Minggu, 23 September 2012

Fanfik TK : When Love Falls 3




Chapter 3


            Maya bangun dengan kepala agak pusing. Ia kemudian teringat dengan mimpinya.Maya mendesah lega. ‘’Ternyata hanya mimpi’’. Maya beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan dirinya. Setelah berpakain rapi, ia menuju balkon menghirup udara segar. Sebuah suara mengejutkannya.


        ‘’Pagi Maya!’’


        ‘’Pagi pak Masumi!’’


        ‘’Sepertinya cuaca hari ini cukup cerah. Bagaimana kabarmu? Apa sudah merasa lebih baik?’’.


Maya mengangguk pelan, lalu ia teringat dengan kejadian malam, tapi Masumi terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.


‘’Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar sebelum kita pulang ke Tokyo? Aku ingin tahu lebih banyak tentang kota dari kamu berasal’’kata Masumi dengan senyuman dikulum.’’Aku ingin kau menjadi pemandu wisataku. Bagaimana mungil?’’


        ‘’Kenapa Anda memanggilku mungil? Menyebalkan’’.Bibir Maya mengerucut. Dimata Masumi sekarang Maya begitu mengemaskan dan mempesona, dia ingin sekali meloncat dari balkon kamarnya ke balkon kamar Maya jika saja jarak kedua balkon tidak terlalu jauh dan menarik Maya ke dalam dekapannya.


‘’Karena tubuhmu begitu mungil.Jadi apa jawabanmu?’’. Masumi tersenyum jahil.


 ‘’Aku akan menemani Anda jalan-jalan. Aku akan berganti pakaian dulu’’. Maya masuk ke dalam kamarnya, lalu menyentuh dadanya.Debaran jantungnya masih terasa berdetak dengan kencang, karena sejak dari tadi dirinya terus ditatap olehnya.Maya telah berpakaian rapi ketika bel pintu berbunyi.’’Sudah siap!’’kata Masumi.


‘’Aku sudah siap!’’


Mizuki telah menunggunya di depan mobil, mereka berdua akhirnya masuk.Masumi duduk lebih merapatkan diri dengan Maya dan membuat Maya merasa gugup dan canggung. Masumi pun menyadari kegugupan dan kecanggungan Maya terhadap dirinya. Mobil berhenti di suatu tempat lapangan parkir luas di depan sebuah supermarket. ‘’Sekarang kita akan pergi kemana?’’tanya Masumi sambil berjalan sedangkan Mizuki mengikutinya dari belakang.


‘’Bagaimana kalau kita pergi kepelabuhan dulu?’’


‘’Terserah kau saja’’.


Tidak terasa mereka pun sampai di pelabuhan. Langit biru cerah disertai dengan burung-burung camar yang berterbangan , suara peluit kapal terdengar dimana-mana dan sebuah kapal pesiar sedang berlabuh menunggu para penumpang berdatangan.Suasana di pelabuhan begitu sangat ramai. Mereka berdua berjalan menyusuri pelabuhan sambil menikmati udara segar. Air laut yang berwarna biru jernih berkilau tertimpa cahaya matahari. Tatapan mata Maya menerawang mengarah ke air laut .


‘’Tujuh tahun lalu, aku pernah terjun disini’’.


Masumi mengalihkan pandangannya kepada Maya.


‘’Demi mengambil sebuah tiket pertunjukkan bunga kacapiring. Waktu itu aku tidak mampu untuk membeli tiket, karena keinginanku begitu besar untuk menontonnya akhirnya aku menyanggupi tantangan Sugiko untuk mengantarkan mie ramen sebanyak 120 pesanan, tapi akhirnya aku berhasil melakukannya dan mendapatkan tiket itu meskipun aku harus terjun dulu disini untuk mengambil tiket yang terbang tertiup angin’’. Masumi tertegun mendengar cerita Maya.


‘’Ternyata kamu ini benar-benar sangat menyukai akting’’ujarnya.

Mereka berdua berjalan kembali dan langkah mereka membawanya ke suatu jalan lebar yang tidak terlalu ramai. Maya berhenti melangkah dan pandangannya lurus ke depan tanpa berkedip sedikit pun.


‘’Maya...Maya....’’.Maya tetap diam tidak mendengar Masumi memanggilnya.’’Maya...’’.Masumi menggerak-gerakan tangannya di depan mata Maya, tapi Maya masih diam tidak bergerak.


‘’Maya...kakek sayang kamu’’. Maya tiba-tiba tersadar dari lamunannya.

‘’Pak Masumi, apa tadi Anda mendengar suara seseorang?’’


Masumi menatapnya dengan wajah heran.’’Suara apa? Aku tidak mendengar suara apa-apa’’.


‘’Tapi aku mendengarnya dengan jelas’’.


‘’Maya kau jangan menakutiku’’.


‘’Aku tidak menakut-nakuti pak Masumi, tadi aku mendengar suara. Sungguh’’.


‘’Suara itu mengatakan apa padamu’’.


‘’Suara itu bilang,’’Maya...kakek sayang kamu’’.Maya kemudian bergidik dan memeluk dirinya.


Masumi tersenyum jahil.’’Mungkin arwah kakekmu mendatangimu dan mungkin saja arwahnya di didekatmu’’.


‘’Pak Masumiiii...Anda jangan menakut-nakutiku’’.


‘’Aku tidak menakut-nakutimu’’katanya dengan senyuman jahil menghiasi wajahnya yg tampan.


Angin dingin bertiup menerbangan beberapa kelopak bunga Sakura yang berasal dari rumah besar dan mewah yang berada diujung jalan.Maya berjalan mendekati rumah itu. Selama beberapa saat ia terus memperhatikan rumah itu yang terlihat sangat sepi seperti tidak seorang pun yang tinggal disana.


‘’Rumah yang bagus’’komentar Masumi.


Tanpa Maya ketahui penyebabnya,Maya merasakan perasaan hangat sekaligus menyedihkan ketika melihat rumah yang  dipenuhi oleh bunga Sakura.
 


Maya menangis sejadi-jadinya. Perasaan sedih yang teramat sangat tanpa diketahui oleh dirinya kini menyeruak dihatinya.Masumi terlihat bingung dengan Maya yang tiba-tiba menangis.’’Sudah jangan menangis lagi. Malu dilihat orang’’. Masumi membawanya pergi dari sana dan sekarang mereka berdua sudah berada disebuah kafe yang menghadap ke pelabuhan.’’Perasaanmu sudah lebih baik?’’tanya Masumi dengan pendangan cemas.Maya mengangguk pelan.’’Kenapa tadi tiba-tiba menangis?’’


‘’Aku juga tidak tahu, tapi aku merasakan perasaan sedih dan menyakitkan yang tiba-tiba aku rasakan ‘’.


‘’Itu aneh...Kamu tiba-tiba merasakan perasaan itu’’.


‘’Ini memang aneh’’.


‘’Setelah makan siang kita kembali ke Tokyo. Sekarang pesan makan siangmu’’. Maya mengangguk lagi, lalu membaca daftar menu.

Mereka berdua keluar dari kafe setelah menyantap makan siang dan Mizuki sudah menunggunya di mobil.’’Mizuki, kita kembali ke Tokyo’’perintah Masumi.


♪♪♪♪


Menjelang sore Maya telah tiba di apartemennya. Maya melambaikan tangannya ketika mobil Masumi kembali melaju.Apartemennya tampak begitu sepi. Maya mengeluarkan kuncinya dan tiba-tiba pintu terbuka.’’Rei....’’


‘’Maya....kau sudah pulang?’’.Maya mengangguk.’’Sendirian?’’


‘’Tidak. Pak Masumi tadi mengantarkanku pulang’’.Maya kemudian masuk dan Rei mengikutinya dari belakang .’’Bisakah kamu ceritakan apa yang terjadi antara kamu dan pak Hayami di Yokohama? Bukannya kamu pergi kesana untuk mengunjungi makam ibumu?’’


‘’Itu benar. Aku bertemu dengan Pak Hayami di Yokohama secara kebetulan dan akhirnya aku menginap di hotel dimana pak Masumi menginap karena dia tidak mengizinkan aku pulang’’.


‘’Kau  ini selalu membuatku cemas’’.


‘’Maafkan aku Rei’’.


‘’Sekarang ganti pakaianmu dan istirahatlah! Aku akan menyiapkan makan malam dulu untuk kita’’.


‘’Dimana Sayaka , Mina dan Taiko?’’


‘’Mereka masih bekerja mungkin sebentar lagi mereka pulang’’.


Maya segera pergi ke kamarnya dan berganti pakaian setelah membersihkan dirinya, ia membaca kembali jadwal untuk kegiatan besok. ‘’Ternyata jadwalku besok sangat padat’’keluhnya, kemudian ia duduk di depan jendela sambil menghirup udara sore hari . ‘’Pak Masumi...’’gumamnya. Dirinya kembali merindukan sosoknya.


‘’Maya.....’’


Spontan Maya menjauh dari jendela ketika terdengar suara yang sangat dikenalnya memanggilnya.’’Ibu.....Ibu itukah kau?’’


Suasana kamar terasa menjadi sangat hening yang terdengar hanya suara angin.’’Maya....bangun nak, kita harus keluar dari sini’’. Maya berdiri terpaku, ia dapat mendengar suara ibunya yang memangil-manggil namanya. ‘’Mayaaaa.....awaaassss.....’’.


‘’Ibuuuuu.....’’


Maya semakin membeku ditempatnya. Rei masuk ke dalam kamar dan melihat Maya berdiri dalam diam.’’Maya....’’panggilnya.


BRUK!

Maya terjatuh.’’Mayaaaa....’’teriak Rei cemas.


Maya merasakan kepalanya berdenyut-denyut, lalu sebuah bayangan melintas dikepalanya. Ia melihat ibunya terjatuh dan tertimpa sebuah balok. Maya terus memegangi kepalanya.’’Maya, kau kenapa?’’tanya Rei dengan perasaan cemas.


Nafas Maya memburu.’’Aku baik-baik saja’’.


‘’Apanya yang baik-baik saja. Jelas-jelas tadi aku melihatmu kesakitan’’.


‘’Aku baik-baik saja’’.


‘’Benarkah?’’


Maya mengangguk dan tersenyum.’’Aku baik-baik saja. Jangan cemas’’.

‘’Baiklah. Aku percaya, tapi kau harus menjaga kesehatanmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu’’.


‘’Aku tahu’’.


‘’Makan malam telah siap. Mina, Sayaka dan Taiko telah datang’’.


‘’Baiklah. Ayo!’’. Maya mengikuti Rei dari belakang menuju ruang makan.


♪♪♪♪


Eisuke terlihat marah di ruang kerjanya setelah Tenno Takamiya mengatakan kalau Masumi menolak untuk menikah dengan Shiori. Dua tangannya dikepalkan dan wajahnya memerah karena marah.Ia pun segera menghubungi Masumi.


‘’Masumi, aku ingin bicara denganmu sekarang juga. Pulanglah! Aku tunggu’’. Dengan marah Eisuke menutup teleponnya.’’Anak itu sudah mulai berani tidak menuruti perintahku’’gerutunya.


Tidak lama kemudian Masumi tiba dan mendapati ayahnya sedang menatapnya marah.’’Ada apa menyuruhku datang kesini?’’


‘’Aku dengar kamu telah menolak menikah dengan Shiori’’.


‘’Itu benar’’.


‘’Tapi kenapa? Apa yang kurang dari Shiori? Dia cantik dan berasal dari keluarga yang terhormat. Kau kan tahu pernikahanmu sangat berarti bagi kelangsungan Daito’’.


‘’Maaf ayah, tapi aku tetap tidak bisa menikah dengannya. Shiori memang cantik dan juga berasal dari keluarga kaya, tapi aku tidak mencintainya’’.


‘’Cinta? Sejak kapan kamu memikirkan tentang cinta? Menikahlah dengannya! Ini perintah’’.


‘’Aku tidak akan merubah keputusanku’’.


‘’Masumiiii.....’’. Eisuke terlihat geram.


‘’Maaf ayah. Ini sudah menjadi keputusanku, jika tidak ada lagi yang ingin ayah bicarakan. Aku pergi sekarang’’. Masumi beranjak dari kursinya dan melangkah keluar dari ruang kerja Eisuke.


‘’Tunggu!’’. Masumi menghentikan langkahnya.


‘’Apa ada wanita lain dihatimu?’’


Masumi hanya diam, kemudian berlalu pergi.


 ‘’Aku yakin ada wanita lain dan aku akan mencari siapa wanita itu’’gumamnya. Eisuke lalu memanggil Asa.


‘’Anda memanggil saya tuan Eisuke?’’


‘’Benar. Tolong carikan aku seorang detektif!’’


‘’Detektif?’’


‘’Benar. Detektif yang bisa mengawasi semua gerak-gerik Masumi’’.


‘’Baik tuan’’. Pak Asa segera keluar dan Eisuke masih terlihat geram.’’Akan kucari tahu siapa wanita itu’’gumamnya dengan penuh kemarahan.


♪♪♪♪


Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan baru saja keluar dari pintu gerbang penjara. Ia merentangkan tangannya lebar-lebar sambil menghirup udara kebebasan.’’Ternyata udara diluar memang lebih baik’’. Pandangan matanya terlihat sendu.’’Maya Kitajima....’’gumamnya. Ia pun berjalan menjauhi gerbang penjara dengan hanya menenteng ransel disebalah pundaknya. Ia naik bus dan duduk di pinggir jendela.’’Kota Tokyo ternyata tidak banyak berubah’’gumamnya dalam hati.


Setelah mendekam di penjara, ia mendapat pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia menyadari selama ini ia telah menyia-nyiakan hidupnya dengan hal-hal yang tidak berarti dalam hidupnya. Ia sangat menyesali perbuatannya dulu dan ingin memperbaiki segala kesalahannya terutama pada Maya Kitajima. Gemerlapnya kota Tokyo membuat ia sedikit terpesona.Pria itu turun di halte bis berikutnya dan seorang pria dengan berambut cepak sedikit beruban memakai pakaian setelan jas resmi telah menunggunya disana.’’Selamat malam Shinji Takazawa!’’.


‘’Malam!’’


‘’Akhirnya Anda bebas juga. Mari ikut saya!’’


Mereka tiba disebuah kafe yang tidak jauh dari halte bis. ‘’Dua kopi panas’’kata pria berpakaian jas yang bernama Reiji Matsuura. Pria itu memandang Shinji.’’Penampilanmu sudah banyak berubah’’.


‘’Tentu saja. Sekarang aku sudah bertambah tua dan Anda juga sudah banyak berubah. Bagaiamana dengan keluarga Anda? Pasti anak-anak Anda sudah besar’’.


‘’Keluargaku semua baik-baik saja. Anak-anakku sudah besar. Keduanya baru masuk SMU. Apa kamu sudah menyesali perbuatamu kepada Maya?’’

‘’Iya aku menyesalinya’’.


‘’ Itu bagus. Kamu masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki segalanya atas apa yang kamu perbuat dulu’’.


‘’Akan kulakukan itu. Pertama-tama aku harus meminta maaf terlebih dahulu pada Maya. Mungkin anak itu tidak akan mudah memaafkanku. Sudah 13 tahun aku tidak bertemu dengannya pasti dia sekarang sudah menjadi gadis dewasa’’.


‘’Kamu benar. Maya Kitajima telah tumbuh menjadi wanita dewasa dan juga cantik. Sekarang dia artis terkenal’’. Shinji membelalakkan matanya.

‘’Eh, benarkah?’’


‘’Benar. Ia sangat berbakat dalam akting dan akhirnya dia menjadi aktris terkenal . Perannya sebagai bidadari merah telah membawanya menjadi orang terkenal. Hampir seluruh Jepang mengenalnya’’. Pelayan datang membawakan dua kopi panas.


‘’Terima kasih’’kata pria itu. Pelayan itu kemudian pergi.


‘’Lalu sekarang dimana dia tinggal?’’


‘’Dia tinggal di apartemen yang sangat sederhana bersama dengan teman-temannya’’.


‘’Aku ingin menemuinya’’.


‘’Sebaiknya jangan sekarang karena kondisi Maya saat ini tidak memungkinkan untuk ditemui olehmu’’.


‘’Kenapa?’’


‘’Maya tidak mengenalimu sekarang percuma saja kau meminta maaf padamu’’.


‘’Haru Kitajima kenapa ia tidak tinggal dengan Maya?’’


‘’Nyonya Kitajima telah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit’’.


‘’Oh jadi begitu’’. Shinji meniup kopinya ,lalu meminumnya secara perlahan-lahan.Rasa sedih merayapi hatinya mendengar Haru telah meninggal.


‘’Sepertinya Anda tahu banyak tentang Maya’’.


‘’Karena ini aku selalu mengikuti perkembangan keberadaan Maya. Kau kan tahu dia adalah orang yang penting dan sangat berharga. Maya memang sudah menjadi orang yang penting dan berharga sebelum dia menjadi aktris terkenal. Kalau ada orang yang sampai menculiknya itu bisa berbahaya’’. Shinji dan pengacaranya saling menatap.


‘’Benar. Maya terlalu sangat berharga, kalau ada orang yang jahat yang mengetahui identitas dia sebenarnya, itu bisa membahayakannya’’kata Shinji.


♪♪♪♪


Sinar matahari pagi perlahan-lahan masuk kedalam kamar . Maya bangun dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Ia ingin tidur lebih lama lagi kalau tidak mengingat jadwal yang begitu padat hari ini. Setelah berpakaian rapi dan juga sarapan pagi, Ami managernya telah menjemputnya.


‘’Rei, aku pergi’’.


‘’Hati-hati!’’.


Maya masuk kedalam mobil yang telah disediakan.Hari itu langit terlihat sangat cerah. Matanya menatap ke arah langit melalui jendela mobil yang sedikit terbuka. Angin menggerakkan rambutnya dengan lembut. Pikirannya melayang akan sebuah ingatan yang sendiri ia tidak yakin. Apakah itu benar-benar terjadi atau hanya mimpi, tapi gambaran itu begitu jelas dalam ingatannya, sehingga Maya meragukannya. Tidak ada seorang pun yang dapat ia tanyakan mengenai hal itu . Berbagai macam pertanyaan memenuhi benaknya. Maya Sibuk dengan pikirannya sehingga ia tidak mendengarkan Ami berbicara kepadanya. ’’Pekerjaan pertama yang harus kamu lakukan sekarang adalah pergi ke lokasi syuting iklan. Kamu beruntung sekali mendapatkan iklan parfum terkenal ini , tidak semua aktris yang bisa mendapatkannya’’. Ami melihat Maya sedang melamun dan ia terlihat kesal. Disimpannya buku jadwal Maya dipangkuannya .’’Maya, apa kamu mendengarkan aku?’’


‘’Ah i..iya....Maaf’’. Maya menundukkan kepalanya. Ami mendesah.


‘’Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan sekarang, tapi bisakah untuk kali ini kamu jangan melamun terus’’.


‘’Maaf’’.


‘’Sudahlah’’. Kemudian Ami mengulang membacakan jadwal kegiatan pada Maya. Maya mendengarkannya baik-baik dan meresapi setiap kata-katanya. Ia begitu senang mendapatkan seorang manager seperti Ami. Ia masih sangat muda dan juga cantik. Potongan rambutnya yang sebahu, matanya yang coklat terang, bibirnya yang merah merakah menambah kecantikan dirinya. Terlihat kalau Ami selalu merawat diri dengan baik dan selalu memperhatikan penampilan. Kadang Maya merasa iri dengan kecantikan yang dimiliki managernya. Ia juga sangat cerdas dan cekatan. Pesona dan kecantikannya lebih mendominasi dari pada aktris yang dimanagerinya. Maya mendesah, seandainya ia memiliki saja sedikit kecantikan dari Ami mungkin pak Masumi akan tertarik padanya batin Maya.


‘’Aku juga tidak menyangka mereka menawarkannya untukku. Aku juga suka dengan wangi parfumnya bahkan mereka sudah memberikan satu untukku. Semoga saja proses syutingnya tidak memakan waktu lama’’.


‘’Itu tergantung bagaimana kamu melakukannya’’.


‘’Aku akan melakukannya sebaik mungkin’’.


 Mobil kemudian memasuki tempat parkir bawah tanah sebuah gedung.’’Ayo Maya, kau harus segera didandani sudah tidak ada banyak waktu lagi’’. Ami  berjalan dengan sangat cepat dan Maya susah payah menyimbangi cara berjalan managernya yang sangat cepat. Di ruang ganti , Maya segera di dandani.


‘’Maya sudah saatnya syuting dimulai’’. Ami menatapnya sebentar.’’Kau terlihat sangat cantik’’. Wajah Maya merona merah.’’Terima kasih’’. Maya pun hampir tidak mengenali dirinya sendiri setelah di dandani, kalau dirinya bisa tampil sangat cantik. Andai saja polesan make up ini tidak pernah hilang supaya ia tetap terlihat cantik seperti ini pikirnya. Suasana di ruang syuting terlihat sangat ramai. Berbotol-botol farfum sweet violet telah berjajar rapi di meja. Maya dapat mencium harumnya parfum.Syuting pun dimulai. Ami merasa puas melihat kepiawaian Maya dalam melakukan pengambilan gambar demi gambar. Jarang sekali melakukan kesalahan dan tampaknya sutradara pun terlihat sangat puas.


Dua jam telah berlalu, syuting akhirnya selesai. Setelah mengganti pakaian dan beristirahat sebentar Maya melakukan pemotretan untuk poster drama terbarunya yang berjudul romance Yamato Nadeshiko. Kurang lebih setengah jam Maya melakukan pemotretan dengan beberapa para pemain lainnya yang ikut terlibat dalam drama tersebut kecuali pemeran utama pria tidak berada ditengah-tengah mereka karena masih ada kegiatan syuting di negara asalnya yaitu Amerika. Disana Maya melihat Masumi sedang berbicara dengan seorang fotograpfer. Masumi memergoki Maya yang sedang menatapnya.Matanya bertemu dengan mata Masumi. Maya merasa malu , lalu Masumi tersenyum kepadanya. Senyumannya membuat hati Maya bergetar. Ia sudah sangat merindukannya. Rasanya ia ingin sekali berlari memeluknya dan mengatakan aku mencintaimu, tapi keinginannya itu ia tekan dan hanya bisa disimpannya dalam hati. Pandangan mata Maya lebih banyak terarah pada sosok Masumi yang berdiri disudut ruangan dari pada kamera. Maya menatapnya penuh cinta dan hal itu disadari oleh fotographer tanpa buang waktu lagi langsung membidikan kameranya. Ia terlihat kecewa ketika Masumi keluar ruangan bersama seorang pria tua gendut. Maya merasa lega setelah pemotretan selesai . Ia pun berlari keluar ruangan, tapi tidak menemukan Masumi di mana pun. Maya pergi ke ruang ganti dengan perasaan kecewa, tapi rasa kecewa itu berubah menjadi senang karena ia menemukan sebuket bunga mawar ungu berada di atas meja rias. Maya segera mengambilnya , memeluknya dan menciumnya.


‘’Pak Masumi....mawar unguku’’gumamnya.


Ami masuk dan langsung menegur Maya.’’Apa yang kau lakukan? Cepat ganti pakaianmu. Pekerjaanmu masih belum selesai’’.


Maya menuruti kata-kata managernya dengan perasaan enggan.Cepat-cepat ia meletakan bunganya di meja, lalu mengganti pakaiannya.


Ketika ia sampai ditempat parkir, Ami telah menunggunya di mobil.’’Masuklah! Sekarang kamu harus belajar ikebana’’.


‘’Apakah aku harus melakukannya?’’


‘’Tentu saja. Ini demi peranmu sebagai putri bangsawan’’.


‘’Baiklah. Aku mengerti’’ujar Maya cemberut.’’Huh, ternyata repot juga menjadi putri bangsawan meski ini hanya akting’’pikirnya.


Mobil yang membawa Maya masuk ke sebuah rumah tradisional Jepang dengan halaman yang sangat luas. Maya begitu terpesona dengan keindahan tamannya. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dan mengantarkannya menemui Hiroko Takamura seorang guru ikebana yang cukup terkenal di Jepang.


Maya dibawa ke sebuah ruangan terbuka langsung menghadap kesebuah taman.


‘’Nyonya Hiroko, nona Kitajima telah datang’’kata pelayannya.


‘’Suruh dia masuk!’’


‘’Baik!’’


Maya masuk dan sedikit tertegun melihat seorang wanita paruh baya berpenampilan sangat anggun dan cantik dengan pakaian yukatanya yang bermotif bunga sakura sedang serius merangkai bunga.


‘’Selamat siang! Saya Maya Kitajima’’. Hiroko melihat Maya dan tersenyum lembut penuh keibuan.’’Silahkan duduk!’’


‘’Wah, cantik sekali’’komentar Maya ketika Hiroko telah menyelesaikan kegiatan merangkai bunganya.


‘’Kau pun bisa melakukannya jika mau belajar keras merangkai bunga. Sebelumnya sudah pernah belajar merangkai bunga?’’


‘’Sama sekali belum pernah’’.


‘’Mulai sekarang selama satu bulan , kamu akan belajar merangkai bunga denganku’’.


‘’Mohon bimbingannya bu guru Takamura’’.


‘’Di depanmu telah ada bahan-bahan untuk merangkai bunga. Sekarang cobalah merangkai bunga’’.


‘’Baik’’. Maya mulai merangkai bunga dan Hiroko memperhatikannya dengan seksama.


‘’Selesai’’.


 Hiroko menilai hasil rangkaian bunga Maya yang terlihat acak-acakkan dan juga tidak harmonis.


‘’Aku tahu pasti hasilnya tidak bagus, bukankah begitu ?’’


‘’Benar. Sepertinya kamu harus belajar lebih giat lagi mulai hari ini’’. Hiroko menatap Maya lekat dan tajam.’’Maya, sepertinya kamu mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal. Kamu mirip sekali dengan salah satu muridku. Dulu ketika ia pertama kali datang padaku sama seperti kamu. Sama sekali tidak mengerti tentang ikebana’’.


‘’Benarkah?’’


‘’Iya, tapi akhirnya ia berhasil menjadi murid terbaikku. Selalu menjuarai berbagai macam lomba ikebana. Kamu juga bisa menjadi seperti dia asal kamu rajin berlatih’’. Maya tersenyum, kemudian melanjutkan lagi merangkai bunga.


Dalam dua jam Maya belajar seni merangkai bunga dan sering melakukan kesalahan juga sering mendapat teguran dari gurunya, akhirnya dua jam pun berlalu, Maya terlihat lelah. Hari sudah memasuki sore hari, lembayung senja sudah terlihat dilangit. Hiroko menatap kepergian Maya, lalu ia berkata dalam hatinya,’’Anak itu mirip denganmu Haru’’gumamnya.


‘’Bagaimana latihanmu merangkai bunga?’’tanya Ami.


‘’Sangat sulit. Ternyata tidak semudah yang aku bayangkan dan aku tadi telah banyak melakukan kesalahan’’. Maya terlihat cemberut dan Ami hanya tersenyum.


‘’Jangan menyerah. Ini kan baru hari pertama pasti lambat laun kamu pasti akan bisa melakukannya dengan lebih baik lagi. Besok aku akan mengantarmu kesini lagi .


‘’Baik’’. Maya hanya menuduk lesu.


‘’Semangatlah! Ini semua kan demi pendalaman aktingmu sebagai Hikaru’’.


‘’Aku tahu’’.


‘’Sekarang kamu harus belajar upacara minum teh’’.


‘’Heeehhh....’’. Maya kembali cemberut dan mendesah pasrah, keinginannya untuk cepat-cepat kembali ke apartemennya dan beristirahat harus ditunda dulu selama beberapa jam lagi.


Malam telah tiba , Maya pulang ke apartemennya dengan wajah kusut dan lelah.‘’Aku pulang!’’


‘’Selamat datang!’’ seru Rei, Mina, Sayaka dan juga Taiko secara bersamaan. Maya langsung masuk ke kamarnya dan langsung membaringkan dirinya di lantai kamar.Teman-temannya hanya memandangnya dengan keheranan.


♪♪♪♪


Pagi harinya Maya bangun pagi-pagi sekali dengan mata yang masih mengantuk, pergi ke dapur dengan cepat menghabiskan sarapan paginya.Setelah itu ia pergi terburu-buru ke gedung Daito.


BRUUK!


‘’Maaf...maaf...maaf’’. Berkali-kali Maya membungkukkan badanya meminta maaf pada orang yang ditabraknya tadi.


‘’Maya...’’panggil orang itu dengan wajah terkejut.


‘’Sakurakoji...’’panggil Maya tidak kalah terkejutnya.


‘’Seperti biasa kau selalu saja melamun’’. Maya terlihat malu. Pipinya merona merah.


‘’Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu’’kata Maya.


‘’Aku baik dan kau?’’


‘’Aku juga baik’’.


‘’Aku dengar kamu akan tampil dalam produksi drama terbaru Daito’’.


‘’Itu benar’’.


‘’Aku tidak dapat membayangkan kau akan berperan sebagai gadis bangsawan kalau dilihat dari sikap aslimu.Ha...ha..ha..ha..’’. Maya cemberut.


‘’Lihat saja nanti, aku pasti akan bisa memerankannya’’.


‘’Aku percaya, kalau kamu pasti bisa.Aku sudah tidak sabar ingin menontonnya. Sayang sekali kali ini aku tidak bisa berakting lagi denganmu’’.


‘’Apa kau disini sedang latihan pementasanmu selanjutnya?’’


‘’Benar’’.


‘’Aku harap semuanya berjalan lancar dan aku juga akan menontonnya’’.


‘’Terima kasih. Aku sangat mengharapkan kehadiranmu nanti’’. Maya melihat jam tangannya.


‘’Aaaaaa....aku sudah terlambat. Maaf Koji aku harus segera pergi sekarang aku ada pertemuan mengenai drama terbaruku. Permisi!’'


‘’Tunggu!’’Koji menahan lengan Maya. Pandangan Koji berubah menjadi serius lalu pandangannya menjadi lembut.’’Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu. Itu sudah keputusanku dan aku akan selalu menunggumu’’.


‘’Koji...’’


‘’Aku tidak perduli kalau kau sekarang sedang mencintai seseorang. Aku akan tetap menunggumu sampai kapan pun’’.


‘’Akan kutegaskan sekarang. Berapa lama pun kamu akan menungguku perasaanku tidak akan pernah berubah. Hatiku sudah menjadi milik pria lain’’. Koji melepaskan tangan Maya dan membiarkan Maya pergi. Koji memandangnya dengan pandangan sedih.’’Meskipun kamu berkata seperti itu, aku tetap tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu Maya’’gumamnya.


Drap...drap...drap....BRAK!


Hah...hah...hah...


‘’Tepat waktu. Syukurlah!’’. Orang-orang yang berada di dalam ruangan melihat ke arah Maya. Maya masuk dengan perlahan-lahan, lalu mengambil tempat.Tidak lama kemudian sutradara Makimura datang dan mengedarkan pandangannya.Menit demi menit telah berlalu dan tidak terasa satu jam telah berlalu. Maya menghela nafas panjang setelah mendengar penjelasan dan arahan dari sutradara mengenai drama terbarunya.’’Cukup sekian dari saya, kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan’’.


Salah seorang perempuan berambut gelombang sebahu bertubuh ramping dan juga cantik mengacungkan tangannya.


‘’Iya Matsunaga ada yang ingin kamu tanyakan?’’


‘’Pak Makimura, saya dan mungkin teman-teman yang ada disini ingin tahu siapa yang akan memerankan tokoh David. Kami sama sekali belum melihatnya. Apa kalian sengaja merahasiakannya dari kami?’’


‘’Kami bukan merahasiakannya, tapi dia belum tiba di Jepang. Namanya Eiji Ashley keturunan Jepang-Amerika. Saya harap kalian semua nantinya dapat bekerja sama dengan baik dengannya. Ada yang ingin ditanyakan lagi?’’. Semuanya terdiam.


‘’Baiklah, kalian sekarang boleh bubar kecuali Maya Kitajima’’. Setelah semuanya keluar dari ruangan, sutradara Makimura menyuruhnya duduk kembali.’’Bagaimana latihan seni merangkai bunga dan juga upacara minum tehnya? Apa semunya lancar?’’


‘’Semuanya lancar, meskipun sulit tapi saya akan terus berusaha’’.


‘’Bagus. Saya akan memperkenalkan Eiji terlebih dahulu kepadamu sebelum syuting drama akan dimulai, meskipun kamu tidak mengenalnya, saya harap kamu dapat bekerja sama yang baik dengannya’’.


‘’Aku mengerti’’.


‘’Sekarang kamu boleh keluar’’.


‘’Permisi!’’


Di luar ruangan begitu gaduh, tampak orang-orang sedang mengelilingi Ryoko Matsunaga. Maya hanya diam menatapnya.’’Cantik sekali’’gumamnya.


‘’Dia memang sangat cantik dan juga populer’’kata Ami.’’Dia menjadi terkenal akhir-akhir ini karena aktingnya di drama my dear friend dan Daito menarik dia untuk bergabung dalam drama romance Yamato Nadeshiko. Dia yang akan berperan sebagai adik perempuanmu. Sebaiknya kita pergi, kamu harus pergi ke butik untuk mengepas pakaianmu untuk drama nanti’’. Maya dan Ami pun berlalu pergi. Ryoko melihat Maya dengan pandangan iri. ‘’Kenapa kau yang harus terpilih sebagai pemeran utamanya? Kenapa bukan aku saja?’’tanyanya dalam hati.


‘’Wah ternyata Eiji tampan sekali’’kata salah seorang anak perempuan disamping Ryoko ketika melihatnya disebuah majalah yang sedang dipegang oleh Ryoko.’’Benar dia tampan sekali’’sahut anak perempuan lainnya.


‘’Maya beruntung sekali menjadi pasangannya. Aku rasa mereka berdua bukan pasangan serasi dalam drama ini. Kalau Ryoko pasti akan sangat serasi’’.


‘’Benar....benar’’.


Ryoko kemudian menutup majalahnya, lalu berdiri.’’Aku harus segera pergi masih ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan’’. Tanpa menoleh lagi kebelakang Ryoko berlalu pergi begitu saja.


Maya dan Ami berjalan dengan cepat di lobi Daito. Maya terlihat sibuk melihat isi tasnya dan tertinggal jauh dibelakang Ami.


‘’Aduh, kemana jimatku? Kalau tidak salah aku memasukkannya kedalam tas ini’’gumamnya.


BRUK!


Maya hampir saja terjatuh karena lantai yang basah kalau tidak ada orang yang menolongnya.


‘’Nona, Anda tidak apa-apa?’’


‘’Saya baik-baik saja. Maaf’’tanyanya masih dengan pandangan cemas.


‘’Saya baik-baik saja’’.


 ‘’Maya Kitajima, apa yang sedang kau lakukan, kita harus segera pergi’’kata Ami sambil menarik lengan Maya.


‘’Saya permisi dulu!’’


Orang itu menatap kepergian Maya dengan wajah terkejut.’’Jadi wanita tadi adalah Maya Kitajima. Dia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan juga cantik’’bisik hatinya, kemudian ia menghampiri resepsionis.


‘’Saya Shinji Takazawa ingin bertemu dengan pak Masumi Hayami. Saya sudah ada janji dengannya’’.


‘’Baik. Tunggu sebentar!’’


Shinji melihat kesekeliling lobi Daito,lalu ia menghembuskan nafas panjang, setelah ia keluar dari penjara, ia bergabung kembali dengan Takazawa Industries perusahaan besar milik ayahnya dulu dan ia datang kesini atas perintah langsung presiden direktur Takazawa Industries.


‘’Pak Takazwa, Pak Hayami sudah menunggu Anda di kantornya’’.


‘’Terima kasih nona’’. Shinji tersenyum manis ke arah resepsionis tadi.


Di dalam mobil , Maya kembali mengingat kejadian di lobi Daito. Pria yang tadi menolongnya tidak asing lagi baginya. Maya merasa pernah mengenal pria itu. Mobil kemudian berhenti disebuah butik yang cukup mewah dan elegan temboknya sebagian besar terbuat dari kaca. Mereka berdua masuk.


‘’Halo Ami! Apa kabar?’’sapa pemilik butik tersebut.


‘’Ini Maya Kitajima’’.


‘’Jadi ini Maya. Senang berkenalan denganmu. Namaku Rui Matsuda’’.


‘’Dia adalah temanku sewaktu SMU dulu’’katanya pada Maya.


‘’Namaku Maya Kitajima. Senang berkenalan dengan Anda juga nona Matsuda’’.


‘’Maya, dia sudah menikah’’katanya setengah berbisik. Wajah Maya langsung memerah karena malu.’’Maaf....nyonya Matsuda’’.


Rui tersenyum.’’Tidak apa-apa’’. Rui memperhatikan Maya sesaat lalu berkata’’ternyata kamu lebih mungil dari yang dikatakan Ami. Ini pertama kalinya kamu akan main drama bukan?’’


‘’Benar’’. Maya mengangguk.


‘’Ayo ikut saya!’’. Maya dan Ami mengikutinya dari belakang dan mereka tiba disebuah ruang VIP. Disana telah berjejer berbagai macam model pakaian dan juga yukata untuk dikenakannya nanti. Satu persatu Maya mencobanya dan selama satu jam Maya dijadikan model dengan mencoba semua pakaian yang disediakan untuknya. Maya menghela nafas lega setelah acara pengepasan baju selesai.


‘’Sepertinya ada beberapa baju yang kebesaran untuknya, tapi itu tidak masalah. Kami akan segera memperbaikinya’’.


‘’Baiklah kalau begitu, aku harap semuanya sudah selesai tepat waktu sebelum syuting drama dimulai’’kata Ami.


‘’Itu pasti’’.


‘’Sekarang kami harus pergi. Permisi!’’


‘’Permisi!’’kata Maya.


Mobil kembali melaju dengan tenang di jalanan Tokyo. Maya terlihat kembali melamun dan akhirnya mereka tiba di sebuah rumah bergaya tradisional Jepang. Rumah kediaman Hiroko Takamura guru seni merangkai bunganya.



♪♪♪♪


Setelah selesai latihan merangkai bunga, Maya dengan serius berlatih upacara minum teh disebuah rumah yang menurutnya cukup menyeramkan karena selain rumahnya yang cukup tua, halamannya banyak dikelilingi oleh pohon-pohon, selain itu suasananya sangat hening sekali yang terdengar hanya gesekan angin diantara pephononan. Ami memperhatikan Maya dari sudut ruangan. Sebuah senyuman tersungging disudut bibirnya. Ia merasa senang telah menjadi managernya. Maya tidak seperti kebanyakan aktris lainnya yang pernah ia tangani. Pantas saja pak Hayami begitu menyukai gadis itu dan mampu melakukan apa pun untuknya pikirnya.’’Direktur Daito yang terkenal dingin dan tidak punya hati bisa juga jatuh cinta. Maya Kitajima sihir apa yang sudah membuat seorang Masumi luluh hatinya padamu’’batinnya. Ami sangat terkejut ketika ia secara tidak sengaja mendengar pembicaaran antara Masumi dan Mizuki sekretarisnya. Saat itu ia hampir tidak mempercayai pendengaraannya yang ia tahu kalau Masumi mencintai Shiori tunangannya, tapi yang ia dengar justru sebaliknya.Ia pun dengan segera menyetujui untuk menjadi managernya dan ingin lebih mengenal Maya. Wanita yang sudah membuat atasannya jatuh cinta kepadanya. Ami pun sekarang mengerti kenapa Masumi bisa jatuh cinta kepadanya. Gadis itu cantik meski penampilan fisiknya biasa-biasa saja, penuh semangat, lembut dan baik haitu.Maya Kitajima siapa kamu sebenarnya pikirnya.


Langit sudah mulai gelap ketika Maya baru saja selesai belajar latihan upacara minum teh. ‘’Aku akan mengantarmu pulang! Kau kenapa? Kamu terlihat tidak bersemangat’’tanya Ami .


‘’Tidak ada apa-apa. Sebaiknya kita pulang. Aku ingin segera mandi air hangat dan minum susu coklat panas’’.


Ami tersenyum.’’Masuklah!’’


Ami dengan cekatan mengendarai mobil dan kurang dari satu jam Maya sudah berada di depan apartemennya.’’ Istirahatlah Hari ini pasti kamu sangat lelah’’.


‘’Baik. Sampai jumpa besok!''


Maya terlihat segar ketika keluar dari kamar mandi, ia pun segera menyeduh susu coklat panas. Uap panas mengepul dari gelas, perlahan-lahan Maya meniupnya dan meminumnya pelan-pelan.’’Ah nikmat sekali’’.


PRAANNGG!


Gelas yang dipegang Maya seketika jatuh sekelebat bayangan terlintas dikepalanya. Ia melihat seorang kakek tua tersenyum penuh kasih sayang kepadanya dan bayangan itu kemudian berganti, ia melihat kedua tangannya penuh dengan darah dan lantai pun banjir dengan darah. Maya merasakan kepalanya sedikit berdenyut, lalu ia kembali ke kenyataan dan masih berdiri mematung ditempatnya. Ia melihat kedua tangannya yang putih bersih tidak seperti yang ia lihat tadi. Tubuhnya gemetar dan memeluk dirinya dengan tangannya.’’Apa itu tadi?’’. Debaran jantungnya berdebar kencang. Ia berjalan pelan-pelan , lalu duduk di kursi makan.


Pintu apartemen terbuka, Rei masuk dengan membawa sekantung belanjaan dan ketika ia memasuki dapur terkejut melihat Maya yang dengan pandangan kosong.’’Maya...Maya...’’.Rei memanggilnya berkali-kali dan mengguncang-guncang tubuhnya, tapi tidak ada reaksi darinya.


‘’MAYAAAA’’teriaknya. Akhirnya Maya tersadar dan terkejut melihat Rei yang sedang menatapnya cemas.


‘’Ada apa lagi Maya? Apa ada yang menganggu pikiranmu.


‘’Rei, tadi aku melihat banyak darah, tapi aku tidak tahu darah siapa itu’’.


‘’Hah...’’


‘’Aku benar-benar takut’’. Tubuh Maya merinding.


‘’Tenanglah Maya! Apa kamu baru saja melihat pembunuhan?’’


‘’Pembunuhan? Tidak aku tidak melihatnya, tapi entahlah Rei aku tidak tahu’’.


‘’Lalu kenapa kamu sampai bisa melihat darah?’’


‘’Entalah, itu tiba-tiba saja ada dalam kepalaku’’.


‘’Sebaiknya kau istirahat saja mungkin kau sudah lelah setelah seharian beraktivitas. Aku akan membuatkan makan malam untuk kalian dan kau tidak perlu membantuku. Pergilah ke kamar dan istirahatlah! Aku akan memanggilmu jika makan malam telah siap’’.


Tanpa berkata apa-apa lagi Maya berjalan menuju kamarnya.


Malam itu Maya tidur begitu nyenyaknya sehingga Rei dan juga teman-teman lainnya tidak tega untuk membangunkannya. Sayup-sayup terdengar bunyi alunan musik yang tidak begitu asing baginya. Semilir angin malam berhembus dengan sejuk menyentuh kulitnya. ‘’Dimana aku?’’. Suasana begitu hening yang terdengar hanya suara jangkrik yang saling bersahutan. Matanya memandang bulan purnama.’’Indahnya’’. Matanya menangkap sosok seseorang yang berada dibawah jembatan di dekat aliran sungai, tapi ia tidak dapat melihatnya dengan jelas karena seluruh tubuhnya terlihat hitam, ia tahu kalau orang itu sedang menatapnya sangat lekat. Maya dapat merasakannya.’’Siapa orang itu?’’gumamnya.


‘’Maya...ternyata kamu ada disini, sudah berapa kali ibu bilang jangan keluar malam-malam. Ayo pulang!’’


‘’Eh, kenapa ibu ada disini? Apa aku sedang bermimpi?’’bisik hatinya.Tangannya begitu terasa hangat diantara kulitnya yang dingin. Sudah lama ia tidak merasakan kehangatan tangan ibunya.Kelopak bunga Sakura berjatuhan di kepalanya yang ditiup oleh angin malam.’’Eh rumah ini, aku dan Masumi pernah datang kemari, tapi kenapa ibu mengajakku kesini?’’bisik hatinya.Pintu gerbang tinggi itu terbuka ketika ibunya mengarahkan wajahnya ke kamera yang terpasang di depan.


‘’Ibu, kenapa kita masuk kesini?’’


‘’Kau ini bicara apa?’’


‘’Ini rumah kita’’.


‘’Eeehh...’’


‘’Kau ini aneh sekali Maya, kita sudah lama tinggal disini. Apa kepalamu tadi terbentur sesuatu?’’


‘’Tidak’’. Maya hanya terdiam.Ibunya menyeret dirinya memasuki sebuah kamar yang cukup besar dan mewah. ‘’Ini kan kamar anak-anak’’pikirnya.


‘’Tidurlah! Ibu akan membacakanmu sebuah dongeng sebelum kau tidur’’.Ditangannya sudah memegang sebuah buku dan mulai membacakan sebuah cerita.


Tidur Maya mulai gelisah. Lalu tiba-tiba ia melihat ibunya sedang menatap cemas kepadanya sambil membangunkan dirinya.’’Maya...Maya, bangun, kita harus pergi dari sini’’.


Matahari menyinari segala penjuru kamar menyapa ramah dan sinarnya menyelinap dari balik awan-awan diiringi oleh suara burung. Desir angin sejuk bertiup, merayu sisa-sisa embun yang berjuntaian laksana kilauan intan berlian. Maya mengerjap-ngerjapkan matanya. Silau mentari pagi mengenai matanya. Maya bangun dan merentangkan kedua tangannya. Ia melihat jam beker disampingnya dan matanya melebar.’’Aku terlambat’’. Maya bergegas membersihkan diri dan kemudian berpakaian.


Rei dan teman-temannya menyambut ramah di dapur dan mereka serentak mengucapkan ‘’Selamat pagi!’’


‘’Pagi!’’


‘’Sebaiknya kau duduk. Makan pagi telah siap!’’


‘’Aku tidak akan makan. Aku sudah terlambat!’’


‘’Bukannya hari ini kamu libur tidak ada kegiatan sama sekali’’. Maya tersadar dan baru mengingatnya kalau hari ini jadwalnya kosong.


‘’Aaaaa...aku lupa’’.


 Maya menghembuskan nafas lega dan akhirnya duduk bersama teman-temannya mengelilingi meja makan.


‘’Karena hari ini kau libur, bisakah kau membersihkan apartemen ini. Aku dan yang lainnya hari ini sibuk’’.


‘’Baiklah’’.Maya menyuapkan nasinya banyak-banyak ke dalam mulutnya.

Selesai makan tinggal Maya sendirian membersihkan sisa-sisa makan pagi tadi dan mulai membersihkan apartemennya.


Sementara itu Masumi baru saja tiba di kantornya dan disambut Mizuki dengan memberikan pekerjaan yang banyak.


 ‘’Ini mengenai data dari perusahaan Takazawa Industries. Saya rasa mereka bukan seperti yang kita kira selama ini. Selama ini kita beranggapan kalau keluarga Takamiya yang paling mempengaruhi perekonomian Jepang, tapi sekarang hal itu tidak berlaku  lagi’’. Masumi menatap Mizuki dengan rasa penasaran.


‘’Sekarang kau boleh pergi. Aku akan membacanya dengan teliti. Masumi mulai membaca laporan yang diberikan Mizuki dan ia mengerenyitkan dahinya setelah membaca beberapa lembar laporan tersebut.Senyuman seringai menghiasi wajahnya yang tampan.


‘’Sepertinya keluarga Takamiya sekarang bukan apa-apa lagi, kalau ayah mengetahui ini apa pendapatnya ya?’’


Dilaporan itu tertulis perusahaan Takazwa Industries. Perusahaan yang bergerak disegala bidang bisnis , hotel, industri, otomotif, retail, kesehatan, pertanian , peternakan dan juga properti. Bisinisnya tidak hanya menguasain pasaran Jepang tapi juga juga sudah menguasai pasaran Eropa. Mereka memiliki kurang lebih 3000 rumah sakit yang terserbar diseluruh Eropa baik rumah sakit kecil maupun besar, mempunyai puluhan ribu hektar lahan pertanian di Eropa, 200 pabrik mobil ,10000 supermarket, 400 pabrik makanan dan minuman, 100 bank dan itu hanya berada di Eropa belum yang berada di Jepang.’’Sungguh luar biasa. Mereka lebih kaya dari Takatsu grup’’ gumamnya.Ia tidak menyesal telah bekerja sama dengan mereka. Ia mengingat kembali pertemuannya dengan Shinji. Masumi begitu senang mereka mau menjadi sponsor drama terbaru Maya dan merupakan sponsor terbesar diantara sponsor lainnya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa mereka mau menjadi sponsor drama Maya padahal mereka bukan termasuk salah satu sponsor incaran Masumi untuk mensponsori drama ini.

Masumi menyimpan laporan itu dimeja, lalu bersandar pada kursinya yang mengarah ke jendela memandangi birunya langit.Ia tersenyum dan binar matanya penuh kerinduan pada Maya.

♪♪♪♪

Sayoko yang telah kembali ke Jepang mendapat pemberitahuan dari pelayannya kalau orang yang bernama Maya Kitajima telah meneleponnya. Ia terkejut, tidak menyangka sama sekali Maya akan meneleponnya kemari dan ia juga tidak tahu dari mana Maya mendapatkan nomor telepon rumahnya. Hanya ada satu orang yang mungkin memberitahu Maya yaitu ibunya Haru Kitajima.’’Apakah Maya sudah mengetahui semua yang terjadi? Apa Haru sudah menceritakan semuanya pada Maya?’’tanyanya dalam hati.


Ia pun segera meraih telepon dan menghubungi Maya saat itu juga. Ia melihat ke buku telepon dimana pelayannya sudah mencatat nomor telepon Maya. Tidak lama kemudian terdengar suara. Sayoko terdiam sebentar mendengarkan suara wanita diseberang telepon. Mungkin ini suara Maya pikirnya.’’Selamat siang! Apa benar ini Maya Kitajima?’’


‘’Benar. Saya Maya’’.


Sayoko memejamkan matanya.’’Ternyata ini adalah Maya’’batinnya.


‘’Saya Sayoko Matsunaga. Beberapa hari yang lalu kamu meneleponku’’.


‘’Ah iya saya ingat, jadi Anda nyonya Sayoko Matsunaga’’.


‘’Benar. Ada keperluan apa kamu meneleponku?’’


‘’Itu..itu..saya juga tidak tahu, tapi tidak lama ini saya menemukan pesan dari ibu saya. Di dalam pesan itu ibu mengatakan kalau saya harus menemui Anda karena Anda dapat memberitahukan saya tentang masa lalu aku dan ibu. Sebenarnya Anda siapa? Kenapa Anda bisa tahu tentang masa lalu saya dan ibu saya?’’

‘’Maya itu....Aku tahu pasti kamu akan bingung, tapi aku akan memberitahukan segalanya padamu dan aku tidak bisa menjelaskan semuanya ditelepon. Aku yang akan datang menemui, tapi tidak sekarang, aku perlu menyiapkan beberapa hal terlebih dahulu sebelum aku menemuimu’’.


‘’Baiklah , saya mengerti’’.


‘’Aku harap kamu sedikit bersabar dulu’’.


‘’Tentu’’.


‘’Kalau begitu sampai jumpa lagi’’. Sayoko menutup teleponnya, lalu ia menghembuskan nafas panjang.’’Ada apa sayang?’’


‘’Maya menelepon kemari untuk menanyakan tentang masa lalunya dan sepertinya Haru tidak mengatakan apa pun kepada Maya sebelum ia meninggal’’.


‘’Mungkin Haru masih belum saatnya Maya tahu tentang semuanya, lalu kamu mengatakan apa pada Maya?’’


‘’Aku akan datang menemuinya, tapi tidak sekarang karena aku harus menyiapkan dan membereskan beberapa hal sebelum aku menemuinya’’.


‘’Kita sama-sama datang menemuinya. Aku juga ingin bertemu dengannya. Dia sekarang sudah menjadi aktris terkenal’’.


‘’Maya memang gadis yang luar biasa’’. Mereka berdua tersenyum.Sebelum akhirnya mereka masuk ke kamar mereka untuk beristirahat.


Maya duduk di kursi makan sambil memegang segelas jus jeruk di tangan kanannya. Akhirnya ia dapat berbicara dengan orang yang bernama Sayoko Matsunaga meskipun hanya bicara ditelepon. Maya merasa mengenal suaranya. Suaranya sudah tidak asing lagi baginya, lembut penuh keibuan.


‘’Maya, lihat aku bawa kue strawberry untukmu’’.


‘’Terima kasih tante Sayoko’’.


Kepalanya kembali berdenyut sakit dan kali ini sakitnya tidak tertahankan.’’Apa itu tadi? Aku memanggilnya tante Sayoko. Siapa dia?’’gumamnya sebelum pada akhirnya Maya pingsan.


Pintu apartemen terbuka dan Rei terkejut menemukan Maya yang tidak sadarkan diri di kursi meja makan. Untung saja ia kembali ke apartemennya saat jam istirahat makan siang karena ia mencemaskan Maya karena sejak dari pagi wajah Maya terlihat pucat. Rei berusaha menyadarkan Maya dan ia merasa lega ketika Maya kembali sadar. Rei pun memaksa Maya untuk pergi kerumah sakit setelah Maya menceritakan kepalanya sakit  karena akhir-akhir ini Maya sering sakit kepala, meskipun Maya malas pergi kesana, akhirnya ia menuruti kata-kata Rei.


Sebuah taxi berhenti di depan sebuah rumah sakit . Maya keluar dari taxi dengan perasaan enggan. Setelah menjalani berbagai macam pemeriksaan yang membutuhkan waktu lama akhirnya ia tinggal menunggu pemeriksaan yang terakhir yaitu melakukan magnetic resonance imaging dikepalanya.


Setelah selesai Maya duduk menunggu penjelasan dokter . Dokter itu terlihat sudah tua, tapi sifatnya penuh kebapakan.’’Nona Kitajima sepertinya Anda pernah mempunyai luka di kepala bertahun-tahun yang lalu’’.


‘’Eh’’


‘’Otak Anda menyatakan pernah terjadi luka disana dan cukup besar’’.


‘’Tapi aku tidak ingat pernah mengalaminya’’


‘’Itu wajar karena Anda sekarang menderita amnesia’’.


‘’Apa amnesia ?’’tanya terkejut.


‘’Benar. Luka yang Anda alami mengenai otak memori Anda sehingga Anda kehilangan ingatan’’.


‘’Jadi aku amnesia’’katanya tidak percaya.


‘’Apa sampai sekarang Anda belum ingat apa-apa?’’


‘’Sepertinya begitu’’.


‘’Sudah bisa dipastikan penyebab Anda sering pusing karena efek samping dari amnesia Anda ketika Anda mengingat sesuatu dari masa lalu Anda atau muncul beberapa potongan ingatan, kepala Anda akan terasa sakit. Itu wajar. Kalau dilihat Anda sudah mengalami amensia selama 13 tahun’’.


Mendengar penjelasan dokter , Maya terkejut dan hampir tidak mempercayainya.’’Kalau begitu aku amnesia ketika usiaku 7 tahun’’.


‘’Benar’’.


‘’Pantas aja aku tidak dapat mengingat masa kecilku’’.


‘’Tapi jangan khawatir amensia anda hanya bersifat sementara bukan permanen. Anda masih mempunyai kesempatan besar untuk sembuh meskipun tidak tahu kapan hal itu akan terjadi’’.


‘’Saya mengerti’’.


‘’Jangan memaksa untuk mengingatnya, biarlah ingatan itu muncul dengan sendirinya’’.


‘’Baik’’.


‘’Ini resep obat untuk sakit kepala. Semoga Anda cepat sembuh. Saya punya seorang pasien yang nama keluarganya sama denganmu. Dia juga hilang ingatan karena suatu kecelakaan mobil, tapi sayangnya ia tidak pernah datang menemui saya lagi untuk memeriksakan dirinya lagi’’.


‘’Boleh saya tahu siapa namanya?’’tanya Maya penasaran.


‘’Haru Kitajima’’.


Deg!


‘’Haru Kitajima?’’


‘’Benar. Apa Anda mengenalnya nona?’’


‘’Dia ibu saya’’.


‘’Ibu Anda?’’tanya dokter itu tidak percaya.


‘’Benar’’


‘’Lalu kenapa ibu Anda tidak pernah datang kesini lagi?’’. Wajah Maya terlihat sedih.’’Ibu saya sudah meninggal’’.


‘’Maafkan saya’’.


‘’Tidak apa-apa. Saya tidak pernah tahu kalau ibu hilang ingatan karena dia tidak pernah menceritakannya padaku’’.


‘’Jadi begitu. Sebenarnya ibu Anda juga amensia sudah lama sekali karena sebuah kecelakaan mobil’’.


‘’Terima kasih sudah mau mengatakannya pada saya. Sekarang saya bisa satu lagi tentang penyakit ibu saya’’.


Dokter itu tersenyum lembut.’’Sebaiknya Anda mulai sekarang jaga kesehatan Anda’’.


‘’Saya mengerti. Permisi!’’


Maya keluar ruangan masih dengan rasa tidak percaya dengan penjelasan dokter. Ia dan ibunya sama-sama amnesia. Maya berjalan sambil memikirkan penyakit amnesianya dan tidak mendengar seseorang memanggilnya.


‘’Maya....’’


‘’Kenapa aku bisa amensia ya? Apa penyebabnya? Aku sama sekali tidak ingat?’’tanyanya dalam hati.


‘’Maya...’’


‘’Ibuku juga amensia, kenapa ibu dan aku bisa sama-sama amnesia?’’tanya dalam hati lagi.


‘’Mayaaa...’’teriak Rei.


‘’Ah maaf Rei tadi aku sibuk dengan pikiranku’’.


‘’Apa yang dikatakan dokter? Kamu baik-baik saja kan?’’


‘’Aku baik-baik saja. Ada yang ingin aku katakan padamu Rei, tapi tidak disini. Aku akan mengatakannya ketika kita sudah pulang’’. Maya pergi begitu saja meninggalkan Rei dengan tatapan bingung.


‘’Apaaaa...’’teriak Rei ketika mereka sudah sampai di apartemen.’’Tapi bagaimana itu bisa terjadi’’.


‘’Aku juga tidak tahu. Itu yang dikatakan dokter padaku’’.


‘’Pasti dokter itu salah mana mungkin kamu amnesia’’.


‘’Dokter sudah mengeceknya berulang kali, jadi tidak mungkin salah, tapi setelah aku pikirkan lagi, aku memang tidak ingat tentang masa kecilku dam aku yakin masa kecilku tidaklah bagus’’. Maya kembali mengingat tentang penglihatan terakhirnya yaitu banyak genangan darah disekelilingnya. Ia yakin kalau dirinya telah melihat suatu kejadian mengerikan di masa lalunya. Maya bergidik. Ia takut untuk kembali mengingat masa lalunya dan berharap tidak akan pernah mengingatnya, tapi disisi lain ia juga merasa penasaran apa yang terjadi ketika ia masih kecil.


‘’Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi aku harap semoga saja kamu dapat mengingat semuanya. Aku akan kembali ke teater’’.


‘’Baiklah, terima kasih sudah mau mengantarku ke rumah sakit, kau jadi terlalu lama meninggalkan pekerjaanmu’’.


‘’Tidak apa-apa  tadi aku sudah meminta izin. Istirahatlah!’’. Maya mengangguk dengan cepat.’’Kunci pintunya!’’.


Setelah Rei pergi Maya pergi ke kamarnya dan bermaksud untuk tidur sebentar, tapi ketika ia memasuki kamarnya, Maya terkejut. Kamarnya telah berantakan. ’’Apakah tadi ada pencuri disini?’’gumamnya ketakutan.’’Bagaimana ini?’’


Maya semakin ketakutan jika pencurinya masih ada didalam.Ia pun melihat kamar lainnya dan kamar itu terlihat rapi.’’Eh, kenapa hanya kamarku saja? Apa yang pencuri itu cari di kamarku’’.


Maya cepat berganti pakaian dan segera membereskan kamarnya. Hadiah-hadiah dari mawar ungu yang tertata rapi kini berserakan dimana-mana. Barang-barang peninggalan ibunya pun tercecer dimana-mana, lalu ia teringat sesuatu. Maya menyingkirkan barang-barang yang ada dilama lemari yang berantakan dan ia dapat bernafas lega setelah kotak pemberian ibunya aman.’’Syukurlah!’’. Ia kemudian teringat akan perkataan ibunya.


 Maya, simpanlah kotak in baik-baik jangan kamu hilangkan dan juga jangan sampai ada orang lain yang mengambilnya.


Maya memandangi kotak itu yang masih terkunci. Rasa penasaran akan isi kotak itu mengelayuti pikirannya.’’Kuncinya kecil sekali’’. Maya lalu teringat liontin kalungnya yang berbentuk kunci, ia pun memasukkan liontin kunci itu untuk membuka kotak itu dan maya sangat senang kotak itu terbuka. Ia sedikit kecewa karena di dalamnya tidak ada benda berharga hanya beberapa lembar surat dan buku diari ibunya dan juga sebuah kunci. Maya menutup kembali kotak itu dan menguncinya.’’Aneh. Kenapa ibu bilang isi kotak ini begitu berharga ya?’’. Ia kembali menyiman kotak itu disudut lemarinya yang terdalam diantara tumpukan pakaiannya dan juga beberapa barang lainnya.


Tiba-tiba langit berubah menjadi sangat kelam, angin dingin bertiup sangat kencang, tidak lama gerimis menyibak celah-celah hitamnya awan dan hujan pun turun dengan sangat derasnya. Terdengar desau angin yang kencang sekali. Beberapa kali halilintar mengelenggar dan menimbulkan suara yang memekikkan telinga.Apartemennya menjadi gelap. Disudut ruangan kamarnya ia melihat sebuah boneka dengan gaun yang indah sedang menatapnya tajam. Seseorang pasti telah meletakannya disana pikirnya.Maya melihat ke atas lemari pakaiannya dan melihat boneka yang pernah ia terima beberapa hari terakhir dengan sebuah pesan ancaman dan kali ini pun ia kembali mendapat sebuah boneka lagi dan seperti yang sudah ia duga ada pesan yang disematkan diantar gaun boneka itu. Sebuah kartu kecil yang bertuliskan sebuah kalimat yang cukup membuat Maya takut sekaligus penasaran.


Maya sayang, sebentar lagi kita akan bertemu dan pada saat kita bertemu nanti aku pasti akan membunuhmu.


S.T


Maya bergidik ketika selesai membaca pesan itu. Suara petir semakin keras terdengar diluar dan cukup mengagetkannya. ‘’Siapa orang ini?’’tanyanya dalam hati.


♪♪♪♪


Trrrrrr....trrrrr.....


Dalam keadaan masih mengantuk Masumi berusaha mengambil ponselnya di meja samping tempat tidur dari balik selimutnya.’’Pagi! Masumi disini’’.Beberapa detik kemudian ia terbangun setelah tahu siapa yang meneleponnya.


‘’Baik. Saya akan segera kesana sebelum pergi ke kantor’’. Setelah mematikan sambungan teleponnya. Masumi segera membersihkan diri dan dalam sekejap sudah berpakaian rapi.


Masumi telah sampai di kediaman Takamiya. Sesaat ia memandangi rumah itu sebelum masuk. Sudah hampir satu bulan ia tidak pernah datang lagi kemari sejak Shiori sudah terlihat sehat.Seorang pelayan mengantarkannya menemui Tenno Takamiya di ruang kerjanya.


‘’Tuan Hayami sudah datang’’.


‘’Suruh dia masuk!’’


Masumi masuk dan pak Takamiya menyuruhnya duduk.’’Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?’’


‘’Saya baik’’.


‘’Aku tidak akan berbasa-basi lagi denganmu. Aku akan langsung pada permasalahannya.Apa kamu masih tetap pada keputusanmu untuk tidak menikahi Shiori dan menjadi pimpinan perusahaan kami’’.


‘’Maafkan aku pak Takamiya, aku tidak akan merubah keputusanku’’.


‘’Sayang sekali. Padahal aku sangat menginginkanmu menikahi cucuku. Apa dihatimu sekarang ini ada wanita lain? Jika ada dia sungguh hebat bisa merebut hatimu. Pasti wanita itu lebih cantik dari Shiori’’.


‘’Tidak juga, dia wanita biasa dan tidak secantik Shiori’’.


‘’Aku jadi penasaran wanita seperti apa yang membuatmu jatuh cinta kepadanya’’.


‘’Dalam waktu dekat Anda juga akan tahu. Aku bermaksud untuk mengumumkannya di hadapan publik siapa kekasihku’’.


‘’Kalau tahu ini pasti Shiori akan kecewa. Kau tahu dia masih berharap suatu saat kamu akan kembali kepadanya dan menikahinya’’.


‘’Kalau begitu sepertinya aku akan membuatnya kecewa lagi’’.


Di lain tempat masih di kediaman Hayami Shiori tengan sibuk mengurus bunga-bunganya ditaman.Seorang pelayan mengatakan kalau tuan Masumi telah datang.Binar bahagia langsung terpancar dari wajahnya.Cepat-cepat ia pergi ke ruang kerja kakeknya. Sampai disana, ia mendengar suara Masumi. Disanalah pria yang dirindukannya berada.


‘’Masumi’’.


‘’Shiori’’.


‘’Aku tidak tahu kalau kau akan datang hari ini’’.


‘’Sebenarnya kakekmu yang menghubungiku untuk datang kesini. Bagaimana kabarmu?’’


‘’Aku baik. Terima kasih’’


‘’Aku akan meninggalkan kalian berdua untuk bicara’’kata pak Takamiya.

Shiori tampak malu-malu berdua dengan Masumi.’’Kau terlihat kurus’’kata Shiori.


‘’Benarkah? Akhir-akhir ini pola makanku agak terganggu. Pekerjaanku sangat banyak’’.


‘’Kamu harus lebih menjaga kesehatanmu’’.


‘’Terima kasih atas perhatianmu’’.


‘’Sebenarnya aku senang kamu datang kemari dan bisa melihatmu lagi. Aku kira tidak akan dapat bertemu denganmu lagi’’.


‘’Aku juga senang bisa melihatmu lagi’’. Rona merah menghiasi wajah Shiori yang putih pucat.


‘’Masumi, apa kamu tidak dapat memulai hubungan kita dari awal lgi?’’


‘’Shiori sudah aku katakan sebelumnya, aku tidak bisa kembali lagi padamu karena aku yakin tidak akan dapat membahagiakanmu.Tapi aku masih mencintaimu’’.


‘’Carilah pria lain yang benar-benar mencintaimu dan dapat membahagiakanmu’’.


‘’Tapi aku tidak bisa mencintai pria lain selain dirimu’’.


‘’Maafkan aku Shiori’’.


‘’Aku mengerti’’.


‘’Sudah saatnya aku pergi. Aku sudah terlambat pergi ke kantor. Kau harus jaga kesehatanmu Shiori. Sampai jumpa!’’


Masumi berlalu pergi dan Shiori memandangnya dengan pandangan sedih.’’Aku tidak akan menyerah’’gumamnya.


Kediaman Hayami


Esiuke begitu terkejut melihat hasil laporan penyeledikannya.’’Apa Anda yakin dengan semua laporan ini?’’


‘’Sangat yakin. Saya rasa anak Anda memiliki perasaan khusus pada Maya Kitajima dan ia selalu memberikan bunga mawar ungu untuknya. Tapi sepertinya Maya belum mengetahui ini dan saya juga tidak tahu apakah Maya mencintai anak Anda atau tidak’’. Eisuke melihat laporan yang ada didepannya. Tangannya bergetar dan matanya berkilat penuh kemarahan.


‘’Sekarang Anda boleh pergi dan terus selidiki mereka’’.


‘’Baik’’.


Eisuke mengepalkan tangannya dengan kuat rasa marah mengalir di pembuluh darahnya.Ia sama sekali tidak menyangka kalau Masumi jatuh cinta pada Maya. Saat ini yang dibutuhkan Daito bukanlah Maya tapi jalinan kerja sama yang sangat menguntungkan bagi Daito. Dirinya dapat membayangkan jika Masumi akhirnya menjadi menantu keluarga Takamiya , perusahaannya akan mendapat keuntungan yang sangat besar dan mejadi perusahaan yang terkuat di Jepang. Meskipun ia menyukai Maya, tapi tidak setuju kalau Maya menjadi istri Masumi.


Ia pun segera mencari cara agar dapat memisahkan mereka berdua. Apa pun yang terjadi Masumi harus menikah dengan Shiori.







4 komentar:

  1. Tambah teka teki nih... siapa maya and knapa identitas aslinya membahayakan.... gak sabar lanjutannya

    BalasHapus
  2. hmm,,,, masih misteriiiiusss....

    BalasHapus
  3. waduh maya itu seperti nya orang penting ya ... penasaran

    BalasHapus
  4. maya adlh orang penting bahkan sebelum menjadi artis....siapa sih maya sebenarny
    #please jgn lama2 apdetny
    #penasaran tingkat dewa

    BalasHapus

silahkan tinggalkan komen ya, saran ato kritik , sapa, salam, banyak ato sedikit ngga apa2 ....terima kasih ^0^