengan gairah dan perasaan yang mendamba. Bibir Masumi melumat bibir Maya dengan penuh percaya diri dan ciuman itu semakin lama semakin memanas saling melumat. Lidah Masumi menyusup masuk , menggodanya dan masuk keluar mulut Maya.

Masumi dapat menghirup aroma feminim yang menyegarkan ketika ia menciumi leher gadis mungilnya dengan bibirnya yang panas dan basah. Bagi Masumi Maya terlalu mengairahkannya dan mampu membangkitkan hasrat kelaki-lakiannya yang selama ini terpendam dalam dirinya.


Ia ingin terus  mengecap Maya dan merasakan tubuhnya. Masumi menghirup dalam-dalam keharuman tubuh Maya sebelum ia mencium kembali bibir Maya dengan penuh gairah yang membara. Masumi memperangkap tubuh maya semakin erat dan ia juga ingin perhatian lebih dari Maya yang bisa ia berikan kepadanya.


Maya yang menerima setiap ciuman dan belaian dari Masumi merasakan tubuhnya bergetar dengan hasrat. Ciuman Masumi begitu memabukkan dan Maya tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan tubuh dan hatinya pada pria itu. Kaki Maya terasa sangat lemas.

Andai saja ia berdiri pasti ia sudah terjatuh. Bibir Masumi masih bergerak-gerak keluar masuk mulutnya .Kemudian Masumi menelusuri wajah Maya dengan bibirnya dan Maya dapat merasakan napas panas di wajahnya. Tangan Masumi bergerak naik turun di punggungnya dengan menggila dan tangannya telah menemukan apa yang dicarinya yaitu payudaranya. 

Ia membelainya dan membuat Maya mengerang nikmat. Sementara lidahnya keluar masuk mulut Maya. Ciumannya kemudian bergerak ke bawah dan membenamkan wajahnya di dada Maya, entah bagaimana sebagian kancing baju Maya sudah terlepas dan memperlihatkan pemandangan indah di depan matanya  sehingga memperlihatkan lekukan dadanya yang penuh.Maya kali ini membiarkan Masumi menciuminya, menikmati sentuhan bibirnya dan tubuhnya.


Maya memejamkan matanya  menikmati perasaan luar biasa bahagia dapat sedemikian dekat dengan pria yang dicintainya, meskipun ia tahu, ia tidak akan mungkin dapat menikah dengannya saat ini, tapi dirinya rela melakukan apa pun supaya dapat berdekatan dengan Masumi seperti ini. Maya membalasnya ciumannya dengan penuh cinta.Masumi kembali menjelajahi mulut Maya dan kini ia merasa tidak puas kalau hanya sekedar mencium.

Ia memeluk Maya sangat erat dan mengisap lidahnya ke dalam mulutnya Gairahnya pada Maya semakin menggila. Jari-jari tangannya menjelajahi tubuh Maya, tangannya turun ke pinggul Maya yang ramping dan menangkup bokongnya agar semakin mendekati dirinya, lalu ditekankan pada kejantannya yang sudah mengeras. Maya mengerang tertahan sambil menyambut bibir Masumi dan membelai dadanya yang masih terbungkus kemeja .

Maya dapat merasakan dadanya yang bidang juga otot-otonya yang kuat.Betapa pun besarnya hasratnya pada Maya dan menjadikan Maya miliknya, ia tidak boleh melakukannya, belum saatnya batinya. Masumi masih terus melancarkan godaannya di mulut Maya dan ia harus mengakhiri semua ini sebelum dirinya lepas kendali dan melawan godaan untuk  berbuat lebih jauh terhadap Maya untuk menjadikannya benar-benar miliknya saat ini yaitu dengan menidurinya.

Tubuh Masumi bergetar saat Maya semakin merapatkan dirinya.Dengan hati tidak rela Masumi mengangkat kepalanya dan napas terengah-engah begitu pun Maya dan Masumi menghembuskan napas panjang dan berusaha menata kembali perasaan dan pikirannya yang telah diracuni oleh gairah membara . ‘’Maya...’’bisiknya dengan suara serak yang penuh hasrat. Masumi melihat ke arah dada penuh Maya yang bergerak naik turun. 

Ia menelan ludahnya membayangkan dada telanjang Maya. Ia ingin sekali mengecapnya dengan mulutnya sendiri, tapi apa daya ia harus menahan keinginannya itu dengan hanya dapat menyentuhnya saja sudah membuat hatinya melambung bahagia.


Tanpa mereka sadari kedua wajah mereka merona merah, lalu segera menjauhkan diri. Mereka berdua merasa canggung dan malu mengingat kejadian tadi. Masumi buru-buru berdiri dan merapikan jas dan rambuntnya yang sedikit berantakan.


Setelah mendapat ketenangannya kembali, Masumi lalu berkata,’’ Aku akan membawamu ke rumah Hayami. Kau dan aku akan tinggal bersama disana. Setidaknya disana kamu aman’’. Hanya itu yang terlintas dalam pikirannya sekarang saat pikirannya dipenuhi oleh hasrat kepada Maya tadi.


‘’Tinggal di rumahmu?’’


‘’Rumah ayahku, bukan rumahku’’tekannya.’’Tapi setidaknya rumah itu memberikan keamanan untukmu. Aku yakin kamu akan merasa aman disana meskipun kau harus menghadapi galaknya ayahku’’.


‘’Tapi pak Masumi....’’


‘’Tidak ada kata tapi-tapian lagi’’. Meskipun dirinya juga enggan pindah lagi kesana, tapi hanya rumah itu tempat yang aman bagi Maya sekarang , kalau bukan karena Maya , ia tidak mau pindah lagi ke rumah itu.


‘’Tinggalah bersama pak Hayami disana Maya’’kata Rei tiba-tiba. Mereka berdua terkejut.

‘’Rei....’’


‘’Yang dikatakan pak Hayami benar. Kamu akan lebih aman tinggal disana karena aku tidak dapat menjagamu selama 24 jam’’.


‘’Lihatlah! Rei juga setuju dengan usulku’’.


Maya terdiam, lalu memandang Rei, lalu tatapannya beralih ke Masumi lagi.’’Apa ayahmu tidak keberatan jika aku tinggal disana?’’


‘’Sepertinya tidak. Bahkan dia yang mengusulkan kau tinggal disana’’.


‘’Baiklah’’. Masumi dan Rei tersenyum senang, lalu Masumi memasang wajah terima kasih pada Rei .


‘’Aku harus segera pulang untuk mengurus beberapa hal sebelum kamu tinggal di rumah Hayami. Ami akan mengantarkanmu kesana’’.


‘’Aku mengerti’’.


‘’Rei, tolong jaga Maya!’’.


‘’Aku pasti akan menjaganya. Serahkan padaku!’’


Rei begitu terkejut setelah Maya kembali menceritakan kejadian tadi dengan perasaan tenang dan Rei merasa bersyukur Maya baik-baik saja. ‘’Maya, kamu harus baik-baik saja dan jaga dirimu, kalau tidak akan ada seseorang yang sangat bersedih kalau orang itu sampai kehilanganmu’’. Maya mengerutkan dahinya.


‘’Apa maksudmu?’’


‘’Nanti juga kau akan tahu sendiri’’. Rei tersenyum dan mengelus-elus kepala Maya, lalu memeluk Maya.


Disuatu tempat di Tokyo disebuah kamar yang tidak terlalu besar, asap rokok memenuhi segala penjuru kamar. Seorang pria duduk disebuah kursi santai, lalu tiba-tiba tangannya mengebrak meja yang berada disampingnya.’’Sial...’’teriaknya.’’Aku tidak dapat menemukannya. Sebenarnya kau simpan dimana benda itu Maya’’.


♪♪♪♪


Masumi membereskan semua barang-barangnya karena mulai besok ia akan kembali tinggal bersama ayahnya meskipun ia tidak menginginkannya kalau tidak memikirkan keselamatan Maya, ia terpaksa tinggal disana. Ayahnya begitu senang ketika Masumi memberitahunya akan kembali kerumah bersama dengan Maya.


Keesokan paginya Ami kembali menjemput Maya. Hari ini Maya akan disibukkan oleh latihan drama di gedung Daito.Di dalam mobil Ami terus-terusan menatap Maya dari balik kaca spion mobil.


‘’Aku sudah diberitahu oleh pak Hayami mulai hari ini kamu akan tinggal di rumah Hayami’’.


‘’Itu benar’’.


‘’Aku sangat terkejut ketika pak Hayami memberitahuku soal itu meskipun aku tidak tahu apa alasan yang sebenarnya’’.


‘’Apa pak Masumi tidak memberitahumu alasannya?’’


‘’Dia hanya bilang memikirkan keselamatanmu. Apa sesuatu yang buruk telah terjadi padamu kemarin?’’


‘’Tidak juga. Kemarin ada pencuri masuk ke apartemenku’’.


‘’Heehh...lalu?’’


‘’Saat itu aku  berada diapartemenku dan dia menyakit. Aku sendiri tidak mengerti apa yang di cari pencuri itu’’.


‘’Ini sungguh aneh bukan?’’. Ami memasang ekspresi wajah tidak terbaca.


‘’Benar. Sejak kemarin aku berusaha untuk mencari jawabannya, tapi tidak ketemu’’.


‘’Mungkin kamu mempunyai barang yang sangat berharga, tapi kamu tidak pernah menyadari kalau barang itu mempunyai nilai yang sangat tinggi’’.


‘’Entalah. Aku benar-benar tidak tahu’’.


Keduanya kembali terdiam dan yang terdengar sekarang hanya alunan musik  dari radio mobil. Ami mencengkram kuat setir pengemudi.’’Apa dia benar-benar sudah masuk ke apartemen Maya?’’tanyanya dalam hati.


Mobil memasuki area tempat parkir basement dan Maya turun.Setelah selesai memarkirkan mobilnya. Ami cepat-cepat menelepon seseorang. Dari seberang telepon terdengar suara berat seorang pria.’’Halo Ami!’’


‘’Kau. Sudah aku katakan jangan pernah menganggu Maya. Lupakan saja masa lalumu dengannya, lagi pula dia sama sekali tidak ingat’’.


‘’Mana mungkin aku bisa melupakannya gara-gara dia aku telah kehilangan semuanya. Kau ini kekasihku jadi kau harus membantuku’’.


‘’Aku tidak ingin membantumu dan sekarang aku menyukai Maya. Aku ingin putus denganmu’’.


‘’Aku tidak mau karena kau terlalu berharga untuk aku lepaskan, lagi pula kamu sudah tahu semua tentang diriku. Ingat adikmu berada ditanganku kalau kau sampai tidak membantu atau menuruti perintahku, aku akan menyakiti adikmu’’.


‘’Ternyata kau memang jahat, aku menyesal telah mengenalmu’’. Ami menutup teleponnya.’’Ami terlihat sangat kesal dan marah. Ia heran kenapa dulu ia bisa jatuh cinta kepadanya. Seharusnya ia tidak pernah tertipu olehnya. Ami begitu terkejut ketika orang itu memberitahu tentang Maya setelah ia menyanggupi sebagai managernya. Ami mendesah pasrah dan berdoa agar Maya dan adik laki-lakinya baik-baik saja.


Saat makan siang Maya bertemu dengan Koji dan ia mengajaknya untuk makan siang bersama. Maya pun akhirnya menyanggupinya. Koji begitu senang akhirnya ia dapat kembali berdekatan dengan Maya, hatinya belum rela menyerahkan Maya kepada pria lain. Mereka berdua memasuki sebuah restoran yang tidak jauh dari Daito.


‘’Bagaimana persiapan dramamu?’’


‘’Semuanya berjalan lancar dan kau?’’


‘’Semuanya lancar. Kau harus menonton pertunjukkanku. Aku sudah menyediakan tempat duduk khusus untukmu’’.


‘’Aku pasti akan datang menontonnya’’.


‘’Terima kasih’’. Tiba-tiba Koji mengenggam kedua tangan Maya yang berada di meja dan Maya terlambat untuk menghindar dan Koji menatapnya tajam.


‘’Aku hanya ingin kau tahu kalau aku masih mencintaimu’’.


‘’Koji...’’


Secara tidak sadar Koji membelai wajah Maya dan Maya hanya duduk terpaku ditempatnya. Dikejauhan dua pasang mata sedang memperhatikannya. Sepasang mata menatap marah pada keduanya dan sepasang mata menatapnya dengan binar senang dimatanya.Maya lalu menepis tangan koji.


‘’Maaf. Seharusnya aku dapat menahan diri untuk tidak menyentuhmu’’.


Maya diam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia tidak tahu bagaimana lagi ia harus menjelaskannya kalau ia hanya mencintai satu pria dan perasaannya tidak akan pernah berubah, tapi Koji tidak mau mengerti.Mereka berdua akhirnya makan tanpa ada yang bicara , suasana sangat hening sampai akhirnya mereka selesai makan.


Sore harinya Maya tiba dikediaman Hayami. Rumah besar itu terlihat sangat sepi dan juga dingin. Seorang pelayan yang bernama Naoko mengantarkannya ke sebuah kamar yang sudah dipersiapkan untuknya.’’Jika nona membutuhkan sesuatu bisa memberitahuku’’.


‘’Baik. Terima kasih’’. Maya kini berada sendirian dikamar yang besar . Ia duduk dipnggir tempat tidur sementara matanya berkelilingi menelusuri setiap bagian kamar.Sampai malam tiba Masumi belum juga datang dan akhirnya hanya Maya dan Eisuke makan malam bersama.Ia begitu terkejut ketika bertemu dengan Eisuke yang selama ini dikenalnya sebagai paman es krim. Ia merasa malu jika mengingat dirinya pernah mencaci maki Masumi di hadapannya. Pipinya kembali merona merah.’’Kuharap kau akan senang tinggal disini. Rumah ini akan kembali ramai dengan keberadaan kalian disini’’.


‘’Terima kasih sudah mengizinkanku untuk tinggal disini’’.


‘’Karena kamu, Masumi mau tinggal lagi disini. Akulah yang seharusnya berterima kasih padamu’’.


‘’Paman tidak perlu berterima kasih padaku’’.


 Eisuke diam-diam menatap Maya. Ia berpikir apa yang menarik dari Maya sampai-sampai anaknya menolak menikahi Shiori, tapi Eisuke berjanji kalau kedekatan Maya dan Masumi tidak akan berlangsung lama.


‘’Jam berapa ini kenapa Masumi belum pulang juga? Apa dia lupa kalau Maya akan datang kesini hari ini ‘’.


‘’Mungkin pak Masumi sedang banyak pekerjaan’’.


‘’Mungkin saja...’’.


Malam semakin larut, Maya menunggu dengan gelisah kedatangan Masumi.  Terdengar suara mobil terpakir di luar, Maya segera berlari menuju pintu. Ia senang akhirnya Masumi pulang.’’Pak Masumi...’’panggilnya. Masumi hanya menatap dingin Maya. Matanya terlihat gelap. Ia merasa perutnya sangat mulas ketika melihat keakraban Maya dan Koji di sebuah restoran.


            Hatinya masih marah dan cemburu melihat kedekatan Koji dengan Maya. Maya merasa kecewa, Masumi telah kembali menolaknya.Padahal kemarin sore ia begitu senang setelah apa yang mereka lakukan. Masumi yang sekarang sangat berbeda dengan Masumi yang kemarin sore. Maya merasa sedih, Masumi tidak menganggap kedekatan mereka kemarin. Mungkin bagi Masumi kemarin tidak berarti apa-apa baginya pikir Maya. Ia masih dapat merasakan hangatnya bibir Masumi di bibirnya dan juga kehangatan tubuhnya juga aroma maskulin yang segar dari tubuhnya. ’’Sebaiknya kau tidur. Ini sudah malam’’.


‘’Baik. Selamat malam!’’


Masumi menaiki tangga dengan cepat diikuti Maya dari belakang.Maya hanya menatap sedih ketika Masumi menutup kamarnya.Ia pun segera masuk ke kamarnya. Eisuke yang memperhatikan itu merasa senang kalau rencana untuk membuat mereka bertengkar berjalan lancar. Tadi siang Eisuke tidak sengaja melihat Maya pergi ke sebuah restoran bersama Masumi dan ia segera menghubungi Masumi kalau Maya pergi makan dengan pria lain. Pada awalnya Masumi tidak mau turun , tapi beberapa menit kemudian ia menemui ayahnya di lobby Daito dan memperlihatkan keakrban Maya dengan Sakurakoji.


Besok paginya Maya dibangunkan oleh suara alarm. Ia cepat-cepat bangun dan segera berpakaian.Ketika akan menuju pintu, Maya terpaku berdiri. Kepalanya terasa kembali sakit. Serpihan siluet kenangan kembali terlintas dikepalanya.Kini Maya melihat ketika dirinya masih kecil bersama seorang kakek sedang bersenda gurau dengannya,lalu berikutnya ia melihat seseorang sedang memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Maya jatuh terduduk di lantai sambil mengerang kesakitan.Perlahan-lahan nafasnya mulai teratur seiiring rasa sakit dikepala mulai menghilang.’’Siapa mereka sebenarnya?’’


Maya dikejutkan oleh suara ketukan di pintu.’’Siapa?’’


‘’Ini aku Naoko’’.


‘’Masuklah!’’


Naoko terkejut melihat Maya duduk dilantai dengan wajah pucat.’’Anda baik-baik saja?’’tanyanya sambil membantu Maya berdiri.


Maya mengangguk.’’Ayo saya bantu berdiri’’.


’’Terima kasih’’.


‘’Aku kesini untuk memberitahu makan pagi telah siap. Tuan Eisuke dan tuan Masumi sudah berada di ruang makan’’.


‘’Aku akan segera kesana’’.


Maya melihat keduanya sudah mulai makan.’’Selamat pagi!’’


‘’Pagi Maya!’’sapa Eisuke ramah. Maya mengambil tempat duduk disamping Masumi.


‘’Apa tidurmu nyenyak dimalam pertama kamu tidur disini’’.


‘’Tidurku nyenyak’’.


‘’Baguslah. Ayo makan yang banyak’’.


Maya mulai mengambil Roti panggang dan mengolesinya dengan selai stroberi.Masumi pergi begitu saja ketika ia telah menyelesaikan makan paginya. Itu membuat Maya merasa bersedih. Ia tidak tahan harus menerima ketidakperdulian dari Masumi. Selama semalaman Maya telah berpikir apa yang membuatnya marah kepadanya, tapi Maya tidak menemukan jawabannya.‘’Ada apa dengan dia? Ia sikapnya benar-benar berubah tidak seperti kemarin penuh perhatian padaku’’gumamnya.


Masumi dengan cepat telah masuk kedalam mobilnya dan telah meninggalkan halaman rumahnya. Maya menghela nafas dan akhirnya masuk kedalam rumah. Rasa kecewa dan juga kesal terlihat jelas di wajahnya.’’Kalian sedang bertengkar?’’tanya Eisuke tiba-tiba.


‘’Sepertinya begitu’’.


Eisuke tersenyum, jangan hiraukan dia, Masumi memang selalu seperti itu dingin dan tidak berperasaan.


Ami masuk dan memanggil Maya.


‘’Maya, sudah saatnya kita pergi’’.


‘’Maaf paman aku harus segera pergi’’.


‘’Hati-hati dijalan!’’


Eisuke pergi ke ruang kerjanya dan ia menelpon seseorang.’’Terus perhatikan gerak-gerik Maya dan juga Masumi’’.Eisuke langsung menutup teleponnya kembali.


♪♪♪♪


Masumi datang dengan wajah kaku dan dingin.Mizuki sudah bisa menebak kalau saat ini Masumi sedang ada masalah yang berhubungan dengan Maya. Ia memberikan beberapa laporan mengenai para pemain drama romance Yamato Nadeshiko padanya. Ia membaca laporan itu dengan cepat.


‘’Eiji Ashley.....ternyata dia pria yang tampan juga’’. Ada nada cemburu dalam perkataannya.’’Ia salah satu aktor yang bagus . Ibu berdarah Jepang dan ayahnya berdarah Amerika’’gumamnya. Masumi melihat foto orang tua Eiji dan foto ibunya menyedot perhatiannya.’’Masih muda dan cantik, tapi sepertinya aku pernah melihat wajah ini dimana ya? Wajah ini sudah tidak asing lagi bagiku’’. Masumi mencoba berusaha mengingat-ingat, tapi ia sama sekali tidak dapat mengingatnya.


Masumi lalu menutup laporannya dan pergi meninjau kembali latihan pementasan drama Genji monogatari yang dibintangi oleh Sakurakoji. Mizuki mengikutinya dari belakang.Disana ia memandang kesal Koji. Rasa marah dan cemburu masih ada dihatinya.


‘’Selamat siang pak Hayami!’’sapa Koji.


‘’Siang!’’jawabnya dingin.


‘’Besok adalah pementasan perdana aku ingin kau melakukan yang terbaik, kalau sampai gagal mungkin kau akan kupecat sebagai aktris Daito’’.


‘’Tenang saja pak Hayami. Saya tidak akan membuat pementasan ini gagal, pasti akan berjalan dengan sukses. Saya akan mengeluarkan seluruh kemampuanku’’.


‘’Bagus’’. Masumi baru saja melangkah pergi ketika Sakurakoji memanggilnya. Masumi berbalik.


‘’Pak Hayami, aku tidak akan menyerah terhadap Maya. Tidak menutup kemungkinan Maya tidak mencintai Anda lagi dan saya bersedia menjadi kekasih penggantinya. Mungkin saja Maya hanya mencintai Anda karena terbawa oleh perasaan’’jawab Koji tidak mau kalah dan ia telah menyatakan peperangan dengan Masumi.


Masumi tidak menyangka Sakurakoji mengetahui perasaan sebenarnya terhadap Maya.’’Kenapa kamu mengatakan itu padaku?’’


‘’Saya tahu dan sudah curiga jika Anda sudah jatuh cinta kepada Maya. Saya pernah melihat kalian berdua berpelukan di pelabuhan’’. Masumi terhenyak kaget, tidak menyangka kejadian itu akan di lihat oleh Sakurakoji. ’’Maya belum menjadi milik Anda pak Hayami. Maya masih menjadi wanita bebas, jadi saya juga berhak dan mengharapkan cinta darinya. Permisi!’’


Masumi dibuat terheran-heran oleh perkataannya. Masumi terlihat kesal dan marah. Kedua tangannya dikepalkan dengan kuat.Setelah ia tidak lagi melihat Koji, ia pergi dari tempat latihan itu.


Sementara itu Maya berada di studio sedang berlatih drama kadang-kadang ia merasa tidak nyaman dengan tatapan iri Ryoko Matsunaga yang berperan sebagai adiknya, tapi Maya berusaha untuk tidak memperdulikannya, bahkan ketika ia mengatakan kalau dirinya lebih cantik dari Maya dan Ryoko juga mengatakan kalau Maya mendapatkan peran utama karena ia telah menyuap produser drama ini.Maya berusaha menahan diri untuk tidak marah padanya, ia pun lebih memilih diam.


Jam demi jam telah berlalu, akhirnya Maya telah selesai latihan dan ketika ia akan pulang, ia mendapat pesan dari Masumi yang menunggunya di parkiran basement. Seketika binar matanya terlihat senang.Maya cepat-cepat pergi kesana.Disana Masumi telah menunggunya.


‘’Pak Masumi....’’


‘’Masuklah! Kita pulang bersama’’katanya masih dengan suara dingin. Setidaknya hari ini dirinya dapat pulang bersama-sama dengannya.


‘’Apa pekerjaan Anda sudah selesai? Tidak biasanya Anda pulang secepat ini’’.


‘’Kebetulan hari ini pekerjaanku tidak banyak. Aku bisa mengerjakan sisa-sisa pekerjaan yang tidak terlalu penting di rumah’’.


Masumi tiba-tiba merangkul pinggang Maya dan adegan itu terlihat oleh Ryoko.’’Maya dan pak Hayami, apa tidak salah?’’gumamnya dengan wajah terkejut. Ryoko melemparkan pandangan kesal pada Maya.’’Kau wanita tidak tahu malu Maya. Jadi begini caranya supaya kamu mendapatkan pemeran utama dalam drama kali ini’’ gumamnya. Ryoko masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat parkir dengan perasaan kesal yang tidak tertahankan.


♪♪♪♪


Mobil yang dikendarai oleh Masumi berlawanan arah menuju rumahnya. Tidak lama kemudian mereka berdua telah tiba di sebuah restoran yang cukup mewah dengan dilatari pemandangan alam karena restoran itu jauh berada dari pusat kota. Lembayung senja telah melarutkan bayangan.


Cahaya bulan mulai bersinar terang menyuguhkan langit yang begitu indah berhiaskan cahaya bintang yang memancarkan penuh cinta. Suasana romantis pun sekejap tercipta diantara mereka berdua. Masumi mulai mengenggam kedua tangan Maya dan menatapnya mesra. Maya merasakan debaran jantungnya semakin kuat dan tubuhnya terasa lemas ketika Masumi menatapnya seperti itu.


Wajahnya pun merona merah dan Maya pun teringat dengan kejadian di apartemennya. Ia tidak akan pernah melupakan sentuhan dan ciuman Masumi sampai sekarang pun ia masih bisa merasakan kehangatan bibir Masumi di bibirnya, tapi sedetik kemudian wajahnya kembali muram karena selama seharian ini Masumi merasa tidak acuh kepadanya. ’’Maya...’’panggilnya dengan suara terlembut yang pernah ia dengar. Masumi semakin erat mengenggam tangan Maya.’’Maafkan aku!’’


‘’Kenapa Anda minta maaf?’’


‘’Karena tadi aku sudah bersikap dingin dan tidak acuh kepadamu, itu karena aku marah kamu dekat dengan pria lain’’. Maya duduk dengan wajah kebingungan.


Masumi menghela nafas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Malam ini ia bertekad untuk menyatakan perasaannya pada Maya. Masumi mengepalkan salah satu tangannya jika ia mengingat perkataan Sakurakoji, jika ia akan merebut Maya dari sisinya. Tapi sekarang setelah menatap Maya , keberaniannya kembali surut. Napasnya menjadi tidak terartur karena merasa gugup, debaran jantunganya berdetak tidak beraturan.Ia takut Maya akan menolaknya.


‘’Pak Masumi....’’. Maya menatapnya dengan wajah meminta penjelasan dari Masumi.

Masumi memejamkan matanya.’’Aku cemburu melihat Sakurakoji terlalu akrab denganmu, Maya’’.


‘’Haahh...’’. Maya masih tidak percaya kalau Masumi mengatakan cemburu pada Sakurakoji. Hati Maya terasa senang dan juga berdebar-debar.


‘’Aku mencintaimu Maya Kitajima’’.


Maya duduk terpaku di kursinya. Jantungnya seakan terhenti dan ia tidak percaya apa yang sudah Masumi katakan kepadanya. Rasanya tidak mungkin Masumi akan jatuh cinta kepadanya, bukankah dia sudah memiliki wanita yang disukainya?


‘’Apa yang Anda katakan padaku tadi?’’


‘’Haruskan aku mengatakannya lagi padamu? Kau tahu sungguh sulit mengatakan hal itu kepadamu dan sekarang kamu menyuruhku untuk mengatakannya lagi’’.


 ‘’ Aku dengar, tapi tidak terdengar dengan jelas. Aku ingin mendengarnya sekali lagi’’pinta Maya.


‘’Tidak mau’’jawabnya ketus.


‘’Ayolah pak Masumi. Katakan sekali lagi!’’.


Masumi menghela nafas panjang.’’Baiklah! Pasang telingamu baik-baik’’. Masumi mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Maya. ‘’Aku mencintaimu......mencintaimu....mencintaimu....mencintaimu’’. Maya merasa senang mendengarnya dan wajahnya kembali merona merah. Maya sama sekali tidak menyangka kalau Masumi akan mencintainya. Ia begitu bahagia saat Masumi mengatakan cinta padanya. Hatinya diselimuti oleh kebehagaian dan kehangatan dalam hatinya menjalar ke pipinya. Ia tidak akan pernah melupakan hari ini , hari paling bahagia dalam hidupnya sekarang.


‘’Apa sekarang sudah terdengar jelas?’’tanya Masumi dengan wajah yang merona merah dan debaran jantungnya berdebar tidak karuan.


‘’Aku mendengarnya sangat jelas sekali’’jawab Maya sambil tersenyum lebar.


‘’Jadi apa jawabanmu?’’


Maya membisikkan sesuatu kepadanya.’’A-ku ju-ga men-cin-tai-mu Ma-su-mi Ha-ya-mi’’. Wajahnya kembali merona. Masumi tersenyum senang mendengarnya, lalu langsung memeluk Maya dengan erat. Setelah ia duduk disamping Maya. ‘’Terima kasih. Aku sangat senang’’.Tubuh Masumi semakin merapat dan Maya dapat merasakan kembali kehangatan tubuhnya yang pernah ia rasakan pertama kali saat berada di kapal Astoria dan juga ketika berada di apartemennya.


‘’Pak Masumi, banyak orang yang melihat kita’’.


‘’Tidak perlu memperdulikan mereka’’katanya sambil terus memeluk erat Maya.


‘’Tapi..tapi bagaimana kalau ada yang menggosipkan kita?’’


‘’Biarkan saja.Aku tidak perduli. Biar saja mereka tahu kalau kau sekarang adalah kekasihku’’.


‘’Kekasih?’’. Kata-kata itu menjadi terasa asing baginya, tapi ia juga senang Masumi menyebut dirinya sebagai kekasihnya.


‘’Pak Masumi terima kasih sudah mau mencintaiku. Aku sangat senang’’.


Maya kemudian mengecup pipi Masumi. Ia tersipu malu dan hidungnya kembang kempis, lalu ditatapnya Masumi dengan mesra. Binar cinta terpancar kuat dari mata gadis mungil itu.


‘’Pak Masumi...’’kata Maya malu-malu masih dengan wajah merona merah.


Masumi hanya terpaku ditempat tidak bergerak sama sekali setelah mendapatkan kecupan dari Maya.Ia menelan ludahnya tidak kentara.Masumi menatap Maya begitu intens.’’Maya...’’gumamnya.Debaran jantungnya berdetak semakin cepat. Perlahan-lahan ia menyentuh pipinya. Ada perasaan hangat dan bahagia menjalar kesuluruh tubuhnya.Perlahan-lahan kepalanya menunduk dan mengecup bibir Maya dengan lembut.


Ryoko yang telah berada di restoran yang sama begitu terkejut melihat pemandangan yang ada di depan matanya dan ia memekik kaget.’’ OH MY GOD! Itu kan Maya dan pak Hayami. Rupanya mereka memang mempunyai hubungan khusus. Maya kau wanita murahan demi mendapatkan pemeran utama , kau menggoda pak Hayami. Pantas saja pak Hayami memutuskan hubungannya dengan tunangannya dan ternyata itu adalah karena kau Maya. Sialan! Lihat saja nanti! Aku tidak akan membiarkanmu menikmati semua ini’’gerutunya kesal.


Ryoko segera pergi dari sana setelah mengambil beberapa gambar dari mereka yang sedang berciuman. Ia pun tersenyum licik. Ryoko tidak menyangka akan bertemu dengan mereka di restoran itu. Ia datang kesana untuk bertemu dengan teman kencannya, tapi setelah melihat kemesraan yang ditujukan oleh Maya dan Masumi, ia sama sekali tidak ada keinginan lagi untuk bertemu dengan teman kecannya.


Masumi melepaskan ciumannya dan ia menyentuh wajah Maya dan menatapnya lembut penuh cinta membuat Maya sedikit terhenyak.


‘’Kau adalah satu-satunya wanita yang mampu melelehkan hatiku yang sedingin es. Kehadiranmu telah memberikan banyak warna dalam hidupku, kau juga adalah satu-satunya orang yang membuatku mengenal cinta yang sebelumnya sama sekali tidak pernah kurasakan. Aku bersyukur dapat di pertemukan denganmu dan aku tidak dapat membayangkan bagaimana hidupku tanpa kehadiranmu di sini’’.Masumi kembali menyentuhkan tangannya pada wajah Maya. Maya merasa senang mendengarnya dan hendak menangis karena bahagia. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Masumi akan mencintainya sedalam itu.Maya mengenggam tangan Masumi diwajahnya.


            ‘’Pak Masumi, terima kasih sudah mau mencintaiku’’.


            ‘’Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena mau menerima perasaanku padamu. Aku janji akan selalu membuat hidupmu bahagia Maya kekasihku’’.Maya mengangguk pelan.


            ‘’Aku percaya’’.


 ‘’Terima kasih sayang’’. Masumi mengelus wajah Maya yang masih tersipu malu.


Eisuke menunggu kepulangan Masumi dan Maya dengan gelisah. Ia merasa kalau mereka berdua sedang pergi bersama. Tidak lama kemudian terdengar suara mobil dan ia merasa lega ketika keduanya sudah pulang.’’Kalian berdua dari mana saja?’’


‘’Kami makan malam bersama’’jawab Masumi sambil merangkul Maya. Eisuke menyadari kalau Masumi dan Maya sudah berbaikan kembali dan ia tidak menyukainya. Ia akan berusaha untuk mencari cara lagi agar mereka bertengkar kembali dan pada akhirnya mereka saling membenci lagi seperti dulu. ‘’Masumi, aku akan membuatmu menikahi Shiori. Aku tidak rela jika harus mengalami kerugian besar demi Maya’’bisik hatinya.Sinar matanya berkilat penuh rencana.

‘’Ayah, aku dan Maya mau beristirahat dulu. Selamat malam!’’


‘’Selamat malam paman!’’


‘’Malam!’’


Eisuke memperhatikan keduanya menaiki tangga saling memeluk satu sama lain dan tatapan keduanya begitu mesra. Baru kali ini ia melihat Masumi dengan ekspersi wajah bahagia seperti itu.’’Hanya Shiori yang cocok untuk menjadi menantuku. Aku harus cepat-cepat bertindak sebelum mereka menjodohkan Shiori dengan pria lain’’.Eisuke berpikir kalau Maya berharga menjadi seorang aktris karena dia, Daito selalu mendapatkan keuntungan besar setelah suksesnya pementasan bidadari merah, tapi Maya tidak akan pernah memberikan kekuasaan di bidang bisnis untuk Masumi dan juga keluarga Hayami hanya Shiori yang dapat memberikannya.


Masumi melepaskan pelukannya ketika mereka sampai di depan kamar Maya, lalu ia mengecup ringan kening Maya.’’Istirahatlah!’’


‘’Kau juga’’. Maya lalu memeluk Masumi, lalu melonggarkan pelukannya kemudian menatap kekasihnya.’’Mimpikan aku...’’. Masumi tersenyum dan mengacak-acak rambut Maya.’’Tentu. Kau juga harus memimpikan aku’’.


‘’Akan kuusahakan. Selamat malam Masumi!’’


‘’Selamat malam sayang!’’. Setelah melihat Maya masuk ke kamarnya, Masumi pun segera masuk ke kamarnya.


♪♪♪♪


Kicauan suara burung membangunkan Maya dari tidurnya yang nyenyak semenjak ia tinggal di rumah Hayami. Maya tersenyum berseri ketika ia melihat Masumi baru saja keluar kamarnya dengan sudah berpakaian rapi.Hatinya masih sering berdebar tidak karuan saat bertemu pandang dengan kekasihnya Masumi Hayami. Masumi memeluknya bagai melepas kerinduan yang teramat dalam.Dipeluknya dengan segenap cinta.’’Pagi sayang!’’


‘’Pagi!’’. Rona pipi Maya yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Maya sangat menyukainya, tidak ada salahnya ia ingin selalu diperhatikan dan sedikit dimanjakan oleh Masumi. Mereka berdua turun langsung masuk ke ruang makan. Seperti biasa Eisuke selalu tiba disana terlebih dahulu. Pria tua itu sedikit kesal dengan kedekatan dan kemesraan yang mereka tunjukkan.


Selesai makan pagi, Maya mengantarkan Masumi sampai pintu depan.’’Kau tidak akan pergi bersama denganku?’’


 ‘’Tidak. Ini masih terlalu pagi untuk pergi kesana. Ami akan segera datang menjemputku’’.


‘’Baiklah! Kau harus pulang bersama denganku nanti’’.Maya menganggukan kepalanya.


Sebelum pergi Masumi mengecup kening Maya, lalu masuk ke dalam mobil.’’Hati-hati di jalan!’’. Masumi melihat Maya melambaikan tangannya dengan senyuman termanis yang pernah ia lihat. Hatinya diselimuti oleh kehangatan dan juga cinta. Ia sudah tidak sabar untuk menjadikan Maya sebagai istrinya.Masumi mengeluarkan sebelah tangannya dan membalas lambaian tangan Maya. Setelah mobil itu hilang dari hadapannya, Maya kembali masuk.Ia terkejut melihat Eisuke berada di pintu depan.’’Paman...’’


‘’Maya, ayo ikut aku!’’. Eisuke membawanya kesebuah taman.


‘’Apa kau sangat mencintai Masumi?’’tanyanya tiba-tiba. Wajahnya memerah, lalu mengangguk pelan.


‘’Kenapa kau mencintainya? Bukankah dia adalah pria yang kau benci sebelumnya’’.


‘’Saya juga sendiri tidak tahu kenapa bisa sangat mencintainya. Saya tidak bisa memberikan alasannya’’.


‘’Aku mengerti, tapi kau belum cukup mengenalnya’’.


‘’Saya tahu’’.


‘’Masumi itu adalah pria yang banyak disukai oleh banyak wanita, tapi ia selalu menolak setiap kali ada wanita yang menyatakan cinta kepadanya. Sejak dulu bahkan sampai sekarang, tapi itu tidak berlaku padamu.Masumi sangat tergila-gila padamu. Aku tidak tahu apa yang telah kamu lakukan padanya sehingga ia sangat mencintaimu. Tapi aku harap kau jangan terlalu percaya padanya Maya mungkin suatu hari nanti Masumi akan benar-benar meninggalkanmu’’.


‘’Apa maksud paman?’’


‘’Maksudku mungkin suatu hari Masumi akan merasa bosan padamu, lalu meninggalkanmu begitu saja. Kau tahukan laki-laki, jika merasa dirinya bosan dengan seorang wanita pasti akan mencari wanita lainnya yang lebih cantik’’.


‘’Dia bukan orang seperti itu. Aku sangat percaya padanya’’.


‘’Kamu kan begitu mengenalnya. Kau hanya mengenal Masumi yang kau lihat sekarang. Sebaiknya kau jangan terlalu percaya padanya atau kau sendiri nantinya yang akan tersakiti’’.


Mendengar perkataan Eisuke Maya menjadi sedikit resah yang dikatakannya memang ada benarnya, ia belum begitu mengenal sosok kekasihnya itu. Tapi ia berusaha untuk menenangkan keresahannya dan tetap percaya pada Masumi kalau ia tidak akan pernah mengkhianati cintanya.’’Aku sarankan jangan terlalu percaya padanya. Ada kemungkinan besar dia akan mengkhianatimu.


Sekarang lihat apa yang terjadi dengan Shiori. Masumi mengkhianati cinta Shiori denganmu. Sebelum ia mencintaimu, Masumi begitu memperhatikan Shiori dan tidak mungkin kalau diantara mereka berdua tidak ada cinta yang tumbuh, lalu ia merasa bosan dengan Shiori dan jatuh cinta padamu, akhirnya ia mencampakkannya begitu saja’’. Maya hampir termakan oleh perkataan Eisuke. Perlahan-lahan ada sedikit keraguan muncul dihatinya. Tiba-tiba Ami muncul dan mencairkan keheningan.’’Maya, sudah saatnya kita pergi’’.


‘’Maaf paman aku harus pergi’’.


‘’Baik. Hati-hati dijalan!’’. Eisuke tersenyum senang. Rencana untuk menjelek-jelekkan Masumi dihadapannya berhasil.Ia pun segara menghubungi Shiori.


Di dalam mobil Maya tampak gelisah dan memikirkan perkataan Eisuke dan ia berusaha untuk tidak memperdulikannya karena ia percaya sepenuhnya pada Masumi.’’Maya, kamu baik-baik saja? Apa ada yang menganggu pikiranmu’’.


‘’Tidak ada’’.


Mobil terpakir tepat didepan pintu masuk di kediaman Hiroko Takamura guru seni merangkai bunganya. Hari ini Maya ada ujian untuk merangkai bunga. Ia pun merasa gugup. Di ruangan besar dan terbuka itu Hiroko menyambutnya dengan ramah dan tersenyum penuh keibuan. Maya pun mulai merangkai bunga.Satu jam telah berlalu dan hasil rangkaian bunganya sudah selesai.’’Sepertinya kau sudah banyak kemajuan , itu bagus’’.


‘’Benarkah?’’


‘’Benar. Kalau kamu sering banyak latihan pasti bisa meskipun masih ada banyak bunga yang tidak serasi , tapi ini sudah lebih baik dari yang sebelumnya.Pelajaranku hari ini sudah selesai. Kamu boleh pulang’’.


‘’Terima kasih atas bimbingannya. Saya permisi dulu’’.


Hari telah sore ketika Maya sampai di gedung Daito. Ia pun segera pergi ke ruang latihan. Disana ia mendapatkan tatapan dingin dari sebagian para pemain terutama tatapan dingin Ryoko yang begitu menusuk hatinya. Ryoko mendekatinya, lalu menamparnya dengan keras.’’ Kau adalah wanita murahan. Kamu rela memberikan tubuhmu kepada pak Hayami demi mendapatkan peran Hikaru. Itu tidak adil’’. Semua orang yang ada berada disana memandangi keduanya dan terdengar bisikan-bisikan.


‘’Jangan sebut aku seperti itu karena aku tidak seperti yang kamu pikirkan sekarang’’ balas Maya.


‘’Lalu apa yang aku lihat kemarin malam’’. Ryoko melempar banyak foto ke hadapan Maya dan Maya terkejut melihat foto-foto itu.


‘’Ini....’’katanya dengan wajah terkejut, lalu tatapannya beralih pada Ryoko.


‘’Apa kamu mau menyangkalnya?’’


‘’Aku bisa menjelaskan semua ini. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Percayalah padaku!’’ kata Maya dengan mata berkaca-kaca.


‘’Semua orang sudah tahu wanita seperti apa dirimu’’.


Ryoko dan beberapa orang yang terlibat dalam drama ini mengajukan protes kepada sutradara dan menyuruh Maya untuk mundur dan pemeran Hikaru supaya peran itu diberikan kepada Ryoko karena menurut mereka Ryoko yang cantik dan anggun lebih pantas memerankannya dari pada Maya.


Cepat-cepat Ami membawa Maya ke tempat yang lebih aman dan menghibur Maya.’’Aku akan membicarakan hal ini kepada pak Hayami dan tidak perlu kamu perdulikan perkataan Ryoko. Dia itu sangat iri padamu’’.


‘’Apa aku salah jika aku mencintai pak Hayami?’’. Maya menghapus air matanya yang mulai berjatuhan.


‘’Sama sekali kamu tidak salah. Kamu berhak mencintainya’’. Ami memeluk Maya dan mengelus-elus punggungnya sampai Maya berhenti menangis.


♪♪♪♪


Masumi marah besar ketika Ami memperlihatkan foto dimana dirinya tengah mencium Maya. Ia membanting foto itu ke lantai. Mizuki dan Ami merasa ketakutan melihat Masumi yang sedang marah-marah.’’Di mana Maya sekarang?’’


‘’Ada di ruang ganti’’jawab Ami.


‘’Aku akan membawanya pulang sekarang. Tolong bawa dia ke mobilku! Dan kau Mizuki, tolong urus masalah ini jangan sampai foto-foto itu tersebar secara luas lagi’’.


‘’Sepertinya itu tidak mungkin pak Hayami’’kata Ami.


‘’Kenapa?’’


‘’Saya rasa semua orang yang ada di Daito sudah mengetahuinya. Saya mendengar mereka membicarakan Anda dan Maya’’.


‘’Ini benar-benar sudah keterlaluan’’teriaknya.’’Aku tidak akan membiarkan mereka mencemarkan nama Maya. Aku harus segera melakukan sesuatu untuk menjernihkan masalah ini’’.


Mizuki mengangkat tangannya.’’Iya Mizuki’’.


‘’Saya rasa sebaiknya Anda memberitahu mereka kalau Anda dan Maya sudah menjadi sepasang kekasih. Mungkin kejadian ini ada baiknya buat kalian berdua sehingga mereka dapat mengetahui hubungan asmara antara Anda dan Maya. Bukankah Anda tidak bermaksud untuk menyembunyikan hubungan kalian lama-lama bukan?’’


‘’Aku memang bermaksud memberitahu semua orang tentang hubungan kami, tapi tidak sekarang. Aku berencana setelah Maya menyelesaikan syuting dramanya’’.


‘’Tapi keadaannya sudah lain sekarang. Mereka memprotes Maya supaya mundur, jika Anda terus diam, mungkin Maya akan kehilangan perannya dalam drama itu.


‘’Saya setuju apa yang dikatakan oleh Mizuki’’kata Ami.


Masumi menatap mereka satu persatu.’’Baiklah, tolong urus konferensi pers untukku’’.


‘’Baik pak Hayami’’. Mizuki keluar ruangan begitu juga dengan Ami.


Ami menunggu Masumi di depan mobil, sedangkan Maya telah duduk di dalam mobil. Tidak lama kemudian Masumi datang dan langsung duduk merapatkan diri dengan Maya dan membuat Maya merasa gugup dan canggung. Masumi pun menyadari kegugupan dan kecanggungan Maya terhadap dirinya.

Ia pun merasakan hal yang sama. Masumi bertekad tidak akan pernah melepaskan Maya lagi apa pun yang terjadi karena ia sudah menunggu selama 7 tahun untuk bisa mendapatkannya.Lengan kiri Masumi direntangkannya di belakang kepala Maya dan menariknya dalam pelukannya. Ami melihat tingkah atasannya melalui kaca spionnya dan dia terkejut ketika Masumi membalas tatapan Ami. Akhirnya Ami kembali berkonsentrasi mengemudi. Berkali-kali Masumi mengecup kepala Maya dan melingkarkan tangan kanannya di tubuh Maya.


‘’Pak Masumi, jangan seperti ini’’. Maya berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Masumi dengan jantung yang berdegup kencang.


‘’Biarkan saja Maya. Aku sedang ingin memelukmu seperti ini’’. Maya pun tidak bisa apa-apa dalam dekapan erat Masumi. Ia mendekapnya begitu erat seolah-olah dia tidak ingin Maya pergi dari sisinya lagi. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa ada Maya disisinya. Dikecupnya sekali lagi kepala dan telinga Maya kemudian berkata’’ Aku sangat mencintaimu Maya’’, lalu mendekap Maya lebih erat lagi.


‘’Aku juga sangat mencintai Anda pak Masumi’’. Masumi tersenyum bahagia.


‘’Maya sayang jangan kamu perdulikan perkataan orang padamu hari ini . Aku akan mengurus segalanya dan kamu tidak perlu mendapatkan tatapan cemooh dari orang-orang. Aku tidak ingin gara-gara diriku , kamu terusir dari drama itu’’. Maya mendongkakkan wajahnya menatap Masumi.


Masumi membelai wajah Maya dengan punggung jarinya.’’Semua akan baik-baik saja sayang. Aku janji’’.


♪♪♪♪


Keesokan paginya Masumi melakukan konfrensi pers mengenai hubungannya dengan Maya dan mereka yang mendengarnya ikut terkejut. Di sana Masumi mengatakan ia begitu mencintai Maya sudah lama sebelum ia bertunangan dengan Shiori . Masumi juga mengatakan keputusannya untuk memberikan peran utama kepada Maya bukan karena ia kekasihnya, tapi karena kepintaran Maya dalam berakting. Menurutnya Maya pantas mendapatkan peran ini dan keputusan ini juga sudah disetujui oleh beberapa jajaran direksi lain dan juga oleh Eisuke Hayami selaku pimpinan tertinggi di Daito.


Setelah mengatakan apa yang dikatakannya Masumi pun pergi dengan diburu oleh banyak wartawan. Sesampainya di kantor Masumi menghempaskan diri di sofa. Ada perasaan lega dihatinya, sekarang ia tidak akan secara sembunyi-sembunyi lagi menunjukkan kemesraannya dengan Maya.


‘’Mizuki, tolong panggilkan Ryoko Matsunaga kemari. Aku ingin bicara dengannya’’.


‘’Baik pak Hayami’’.


Tidak berapa lama Ryoko dengan anggun dan percaya diri memasuki kantor Masumi. Ia berdiri di depan Masumi.


Masumi mendongkakkan wajahnya ke Ryoko masih dengan memegangi sebuah dokumen di tangannya. Ryoko memang sangat cantik pikir Masumi dan sifatnya sungguh buruk. Ia mengingatkannya pada seseorang yang ia kenal. Ia menatap lekat-lekat Ryoko dengan wajah dingin. Wanita ini seperti Shiori pikirnya.


Ryoko tampak gugup di bawah tatapan mata gelap Masumi yang dingin. Tangannya mencengkeram kuat tas tangannya.


‘’Aku menyuruhmu datang kesini untuk memperingatkanmu supaya kamu tidak menyebarkan gosip yang dapat merugikan Maya lagi, kalau tidak aku akan benar-benar mengeluarkanmu dari drama ini dan aku menjamin kamu tidak akan lagi bisa berakting. Aku pastikan tidak akan ada yang menerimamu lagi’’katanya dengan nada kesal.’’Sekarang pergilah!’’


Ryoko pergi dengan berlari sambil menangis. Mizuki yang melihatnya merasa terheran-heran yang diikuti oleh gelengan kepalanya. Pasti pak Hayami sudah melakukan sesuatu yang membuatnya menangis pikirnya.


♪♪♪♪


Maya terlihat lelah , ia pun masuk ke dalam kamarnya.Ia terkejut di dalam kamarnya mendapati seseorang  duduk dengan tenang yang menantinya di sana.


‘’ Pak Masumi...’’.


Masumi tersenyum lembut, lalu mengulurkan salah satu tangannya.’’Ayo sayang, kemarilah!’’


Masumi menarik Maya untuk duduk disampingnya, lalu tangannya membelai kepala Maya.’’Kau pasti lelah, itu terlihat diwajahmu’’.


‘’Aku memang lelah. Ternyata menjadi seorang aktris tidak mudah’’.


‘’Tentu saja menjadi aktris itu tidak mudah apa lagi menjadi aktris yang hebat’’.


Maya menatap kekasihnya dengan pandangan tanda tanya.’’Lalu apa yang kamu lakukan disini ?’’


‘’Aku? Tentu saja aku kesini untuk menemuimu. Apa lagi setelah yang terjadi akhir-akhir ini. Aku mencemaskanmu’’. Tanpa Maya sadari tangan Masumi sudah melingkar di pinggangnya dan memeluknya erat . Hidung dan bibirnya menjelajahi setiap lekuk wajahnya.Maya dapat merasakan hembusan napas panas dikulit wajahnya.’’pak Masumi...’’


‘’Hmmmm....panggil aku Masumi’’


‘’ Tapi....baiklah. Masumi’’. Wajahnya sedikit merona merah.


‘’Apa?’’tanyanya sambil terus menjelajahi wajah Maya dengan bibirnya.


‘’Aku senang akhirnya mereka tahu tentang hubungan kita yang sebenarnya, tadi aku sempat khawatir mengenai konfrensi pers itu, tapi syukurlah semuanya baik-baik saja meskipun aku masih menjadi bahan pembiacaraan di sana. Mereka terus menatapku seakan-akan mereka tidak percaya kalau aku adalah kekasih Anda. Bahkan dia diantara mereka ada yang berani menanyakan apa yang membuat Anda jatuh cinta kepadaku karena aku tidak cantik dan tidak anggun seperti orang lain. dan memandangku dengan tatapan iri’’.


‘’Jangan perdulikan perkataan mereka. Meskipun kata orang kamu tidak cantik, tapi bagiku kamu sangat cantik’’.


Maya langsung menatap Masumi.’’Benarkah?’’


Masumi tersenyum lembut sambil membelai wajah Maya dengan punggung tangannya.’’Tentu’’. Bibir mungil Maya yang merah segar langsung dikecup lembut oleh Masumi. Ketika ciuman mereka semakin memanas bahkan Masumi sudah melepaskan sebagian kancing baju Maya terdengar sebuah ketukan yang membuatnya terlonjak kaget. Cepat-cepat mereka merapikan diri.’’Masuk!’’kata Maya.


Naoko muncul di balik pintu sambil membawa selimut bersih untuk Maya dan wajahnya merona merah.’’Maaf ! Apa kedatanganku mengganggu kalian?’’


‘’Tidak...tidak kedatanganmu tepat waktu’’ kata Masumi meskipun ia sedikit kecewa.’’Maya butuh istirahat dan sudah waktunya untuk tidur’’. Sebelum pergi Masumi mengecup kening Maya dan berbisik di telinganya.’’ Malam ini kamu akan berada dalam daftar teratas dalam mimpiku lagi. Aku sangat mencintaimu’’. Masumi mengecup telinga Maya.’’Selamat malam!’’.


‘’Malam!’’. Maya memperhatikan Masumi sampai menghilang dibalik pintu, lalu ia naik ketempat tidur dan Naoko membantu menyelimutinya.


♪♪♪♪


Keesokan sorenya Maya dan Masumi pergi bersama-sama menuju gedung teater x untuk menonton pementasan Genji Monogatari. Mereka keluar dari mobil.


 ‘’ Ayo Maya!’’. Masumi meraih tangan Maya dan tentu saja kedekatan mereka berdua tertangkap lagi oleh Ryoko di parkiran basement. Selama beberapa detik ia memperhatikan Maya yang begitu dekat dengan direktur muda dan tampan. Rasa iri kembali terlihat dari raut wajahnya. Ia pun pergi mendahului mereka dengan perasaan kesal.


‘’Masumi, sebenarnya Koji sudah memberikan aku tiket khusus untukku dan sepertinya kita nanti tidak akan duduk bersama’’. Masumi kembali terlihat cemburu nama Koji disebut apa lagi sudah memberikan tiket khusus pada Maya.


‘’Kita akan tetap duduk bersama nanti. Kamu tidak akan duduk dikursi yang sudah disediakan Koji untukmu’’. Maya merasa genggaman tangan Masumi semakin erat.Ia tahu saat ini kekasihnya sedang cemburu.


Ketika mereka sampai gedung sudah dipenuhi oleh pengunjung, tapi Maya , Masumi dan Mizuki lewat pintu belakang karena pasti orang-orang akan mengenali  mereka .Masumi kemudian memisahkan diri dan berbicara dengan beberapa staf yang terlibat. Maya berjalan keliling melihat-lihat suasana panggung dari belakang. Ia ingin sekali kembali berdiri di atas panggung.’’Maya...’’panggil seseorang.


‘’Koji....’’


‘’Aku senang kamu datang’’.


‘’Tentu saja aku datang. Aku tidak mungkin tidak menonton pertunjukkanmu’’.


‘’Setelah selesai pementasan kami akan mengadakan perayaan kecil-kecilan, kau mau ikut bergabung dengan kami?’’


‘’Maaf Koji aku tidak bisa. Lain kali saja’’. Koji terlihat sangat kecewa.I tahu sekarang Maya sudah menjadi kekasih resmi Masumi. Dirinya sungguh kecewa ketika melihat Masumi mengumumkan hubungannya dengan Maya, apa lagi setelah melihat foto dimana Masumi tengah mencium Maya yang ia lihat di ponsel salah satu temannya.


‘’Maya sudah ada janji denganku malam ini’’kata Masumi tiba-tiba dari arah belakang dan langsung merangkul Maya seolah ia menyatakan kalau Maya sudah ada pemiliknya dan menatap Koji dengan dingin.’’Ayo Maya! Kita duduk. Pementasan akan segera dimulai’’. Koji begitu terlihat kesal. Akhirnya pergi besiap-siap untuk pementasan.Para penonton sudah duduk ditempatnya masing-masing.

Lampu mulai dipadamkan dan tirai mulai dinaikkan.Selama pertunjukkan berlangsung Maya begitu terpesona dengan pertunjukkan tersebut. Akting Koji terlihat sangat bagus di matanya, bahkan Maya sudah tenggelam dalam dunianya sendiri dan tidak menghiraukan Masumi memanggil namanya.Maya tersadar setelah mendapatkan kecupan lembut dibibirnya.’’Akhirnya kau kembali juga, tadi aku cemas melihatmu duduk tidak bergerak’’.


‘’Maaf’’. Wajah Maya bersemu merah, lalu ia menyadari gedung pertunjukkan telah kosong.’’Kemana semua orang?’’


‘’Tentu saja telah pulang pertunjukkan telah selesai dari tadi’’.


‘’Aku tidak menyadarinya’’.


‘’Tadi kau begitu asik dengan duniamu sampai tidak memperdulikan sekelilingmu. Ayo kita pulang!’’. Maya meraih uluran tangan Masumi.


‘’Masumi....’’


‘’Apa...’’


‘’Sebelum pulang , bolehkah aku bertemu dengan Koji? Aku ingin memberikan selamat padanya. Sebentar saja’’.Maya menatapnya dengan penuh permohonan.


‘’Baiklah, tapi hanya sebentar saja’’.Suasana dibelakang panggung masih sangat ramai dan Koji masih banyak dikelilingi orang. Satu persatu mereka menyingkir ketika Masumi dan Maya datang.’’Koji, selamat! Pementasan tadi sungguh luar biasa’’kata Maya.


‘’Terima kasih’’jawabnya, lalu melirik kerah Masumi yang tiba- tiba mengulurkan tangannya untuk menyelamatinya’’Pertunjukkanmu sangat bagus dan aku sangat puas’’.


‘’Baguslah kalau itu membuat Anda puas pak Hayami’’.Masumi dapat merasakan Koji meremas tangannya dengan kuat sebelum akhirnya tangan mereka berpisah.’’Ayo Maya , kita pulang!’’ .Masumi menarik lengan Maya. Koji memandang punggung Maya dengan sedih dan orang-orang mulai berbisik mengenai hubungan Maya dengan direktur Daito.


Seseorang yang tidak dikenal mengenakan topeng datang dan langsung menarik Maya ketika akan keluar gedung. Seketika di dalam gedung menjadi ramai. Pria asing itu mengancam Maya di bawah pisaunya. Masumi menjadi sangat panik melihat kekasihnya berada ditangan seorang pria jahat.’’Jangan mendekat’’teriak pria itu. Beberapa orang menjauh. Perlahan-lahan Masumi mencoba mendekatinya dan pria itu semakin mundur ke belakang. Pria itu berbisik di telinga Maya.’’Dimana kamu simpan barang itu? Cepat katakan di mana kau menyimpannya’’.


‘’Siapa kau? Aku tidak tahu apa yang kamu katakan’’.


‘’Jangan pura-pura tidak tahu. Aku tahu kamu menyimpannya’’.


‘’Sungguh aku tidak tahu apa yang kamu maksud’’.


‘’Cepat katakan kalau tidak aku akan membunuhmu’’ancam pria itu. Maya mengelang-gelang ketakutan. Matanya mulai berkaca-kaca hendak menangis. Pisau sudah menempel erat di leher Maya. Segaris darah merah segar telah keluar.


 ‘’Lepaskan Maya !’’teriak Masumi.


‘’Tidak’’


‘’Apa yang kau inginkan?’’


‘’Apa yang aku inginkan hanya wanita ini yang tahu’’.


Tubuh Maya bergetar dan diwajahnya terpancar rasa takut. Koji datang dan berada dalam kerumunan orang-orang. Di wajahnya terlihat rasa cemas yang sangat mendalam. Pak Kuronuma yang berada di sana mencegah Koji ketika pemuda itu hendak maju kedepan.’’Tetaplah ditempatmu anak muda’’kata pak Kuronuma.


‘’Tapi...’’


‘’Jangan membuat Maya dalam bahaya lagi’’. Mau tidak mau akhirnya Koji menurut.Pria itu bergerak menuju pintu keluar masih dengan mendekap Maya dengan erat.’’Jangan coba-coba mendekat kalau tidak aku tidak segan-segan melukai wanita ini’’. Baik Masumi atau pun orang-orang disana tidak bisa berbuat apa-apa.


‘’Aku mohon lepaskan dia’’ teriak Masumi.


‘’Masumi...’’


Pria itu sudah mulai berada di depan pintu keluar.Tidak mereka sadari seseorang telah berdiri di belakangnya dan dia pun langsung mencekik pria itu . Maya terlepas dan segera berlari ke arah Masumi. Maya langsung mengigit tangannya dengan keras sehingga ia dapat melepaskan diri dari cengkraman kuat pria itu. Maya telah beruraian air mata. Rasa takut benar-benar telah menyelimuti dirinya. 


Masumi langsung memeluk Maya dengan erat  dan sudah tidak lagi memperdulikan tatapan orang ke arah mereka. Sementara itu pria itu sedang terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tadi telah mencekiknya.


Pria itu tidak mau menyerah dan terus melawan sampai pada akhirnya dia dapat kembali meraih pisaunya yang telah terjatuh dan berlari ke arah Maya yang sedang menatap Masumi dan Masumi tidak menyadari pria itu mengarahkan pisaunya pada Maya. Teriakan seseorang menyadarkannya dan JLEBB...


‘’MASUMIIII....’’teriakan Maya menggema di dalam gedung teater. Maya dapat melihat salah satu tangannya berlumuran darah dan dia kembali teringat dengan pemandangan masa lalunya dimana dia melihat ceceran darah dimana-mana dan perlahan-lahan pandangan matanya mulai gelap dan sebelum matanya menutup , ia dapat melihat orang-orang menghampirinya dan berteriak-teriak memanggil namanya dan juga nama kekasihnya.


♪♪♪♪


Maya perlahan-lahan membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan ia berusaha bangun. Pintu terbuka dan Rei masuk.’’Maya, kau jangan bangun dulu. Istirahatlah!’’


‘’Apakah ini rumah sakit?’’


‘’Benar’’.


‘’Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku berada disini?’’


‘’Kamu pingsan Maya’’. Maya terlihat linglung, lalu ia teringat dengan kejadian di gedung pertunjukkan.’’Masumi..’’teriaknya panik.


‘’Tenangkan dirimu! Pak Hayami baik-baik saja’’.


‘’Benarkah itu? Sekarang dia ada dimana? Aku ingin bertemu dengannya’’.


‘’Dia ada diruang perawatan. Lukanya tidak cukup serius, dia hanya terluka di bahunya saja’’. Maya memaksakan untuk bangun, tapi Rei berusaha menahan Maya agar tetap berada ditempat tidur.’’Aku mohon Rei, biarkan aku menemuinya. Aku akan tenang setelah aku menemuinya’’. Tatapan Maya penuh dengan permohonan.’’Baiklah. Aku akan mengantarkanmu menemuinya’’.


Baru saja Maya akan keluar kamar di depan pintu muncul seorang pria dengan seorang wanita dibelakangnya. Maya terkejut melihatnya.’’Bukankah Anda yang waktu itu?’’tanyannya.

‘’Halo Maya! Syukurlah kamu baik-baik saja. Oh ya kamu belum tahu namaku. Namaku Shinji Takazawa dan ini sekretarisku Yumi Aoyama’’.


‘’Maya, pria ini yang telah menolongmu waktu itu. Pak Takazawalah yang telah mencekik pria bertopeng itu sehingga kau terlepas dari cengkeramannya. Sayang pria itu lolos ketika polisi datang’’kata Rei.


Tatapan Maya beralih ke pak Takazawa. Terima kasih sudah mau menolong saya’’.


‘’Itu tidak masalah. Itu sudah kewajibanku untuk membuatmu tetap aman’’. Maya mengerutkan dahinya tidak mengerti apa maksud perkataannya, tapi Maya berusaha untuk tidak memperdulikannya. Pikirannya kembali teringat pada kekasihnya.


‘’Maaf, aku harus segera menemui Masumi’’.


‘’Tapi sekarang kamu sedang sakit pak Hayami baik-baik saja’’kata Shinji dengan tatapan cemas.


‘’Aku sudah tidak apa-apa.Diriku belum tenang sebelum melihatnya dengan mata kepalaku sendiri’’.


Kamar Masumi tidak jauh darinya hanya beda 2 kamar. Disana Maya melihat Eisuke dan seorang wanita yang menatapnya cemas. Maya mengenalinya dengan baik. Wanita itu adalah Shiori Takamiya.


‘’Ah Maya, kau sadar, bagaimana keadaanmu?’’tanya Eisuke ketika menyadari keberadaan Maya disini. Shiori langsung membalikkan badan dan menatap Maya dengan pandangan tidak suka. ‘’Halo nona Shiori!’’sapa Maya.Shiori tidak menjawab dan ia berlalu pergi meninggalkan kamar tanpa berkata sepatah kata pun pada Maya.


‘’Tidak usah perdulikan dia. Dia terlalu cemas dan terkejut mendengar Masumi terkena tusuk. Sepertinya Shiori masih belum bisa melupakan Masumi. Aku tidak pernah tahu kalau dia begitu mencintainya. Semalaman dia menemani Masumi disini dan tidak beranjak dari sisinya. Dia terus menerus mengenggam tangannya’’. Maya merasa cemburu mendengar Shiori semalaman terus menungguinya, seharusnya ia yang berada disamping Masumi saat itu. Mata Maya memanas, dia ingin sekali menangis, tapi ia menahannya dan berusaha untuk tidak memperdulikan perkataan Eisuke.’’Sepertinya aku harus berterima kasih pada nona Shiori karena telah menjaganya untukku’’.


Eisuke merasa kecewa tidak melihat rasa cemburu dan marah pada Maya, ia pun berlalu pergi menyusul Shiori. Maya memandangi kekasihnya dengan tatapan sendu. Ia mengecup keningnya dan bibirnya dengan lembut .’’Cepatlah sembuh sayang!’’. Maya membelai kepalanya dengan lembut dan menatapnya dengan penuh cinta.


Di luar kamar Eisuke menemukan Shiori berada disebuah kantin rumah sakit sedang duduk melamun sambil memegang sebuah gelas berisi air putih.’’Bersabarlah sedikit lagi! Masumi pasti akan menjadi milikmu dan dia akan menikah denganmu’’.


‘’Bagaimana dengan Maya?’’


‘’Saat ini aku sedang mencari cara agar mereka berdua saling membenci lagi seperti dulu. Seperti yang sudah aku katakan kemarin sore dirumahku, aku perlu bantuanmu untuk memisahkan mereka berdua’’.


‘’Tentu saja aku akan membantu Anda. Apa pun akan kulakukan agar Masumi kembali lagi padaku’’.


‘’Kamu harus tunjukkan pada Maya kalau kau lebih berhak atas Masumi dan juga kamu harus memperlihatkan perbedaan yang sangat jauh antara kehidupan Masumi dan Maya.Kamu jangan menyerah sekarang masih ada kesempatan untuk mendapatkan Masumi kembali. Aku akan mendukungmu’’. Shiori tersenyum mendapat dukungan sepenuhnya dari Eisuke.


‘’Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Sepertinya mereka berdua tidak dapat dipisahkan lagi’’.


‘’Yang perlu kamu lakukan sekarang tetaplah diam dan memperhatikan hubungan mereka dari jauh, kalau sudah tiba saatnya aku akan memanggilmu untuk menjalankan semua rencanaku. Apa kamu mengerti?’’


‘’’Aku mengerti’’. Mereka berdua tersenyum.