Chapter 3
Maya
bangun dengan kepala agak pusing. Ia kemudian teringat dengan mimpinya.Maya
mendesah lega. ‘’Ternyata hanya mimpi’’.
Maya beranjak dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan dirinya. Setelah
berpakain rapi, ia menuju balkon menghirup udara segar. Sebuah suara
mengejutkannya.
‘’Pagi Maya!’’
‘’Pagi pak Masumi!’’
‘’Sepertinya cuaca hari ini
cukup cerah. Bagaimana kabarmu? Apa sudah merasa lebih baik?’’.
Maya mengangguk pelan, lalu ia teringat dengan kejadian malam, tapi
Masumi terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.
‘’Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar sebelum kita pulang ke
Tokyo?
Aku ingin tahu lebih banyak tentang kota dari kamu
berasal’’kata Masumi dengan senyuman dikulum.’’Aku ingin kau menjadi pemandu
wisataku. Bagaimana mungil?’’
‘’Kenapa Anda memanggilku
mungil? Menyebalkan’’.Bibir Maya mengerucut. Dimata Masumi sekarang Maya begitu
mengemaskan dan mempesona, dia ingin sekali meloncat dari balkon kamarnya ke
balkon kamar Maya jika saja jarak kedua balkon tidak terlalu jauh dan menarik
Maya ke dalam dekapannya.
‘’Karena tubuhmu begitu mungil.Jadi
apa jawabanmu?’’. Masumi tersenyum jahil.
‘’Aku akan menemani Anda jalan-jalan. Aku akan
berganti pakaian dulu’’. Maya masuk ke dalam kamarnya, lalu menyentuh dadanya.Debaran
jantungnya masih terasa berdetak dengan kencang, karena sejak dari tadi dirinya
terus ditatap olehnya.Maya telah berpakaian rapi ketika bel pintu
berbunyi.’’Sudah siap!’’kata Masumi.
‘’Aku sudah siap!’’
Mizuki telah menunggunya di depan
mobil, mereka berdua akhirnya masuk.Masumi duduk lebih merapatkan diri dengan
Maya dan membuat Maya merasa gugup dan canggung. Masumi pun menyadari kegugupan
dan kecanggungan Maya terhadap dirinya. Mobil berhenti di suatu tempat lapangan parkir luas di depan sebuah
supermarket. ‘’Sekarang kita akan pergi kemana?’’tanya Masumi sambil berjalan
sedangkan Mizuki mengikutinya dari belakang.
‘’Bagaimana kalau kita pergi kepelabuhan
dulu?’’
‘’Terserah kau saja’’.
Tidak terasa mereka pun sampai di
pelabuhan. Langit biru cerah disertai dengan burung-burung camar yang berterbangan
, suara peluit kapal terdengar dimana-mana dan sebuah kapal pesiar sedang
berlabuh menunggu para penumpang berdatangan.Suasana di pelabuhan begitu sangat
ramai. Mereka berdua berjalan menyusuri pelabuhan sambil menikmati udara segar.
Air laut yang berwarna biru jernih berkilau tertimpa cahaya matahari. Tatapan
mata Maya menerawang mengarah ke air laut .
‘’Tujuh tahun lalu, aku pernah terjun
disini’’.
Masumi mengalihkan pandangannya
kepada Maya.
‘’Demi mengambil sebuah tiket
pertunjukkan bunga kacapiring. Waktu itu aku tidak mampu untuk membeli tiket,
karena keinginanku begitu besar untuk menontonnya akhirnya aku menyanggupi
tantangan Sugiko untuk mengantarkan mie ramen sebanyak 120 pesanan, tapi
akhirnya aku berhasil melakukannya dan mendapatkan tiket itu meskipun aku harus
terjun dulu disini untuk mengambil tiket yang terbang tertiup angin’’. Masumi
tertegun mendengar cerita Maya.
‘’Ternyata kamu ini benar-benar sangat
menyukai akting’’ujarnya.
Mereka berdua berjalan kembali dan
langkah mereka membawanya ke suatu jalan lebar yang tidak terlalu ramai. Maya
berhenti melangkah dan pandangannya lurus ke depan tanpa berkedip sedikit pun.
‘’Maya...Maya....’’.Maya tetap diam
tidak mendengar Masumi memanggilnya.’’Maya...’’.Masumi menggerak-gerakan
tangannya di depan mata Maya, tapi Maya masih diam tidak bergerak.
‘’Maya...kakek sayang kamu’’. Maya
tiba-tiba tersadar dari lamunannya.
‘’Pak Masumi, apa tadi Anda mendengar
suara seseorang?’’
Masumi menatapnya dengan wajah
heran.’’Suara apa? Aku tidak mendengar suara apa-apa’’.
‘’Tapi aku mendengarnya dengan
jelas’’.
‘’Maya kau jangan menakutiku’’.
‘’Aku tidak menakut-nakuti pak
Masumi, tadi aku mendengar suara. Sungguh’’.
‘’Suara itu mengatakan apa padamu’’.
‘’Suara itu bilang,’’Maya...kakek
sayang kamu’’.Maya kemudian bergidik dan memeluk dirinya.
Masumi tersenyum jahil.’’Mungkin
arwah kakekmu mendatangimu dan mungkin saja arwahnya di didekatmu’’.
‘’Pak Masumiiii...Anda jangan
menakut-nakutiku’’.
‘’Aku tidak menakut-nakutimu’’katanya
dengan senyuman jahil menghiasi wajahnya yg tampan.
Angin dingin bertiup menerbangan
beberapa kelopak bunga Sakura yang berasal dari rumah besar dan mewah yang
berada diujung jalan.Maya berjalan mendekati rumah itu. Selama beberapa saat ia
terus memperhatikan rumah itu yang terlihat sangat sepi seperti tidak seorang
pun yang tinggal disana.
‘’Rumah yang bagus’’komentar Masumi.
Tanpa Maya ketahui penyebabnya,Maya merasakan perasaan hangat
sekaligus menyedihkan ketika melihat rumah yang
dipenuhi oleh bunga Sakura.
Maya menangis sejadi-jadinya.
Perasaan sedih yang teramat sangat tanpa diketahui oleh dirinya kini menyeruak
dihatinya.Masumi terlihat bingung dengan Maya yang tiba-tiba menangis.’’Sudah
jangan menangis lagi. Malu dilihat orang’’. Masumi membawanya pergi dari sana
dan sekarang mereka berdua sudah berada disebuah kafe yang menghadap ke
pelabuhan.’’Perasaanmu sudah lebih baik?’’tanya Masumi dengan pendangan
cemas.Maya mengangguk pelan.’’Kenapa tadi tiba-tiba menangis?’’
‘’Aku juga tidak tahu, tapi aku
merasakan perasaan sedih dan menyakitkan yang tiba-tiba aku rasakan ‘’.
‘’Itu aneh...Kamu tiba-tiba merasakan
perasaan itu’’.
‘’Ini memang aneh’’.
‘’Setelah makan siang kita kembali ke
Tokyo. Sekarang pesan makan siangmu’’. Maya mengangguk lagi, lalu membaca
daftar menu.
Mereka berdua keluar dari kafe
setelah menyantap makan siang dan Mizuki sudah menunggunya di mobil.’’Mizuki,
kita kembali ke Tokyo’’perintah Masumi.
♪♪♪♪
Menjelang sore Maya telah tiba di
apartemennya. Maya melambaikan tangannya ketika mobil Masumi kembali
melaju.Apartemennya tampak begitu sepi. Maya mengeluarkan kuncinya dan
tiba-tiba pintu terbuka.’’Rei....’’
‘’Maya....kau sudah pulang?’’.Maya
mengangguk.’’Sendirian?’’
‘’Tidak. Pak Masumi tadi
mengantarkanku pulang’’.Maya kemudian masuk dan Rei mengikutinya dari belakang
.’’Bisakah kamu ceritakan apa yang terjadi antara kamu dan pak Hayami di
Yokohama? Bukannya kamu pergi kesana untuk mengunjungi makam ibumu?’’
‘’Itu benar. Aku bertemu dengan Pak
Hayami di Yokohama secara kebetulan dan akhirnya aku menginap di hotel dimana
pak Masumi menginap karena dia tidak mengizinkan aku pulang’’.
‘’Kau
ini selalu membuatku cemas’’.
‘’Maafkan aku Rei’’.
‘’Sekarang ganti pakaianmu dan
istirahatlah! Aku akan menyiapkan makan malam dulu untuk kita’’.
‘’Dimana Sayaka , Mina dan Taiko?’’
‘’Mereka masih bekerja mungkin
sebentar lagi mereka pulang’’.
Maya segera pergi ke kamarnya dan
berganti pakaian setelah membersihkan dirinya, ia membaca kembali jadwal untuk
kegiatan besok. ‘’Ternyata jadwalku besok sangat padat’’keluhnya, kemudian ia
duduk di depan jendela sambil menghirup udara sore hari . ‘’Pak Masumi...’’gumamnya.
Dirinya kembali merindukan sosoknya.
‘’Maya.....’’
Spontan Maya menjauh dari jendela
ketika terdengar suara yang sangat dikenalnya memanggilnya.’’Ibu.....Ibu itukah
kau?’’
Suasana kamar terasa menjadi sangat
hening yang terdengar hanya suara angin.’’Maya....bangun
nak, kita harus keluar dari sini’’. Maya berdiri terpaku, ia dapat
mendengar suara ibunya yang memangil-manggil namanya. ‘’Mayaaaa.....awaaassss.....’’.
‘’Ibuuuuu.....’’
Maya semakin membeku ditempatnya. Rei
masuk ke dalam kamar dan melihat Maya berdiri dalam
diam.’’Maya....’’panggilnya.
BRUK!
Maya terjatuh.’’Mayaaaa....’’teriak
Rei cemas.
Maya merasakan kepalanya
berdenyut-denyut, lalu sebuah bayangan melintas dikepalanya. Ia melihat ibunya
terjatuh dan tertimpa sebuah balok. Maya terus memegangi kepalanya.’’Maya, kau
kenapa?’’tanya Rei dengan perasaan cemas.
Nafas Maya memburu.’’Aku baik-baik
saja’’.
‘’Apanya yang baik-baik saja.
Jelas-jelas tadi aku melihatmu kesakitan’’.
‘’Aku baik-baik saja’’.
‘’Benarkah?’’
Maya mengangguk dan tersenyum.’’Aku
baik-baik saja. Jangan cemas’’.
‘’Baiklah. Aku percaya, tapi kau
harus menjaga kesehatanmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu’’.
‘’Aku tahu’’.
‘’Makan malam telah siap. Mina,
Sayaka dan Taiko telah datang’’.
‘’Baiklah. Ayo!’’. Maya mengikuti Rei
dari belakang menuju ruang makan.
♪♪♪♪
Eisuke terlihat marah di ruang
kerjanya setelah Tenno Takamiya mengatakan kalau Masumi menolak untuk menikah
dengan Shiori. Dua tangannya dikepalkan dan wajahnya memerah karena marah.Ia
pun segera menghubungi Masumi.
‘’Masumi, aku ingin bicara denganmu
sekarang juga. Pulanglah! Aku tunggu’’. Dengan marah Eisuke menutup
teleponnya.’’Anak itu sudah mulai berani tidak menuruti perintahku’’gerutunya.
Tidak lama kemudian Masumi tiba dan
mendapati ayahnya sedang menatapnya marah.’’Ada apa menyuruhku datang kesini?’’
‘’Aku dengar kamu telah menolak
menikah dengan Shiori’’.
‘’Itu benar’’.
‘’Tapi kenapa? Apa yang kurang dari
Shiori? Dia cantik dan berasal dari keluarga yang terhormat. Kau kan tahu
pernikahanmu sangat berarti bagi kelangsungan Daito’’.
‘’Maaf ayah, tapi aku tetap tidak
bisa menikah dengannya. Shiori memang cantik dan juga berasal dari keluarga
kaya, tapi aku tidak mencintainya’’.
‘’Cinta? Sejak kapan kamu memikirkan
tentang cinta? Menikahlah dengannya! Ini perintah’’.
‘’Aku tidak akan merubah keputusanku’’.
‘’Masumiiii.....’’. Eisuke terlihat
geram.
‘’Maaf ayah. Ini sudah menjadi
keputusanku, jika tidak ada lagi yang ingin ayah bicarakan. Aku pergi
sekarang’’. Masumi beranjak dari kursinya dan melangkah keluar dari ruang kerja
Eisuke.
‘’Tunggu!’’. Masumi menghentikan
langkahnya.
‘’Apa ada wanita lain dihatimu?’’
Masumi hanya diam, kemudian berlalu
pergi.
‘’Aku yakin ada wanita lain dan aku akan
mencari siapa wanita itu’’gumamnya. Eisuke lalu memanggil Asa.
‘’Anda memanggil saya tuan Eisuke?’’
‘’Benar. Tolong carikan aku seorang
detektif!’’
‘’Detektif?’’
‘’Benar. Detektif yang bisa mengawasi
semua gerak-gerik Masumi’’.
‘’Baik tuan’’. Pak Asa segera keluar
dan Eisuke masih terlihat geram.’’Akan kucari tahu siapa wanita itu’’gumamnya
dengan penuh kemarahan.
♪♪♪♪
Seorang pria berusia sekitar 40
tahunan baru saja keluar dari pintu gerbang penjara. Ia merentangkan tangannya
lebar-lebar sambil menghirup udara kebebasan.’’Ternyata udara diluar memang
lebih baik’’. Pandangan matanya terlihat sendu.’’Maya Kitajima....’’gumamnya.
Ia pun berjalan menjauhi gerbang penjara dengan hanya menenteng ransel
disebalah pundaknya. Ia naik bus dan duduk di pinggir jendela.’’Kota Tokyo
ternyata tidak banyak berubah’’gumamnya dalam hati.
Setelah mendekam di penjara, ia
mendapat pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia menyadari selama ini
ia telah menyia-nyiakan hidupnya dengan hal-hal yang tidak berarti dalam
hidupnya. Ia sangat menyesali perbuatannya dulu dan ingin memperbaiki segala
kesalahannya terutama pada Maya Kitajima. Gemerlapnya kota Tokyo membuat ia
sedikit terpesona.Pria itu turun di halte bis berikutnya dan seorang pria
dengan berambut cepak sedikit beruban memakai pakaian setelan jas resmi telah
menunggunya disana.’’Selamat malam Shinji Takazawa!’’.
‘’Malam!’’
‘’Akhirnya Anda bebas juga. Mari ikut
saya!’’
Mereka tiba disebuah kafe yang tidak
jauh dari halte bis. ‘’Dua kopi panas’’kata pria berpakaian jas yang bernama Reiji
Matsuura. Pria itu memandang Shinji.’’Penampilanmu sudah banyak berubah’’.
‘’Tentu saja. Sekarang aku sudah
bertambah tua dan Anda juga sudah banyak berubah. Bagaiamana dengan keluarga
Anda? Pasti anak-anak Anda sudah besar’’.
‘’Keluargaku semua baik-baik saja.
Anak-anakku sudah besar. Keduanya baru masuk SMU. Apa kamu sudah menyesali
perbuatamu kepada Maya?’’
‘’Iya aku menyesalinya’’.
‘’ Itu bagus. Kamu masih mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki segalanya atas apa yang kamu perbuat dulu’’.
‘’Akan kulakukan itu. Pertama-tama
aku harus meminta maaf terlebih dahulu pada Maya. Mungkin anak itu tidak akan
mudah memaafkanku. Sudah 13 tahun aku tidak bertemu dengannya pasti dia
sekarang sudah menjadi gadis dewasa’’.
‘’Kamu benar. Maya Kitajima telah
tumbuh menjadi wanita dewasa dan juga cantik. Sekarang dia artis terkenal’’.
Shinji membelalakkan matanya.
‘’Eh, benarkah?’’
‘’Benar. Ia sangat berbakat dalam
akting dan akhirnya dia menjadi aktris terkenal . Perannya sebagai bidadari
merah telah membawanya menjadi orang terkenal. Hampir seluruh Jepang mengenalnya’’.
Pelayan datang membawakan dua kopi panas.
‘’Terima kasih’’kata pria itu.
Pelayan itu kemudian pergi.
‘’Lalu sekarang dimana dia tinggal?’’
‘’Dia tinggal di apartemen yang
sangat sederhana bersama dengan teman-temannya’’.
‘’Aku ingin menemuinya’’.
‘’Sebaiknya jangan sekarang karena
kondisi Maya saat ini tidak memungkinkan untuk ditemui olehmu’’.
‘’Kenapa?’’
‘’Maya tidak mengenalimu sekarang
percuma saja kau meminta maaf padamu’’.
‘’Haru Kitajima kenapa ia tidak
tinggal dengan Maya?’’
‘’Nyonya Kitajima telah meninggal
beberapa tahun lalu karena sakit’’.
‘’Oh jadi begitu’’. Shinji meniup
kopinya ,lalu meminumnya secara perlahan-lahan.Rasa sedih merayapi hatinya mendengar Haru telah meninggal.
‘’Sepertinya Anda tahu banyak tentang
Maya’’.
‘’Karena ini aku selalu mengikuti
perkembangan keberadaan Maya. Kau kan tahu dia adalah orang yang penting dan
sangat berharga. Maya memang sudah menjadi orang yang penting dan berharga
sebelum dia menjadi aktris terkenal. Kalau ada orang yang sampai menculiknya
itu bisa berbahaya’’. Shinji dan pengacaranya saling menatap.
‘’Benar. Maya terlalu sangat berharga, kalau
ada orang yang jahat yang mengetahui identitas dia sebenarnya, itu bisa
membahayakannya’’kata Shinji.
♪♪♪♪
Sinar matahari pagi perlahan-lahan
masuk kedalam kamar . Maya bangun dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
Ia ingin tidur lebih lama lagi kalau tidak mengingat jadwal yang begitu padat
hari ini. Setelah berpakaian rapi dan juga sarapan pagi, Ami managernya telah
menjemputnya.
‘’Rei, aku pergi’’.
‘’Hati-hati!’’.
Maya masuk kedalam mobil yang telah
disediakan.Hari itu langit terlihat sangat cerah. Matanya menatap ke arah
langit melalui jendela mobil yang sedikit terbuka. Angin menggerakkan rambutnya
dengan lembut. Pikirannya melayang akan sebuah ingatan yang sendiri ia tidak
yakin. Apakah itu benar-benar terjadi atau hanya mimpi, tapi gambaran itu
begitu jelas dalam ingatannya, sehingga Maya meragukannya. Tidak ada seorang
pun yang dapat ia tanyakan mengenai hal itu . Berbagai macam pertanyaan
memenuhi benaknya. Maya Sibuk dengan pikirannya sehingga ia tidak mendengarkan
Ami berbicara kepadanya. ’’Pekerjaan pertama yang harus kamu lakukan sekarang
adalah pergi ke lokasi syuting iklan. Kamu beruntung sekali mendapatkan iklan
parfum terkenal ini , tidak semua aktris yang bisa mendapatkannya’’. Ami
melihat Maya sedang melamun dan ia terlihat kesal. Disimpannya buku jadwal Maya
dipangkuannya .’’Maya, apa kamu mendengarkan aku?’’
‘’Ah i..iya....Maaf’’. Maya
menundukkan kepalanya. Ami mendesah.
‘’Aku tidak tahu apa yang sedang kamu
pikirkan sekarang, tapi bisakah untuk kali ini kamu jangan melamun terus’’.
‘’Maaf’’.
‘’Sudahlah’’. Kemudian Ami mengulang
membacakan jadwal kegiatan pada Maya. Maya mendengarkannya baik-baik dan
meresapi setiap kata-katanya. Ia begitu senang mendapatkan seorang manager
seperti Ami. Ia masih sangat muda dan juga cantik. Potongan rambutnya yang
sebahu, matanya yang coklat terang, bibirnya yang merah merakah menambah
kecantikan dirinya. Terlihat kalau Ami selalu merawat diri dengan baik dan
selalu memperhatikan penampilan. Kadang Maya merasa iri dengan kecantikan yang
dimiliki managernya. Ia juga sangat cerdas dan cekatan. Pesona dan
kecantikannya lebih mendominasi dari pada aktris yang dimanagerinya. Maya
mendesah, seandainya ia memiliki saja sedikit kecantikan dari Ami mungkin pak
Masumi akan tertarik padanya batin Maya.
‘’Aku juga tidak menyangka mereka
menawarkannya untukku. Aku juga suka dengan wangi parfumnya bahkan mereka sudah
memberikan satu untukku. Semoga saja proses syutingnya tidak memakan waktu
lama’’.
‘’Itu tergantung bagaimana kamu
melakukannya’’.
‘’Aku akan melakukannya sebaik
mungkin’’.
Mobil kemudian memasuki tempat parkir bawah
tanah sebuah gedung.’’Ayo Maya, kau harus segera didandani sudah tidak ada
banyak waktu lagi’’. Ami berjalan dengan
sangat cepat dan Maya susah payah menyimbangi cara berjalan managernya yang
sangat cepat. Di ruang ganti , Maya segera di dandani.
‘’Maya sudah saatnya syuting
dimulai’’. Ami menatapnya sebentar.’’Kau terlihat sangat cantik’’. Wajah Maya
merona merah.’’Terima kasih’’. Maya pun hampir tidak mengenali dirinya sendiri
setelah di dandani, kalau dirinya bisa tampil sangat cantik. Andai saja polesan
make up ini tidak pernah hilang supaya ia tetap terlihat cantik seperti ini
pikirnya. Suasana di ruang syuting terlihat sangat ramai. Berbotol-botol farfum
sweet violet telah berjajar rapi di meja. Maya dapat mencium harumnya
parfum.Syuting pun dimulai. Ami merasa puas melihat kepiawaian Maya dalam
melakukan pengambilan gambar demi gambar. Jarang sekali melakukan kesalahan dan
tampaknya sutradara pun terlihat sangat puas.
Dua jam telah berlalu, syuting
akhirnya selesai. Setelah mengganti pakaian dan beristirahat sebentar Maya
melakukan pemotretan untuk poster drama terbarunya yang berjudul romance Yamato
Nadeshiko. Kurang lebih setengah jam Maya melakukan pemotretan dengan beberapa
para pemain lainnya yang ikut terlibat dalam drama tersebut kecuali pemeran
utama pria tidak berada ditengah-tengah mereka karena masih ada kegiatan
syuting di negara asalnya yaitu Amerika. Disana Maya melihat Masumi sedang
berbicara dengan seorang fotograpfer. Masumi memergoki Maya yang sedang
menatapnya.Matanya bertemu dengan mata Masumi. Maya merasa malu , lalu Masumi
tersenyum kepadanya. Senyumannya membuat hati Maya bergetar. Ia sudah sangat
merindukannya. Rasanya ia ingin sekali berlari memeluknya dan mengatakan aku
mencintaimu, tapi keinginannya itu ia tekan dan hanya bisa disimpannya dalam
hati. Pandangan mata Maya lebih banyak terarah pada sosok Masumi yang berdiri
disudut ruangan dari pada kamera. Maya menatapnya penuh cinta dan hal itu
disadari oleh fotographer tanpa buang waktu lagi langsung membidikan kameranya.
Ia terlihat kecewa ketika Masumi keluar ruangan bersama seorang pria tua
gendut. Maya merasa lega setelah pemotretan selesai . Ia pun berlari keluar
ruangan, tapi tidak menemukan Masumi di mana pun. Maya pergi ke ruang ganti
dengan perasaan kecewa, tapi rasa kecewa itu berubah menjadi senang karena ia
menemukan sebuket bunga mawar ungu berada di atas meja rias. Maya segera
mengambilnya , memeluknya dan menciumnya.
‘’Pak Masumi....mawar
unguku’’gumamnya.
Ami masuk dan langsung menegur
Maya.’’Apa yang kau lakukan? Cepat ganti pakaianmu. Pekerjaanmu masih belum
selesai’’.
Maya menuruti kata-kata managernya
dengan perasaan enggan.Cepat-cepat ia meletakan bunganya di meja, lalu
mengganti pakaiannya.
Ketika ia sampai ditempat parkir, Ami
telah menunggunya di mobil.’’Masuklah! Sekarang kamu harus belajar ikebana’’.
‘’Apakah aku harus melakukannya?’’
‘’Tentu saja. Ini demi peranmu
sebagai putri bangsawan’’.
‘’Baiklah. Aku mengerti’’ujar Maya
cemberut.’’Huh, ternyata repot juga menjadi putri bangsawan meski ini hanya
akting’’pikirnya.
Mobil yang membawa Maya masuk ke
sebuah rumah tradisional Jepang dengan halaman yang sangat luas. Maya begitu
terpesona dengan keindahan tamannya. Seorang pelayan menyambut kedatangan
mereka dan mengantarkannya menemui Hiroko Takamura seorang guru ikebana yang
cukup terkenal di Jepang.
Maya dibawa ke sebuah ruangan terbuka
langsung menghadap kesebuah taman.
‘’Nyonya Hiroko, nona Kitajima telah
datang’’kata pelayannya.
‘’Suruh dia masuk!’’
‘’Baik!’’
Maya masuk dan sedikit tertegun
melihat seorang wanita paruh baya berpenampilan sangat anggun dan cantik dengan
pakaian yukatanya yang bermotif bunga sakura sedang serius merangkai bunga.
‘’Selamat siang! Saya Maya
Kitajima’’. Hiroko melihat Maya dan tersenyum lembut penuh keibuan.’’Silahkan
duduk!’’
‘’Wah, cantik sekali’’komentar Maya
ketika Hiroko telah menyelesaikan kegiatan merangkai bunganya.
‘’Kau pun bisa melakukannya jika mau
belajar keras merangkai bunga. Sebelumnya sudah pernah belajar merangkai bunga?’’
‘’Sama sekali belum pernah’’.
‘’Mulai sekarang selama satu bulan ,
kamu akan belajar merangkai bunga denganku’’.
‘’Mohon bimbingannya bu guru
Takamura’’.
‘’Di depanmu telah ada bahan-bahan
untuk merangkai bunga. Sekarang cobalah merangkai bunga’’.
‘’Baik’’. Maya mulai merangkai bunga
dan Hiroko memperhatikannya dengan seksama.
‘’Selesai’’.
Hiroko menilai hasil rangkaian bunga Maya yang
terlihat acak-acakkan dan juga tidak harmonis.
‘’Aku tahu pasti hasilnya tidak
bagus, bukankah begitu ?’’
‘’Benar. Sepertinya kamu harus
belajar lebih giat lagi mulai hari ini’’. Hiroko menatap Maya lekat dan
tajam.’’Maya, sepertinya kamu mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal.
Kamu mirip sekali dengan salah satu muridku. Dulu ketika ia pertama kali datang
padaku sama seperti kamu. Sama sekali tidak mengerti tentang ikebana’’.
‘’Benarkah?’’
‘’Iya, tapi akhirnya ia berhasil
menjadi murid terbaikku. Selalu menjuarai berbagai macam lomba ikebana. Kamu
juga bisa menjadi seperti dia asal kamu rajin berlatih’’. Maya tersenyum,
kemudian melanjutkan lagi merangkai bunga.
Dalam dua jam Maya belajar seni
merangkai bunga dan sering melakukan kesalahan juga sering mendapat teguran
dari gurunya, akhirnya dua jam pun berlalu, Maya terlihat lelah. Hari sudah
memasuki sore hari, lembayung senja sudah terlihat dilangit. Hiroko menatap
kepergian Maya, lalu ia berkata dalam hatinya,’’Anak itu mirip denganmu Haru’’gumamnya.
‘’Bagaimana latihanmu merangkai
bunga?’’tanya Ami.
‘’Sangat sulit. Ternyata tidak
semudah yang aku bayangkan dan aku tadi telah banyak melakukan kesalahan’’.
Maya terlihat cemberut dan Ami hanya tersenyum.
‘’Jangan menyerah. Ini kan baru hari
pertama pasti lambat laun kamu pasti akan bisa melakukannya dengan lebih baik
lagi. Besok aku akan mengantarmu kesini lagi .
‘’Baik’’. Maya hanya menuduk lesu.
‘’Semangatlah! Ini semua kan demi
pendalaman aktingmu sebagai Hikaru’’.
‘’Aku tahu’’.
‘’Sekarang kamu harus belajar upacara
minum teh’’.
‘’Heeehhh....’’. Maya kembali
cemberut dan mendesah pasrah, keinginannya untuk cepat-cepat kembali ke
apartemennya dan beristirahat harus ditunda dulu selama beberapa jam lagi.
Malam telah tiba , Maya pulang ke
apartemennya dengan wajah kusut dan lelah.‘’Aku pulang!’’
‘’Selamat datang!’’ seru Rei, Mina,
Sayaka dan juga Taiko secara bersamaan. Maya langsung masuk ke kamarnya dan
langsung membaringkan dirinya di lantai kamar.Teman-temannya hanya memandangnya
dengan keheranan.
♪♪♪♪
Pagi harinya Maya bangun pagi-pagi
sekali dengan mata yang masih mengantuk, pergi ke dapur dengan cepat
menghabiskan sarapan paginya.Setelah itu ia pergi terburu-buru ke gedung Daito.
BRUUK!
‘’Maaf...maaf...maaf’’. Berkali-kali
Maya membungkukkan badanya meminta maaf pada orang yang ditabraknya tadi.
‘’Maya...’’panggil orang itu dengan
wajah terkejut.
‘’Sakurakoji...’’panggil Maya tidak
kalah terkejutnya.
‘’Seperti biasa kau selalu saja
melamun’’. Maya terlihat malu. Pipinya merona merah.
‘’Apa kabar? Sudah lama tidak
bertemu’’kata Maya.
‘’Aku baik dan kau?’’
‘’Aku juga baik’’.
‘’Aku dengar kamu akan tampil dalam
produksi drama terbaru Daito’’.
‘’Itu benar’’.
‘’Aku tidak dapat membayangkan kau
akan berperan sebagai gadis bangsawan kalau dilihat dari sikap
aslimu.Ha...ha..ha..ha..’’. Maya cemberut.
‘’Lihat saja nanti, aku pasti akan
bisa memerankannya’’.
‘’Aku percaya, kalau kamu pasti
bisa.Aku sudah tidak sabar ingin menontonnya. Sayang sekali kali ini aku tidak
bisa berakting lagi denganmu’’.
‘’Apa kau disini sedang latihan
pementasanmu selanjutnya?’’
‘’Benar’’.
‘’Aku harap semuanya berjalan lancar
dan aku juga akan menontonnya’’.
‘’Terima kasih. Aku sangat
mengharapkan kehadiranmu nanti’’. Maya melihat jam tangannya.
‘’Aaaaaa....aku sudah terlambat. Maaf
Koji aku harus segera pergi sekarang aku ada pertemuan mengenai drama
terbaruku. Permisi!’'
‘’Tunggu!’’Koji menahan lengan Maya.
Pandangan Koji berubah menjadi serius lalu pandangannya menjadi lembut.’’Aku
tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu. Itu sudah keputusanku dan aku
akan selalu menunggumu’’.
‘’Koji...’’
‘’Aku tidak perduli kalau kau
sekarang sedang mencintai seseorang. Aku akan tetap menunggumu sampai kapan
pun’’.
‘’Akan kutegaskan sekarang. Berapa
lama pun kamu akan menungguku perasaanku tidak akan pernah berubah. Hatiku
sudah menjadi milik pria lain’’. Koji melepaskan tangan Maya dan membiarkan
Maya pergi. Koji memandangnya dengan pandangan sedih.’’Meskipun kamu berkata
seperti itu, aku tetap tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu
Maya’’gumamnya.
Drap...drap...drap....BRAK!
Hah...hah...hah...
‘’Tepat waktu. Syukurlah!’’. Orang-orang
yang berada di dalam ruangan melihat ke arah Maya. Maya masuk dengan
perlahan-lahan, lalu mengambil tempat.Tidak lama kemudian sutradara Makimura
datang dan mengedarkan pandangannya.Menit demi menit telah berlalu dan tidak
terasa satu jam telah berlalu. Maya menghela nafas panjang setelah mendengar
penjelasan dan arahan dari sutradara mengenai drama terbarunya.’’Cukup sekian
dari saya, kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan’’.
Salah seorang perempuan berambut
gelombang sebahu bertubuh ramping dan juga cantik mengacungkan tangannya.
‘’Iya Matsunaga ada yang ingin kamu
tanyakan?’’
‘’Pak Makimura, saya dan mungkin
teman-teman yang ada disini ingin tahu siapa yang akan memerankan tokoh David.
Kami sama sekali belum melihatnya. Apa kalian sengaja merahasiakannya dari
kami?’’
‘’Kami bukan merahasiakannya, tapi
dia belum tiba di Jepang. Namanya Eiji Ashley keturunan Jepang-Amerika. Saya
harap kalian semua nantinya dapat bekerja sama dengan baik dengannya. Ada yang
ingin ditanyakan lagi?’’. Semuanya terdiam.
‘’Baiklah, kalian sekarang boleh
bubar kecuali Maya Kitajima’’. Setelah semuanya keluar dari ruangan, sutradara
Makimura menyuruhnya duduk kembali.’’Bagaimana latihan seni merangkai bunga dan
juga upacara minum tehnya? Apa semunya lancar?’’
‘’Semuanya lancar, meskipun sulit
tapi saya akan terus berusaha’’.
‘’Bagus. Saya akan memperkenalkan
Eiji terlebih dahulu kepadamu sebelum syuting drama akan dimulai, meskipun kamu
tidak mengenalnya, saya harap kamu dapat bekerja sama yang baik dengannya’’.
‘’Aku mengerti’’.
‘’Sekarang kamu boleh keluar’’.
‘’Permisi!’’
Di luar ruangan begitu gaduh, tampak
orang-orang sedang mengelilingi Ryoko Matsunaga. Maya hanya diam
menatapnya.’’Cantik sekali’’gumamnya.
‘’Dia memang sangat cantik dan juga
populer’’kata Ami.’’Dia menjadi terkenal akhir-akhir ini karena aktingnya di
drama my dear friend dan Daito menarik dia untuk bergabung dalam drama romance
Yamato Nadeshiko. Dia yang akan berperan sebagai adik perempuanmu. Sebaiknya
kita pergi, kamu harus pergi ke butik untuk mengepas pakaianmu untuk drama
nanti’’. Maya dan Ami pun berlalu pergi. Ryoko melihat Maya dengan pandangan
iri. ‘’Kenapa kau yang harus terpilih sebagai pemeran utamanya? Kenapa bukan
aku saja?’’tanyanya dalam hati.
‘’Wah ternyata Eiji tampan
sekali’’kata salah seorang anak perempuan disamping Ryoko ketika melihatnya
disebuah majalah yang sedang dipegang oleh Ryoko.’’Benar dia tampan
sekali’’sahut anak perempuan lainnya.
‘’Maya beruntung sekali menjadi
pasangannya. Aku rasa mereka berdua bukan pasangan serasi dalam drama ini.
Kalau Ryoko pasti akan sangat serasi’’.
‘’Benar....benar’’.
Ryoko kemudian menutup majalahnya,
lalu berdiri.’’Aku harus segera pergi masih ada pekerjaan lain yang harus aku
selesaikan’’. Tanpa menoleh lagi kebelakang Ryoko berlalu pergi begitu saja.
Maya dan Ami berjalan dengan cepat di
lobi Daito. Maya terlihat sibuk melihat isi tasnya dan tertinggal jauh
dibelakang Ami.
‘’Aduh, kemana jimatku? Kalau tidak
salah aku memasukkannya kedalam tas ini’’gumamnya.
BRUK!
Maya hampir saja terjatuh karena
lantai yang basah kalau tidak ada orang yang menolongnya.
‘’Nona, Anda tidak apa-apa?’’
‘’Saya baik-baik saja. Maaf’’tanyanya
masih dengan pandangan cemas.
‘’Saya baik-baik saja’’.
‘’Maya Kitajima, apa yang sedang kau lakukan,
kita harus segera pergi’’kata Ami sambil menarik lengan Maya.
‘’Saya permisi dulu!’’
Orang itu menatap kepergian Maya
dengan wajah terkejut.’’Jadi wanita tadi adalah Maya Kitajima. Dia sudah tumbuh
menjadi wanita dewasa dan juga cantik’’bisik hatinya, kemudian ia menghampiri
resepsionis.
‘’Saya Shinji Takazawa ingin bertemu
dengan pak Masumi Hayami. Saya sudah ada janji dengannya’’.
‘’Baik. Tunggu sebentar!’’
Shinji melihat kesekeliling lobi
Daito,lalu ia menghembuskan nafas panjang, setelah ia keluar dari penjara, ia
bergabung kembali dengan Takazawa Industries perusahaan besar milik ayahnya
dulu dan ia datang kesini atas perintah langsung presiden direktur Takazawa
Industries.
‘’Pak Takazwa, Pak Hayami sudah menunggu
Anda di kantornya’’.
‘’Terima kasih nona’’. Shinji
tersenyum manis ke arah resepsionis tadi.
Di dalam mobil , Maya kembali mengingat
kejadian di lobi Daito. Pria yang tadi menolongnya tidak asing lagi baginya. Maya
merasa pernah mengenal pria itu. Mobil kemudian berhenti disebuah butik yang
cukup mewah dan elegan temboknya sebagian besar terbuat dari kaca. Mereka
berdua masuk.
‘’Halo Ami! Apa kabar?’’sapa pemilik
butik tersebut.
‘’Ini Maya Kitajima’’.
‘’Jadi ini Maya. Senang berkenalan
denganmu. Namaku Rui Matsuda’’.
‘’Dia adalah temanku sewaktu SMU
dulu’’katanya pada Maya.
‘’Namaku Maya Kitajima. Senang
berkenalan dengan Anda juga nona Matsuda’’.
‘’Maya, dia sudah menikah’’katanya
setengah berbisik. Wajah Maya langsung memerah karena malu.’’Maaf....nyonya
Matsuda’’.
Rui tersenyum.’’Tidak apa-apa’’. Rui
memperhatikan Maya sesaat lalu berkata’’ternyata kamu lebih mungil dari yang
dikatakan Ami. Ini pertama kalinya kamu akan main drama bukan?’’
‘’Benar’’. Maya mengangguk.
‘’Ayo ikut saya!’’. Maya dan Ami
mengikutinya dari belakang dan mereka tiba disebuah ruang VIP. Disana telah
berjejer berbagai macam model pakaian dan juga yukata untuk dikenakannya nanti.
Satu persatu Maya mencobanya dan selama satu jam Maya dijadikan model dengan
mencoba semua pakaian yang disediakan untuknya. Maya menghela nafas lega
setelah acara pengepasan baju selesai.
‘’Sepertinya ada beberapa baju yang
kebesaran untuknya, tapi itu tidak masalah. Kami akan segera memperbaikinya’’.
‘’Baiklah kalau begitu, aku harap
semuanya sudah selesai tepat waktu sebelum syuting drama dimulai’’kata Ami.
‘’Itu pasti’’.
‘’Sekarang kami harus pergi.
Permisi!’’
‘’Permisi!’’kata Maya.
Mobil kembali melaju dengan tenang di
jalanan Tokyo. Maya terlihat kembali melamun dan akhirnya mereka tiba di sebuah
rumah bergaya tradisional Jepang. Rumah kediaman Hiroko Takamura guru seni
merangkai bunganya.
♪♪♪♪
Setelah selesai latihan merangkai
bunga, Maya dengan serius berlatih upacara minum teh disebuah rumah yang
menurutnya cukup menyeramkan karena selain rumahnya yang cukup tua, halamannya
banyak dikelilingi oleh pohon-pohon, selain itu suasananya sangat hening sekali
yang terdengar hanya gesekan angin diantara pephononan. Ami memperhatikan Maya
dari sudut ruangan. Sebuah senyuman tersungging disudut bibirnya. Ia merasa
senang telah menjadi managernya. Maya tidak seperti kebanyakan aktris lainnya
yang pernah ia tangani. Pantas saja pak Hayami begitu menyukai gadis itu dan
mampu melakukan apa pun untuknya pikirnya.’’Direktur Daito yang terkenal dingin
dan tidak punya hati bisa juga jatuh cinta. Maya Kitajima sihir apa yang sudah
membuat seorang Masumi luluh hatinya padamu’’batinnya. Ami sangat terkejut
ketika ia secara tidak sengaja mendengar pembicaaran antara Masumi dan Mizuki
sekretarisnya. Saat itu ia hampir tidak mempercayai pendengaraannya yang ia
tahu kalau Masumi mencintai Shiori tunangannya, tapi yang ia dengar justru
sebaliknya.Ia pun dengan segera menyetujui untuk menjadi managernya dan ingin
lebih mengenal Maya. Wanita yang sudah membuat atasannya jatuh cinta kepadanya.
Ami pun sekarang mengerti kenapa Masumi bisa jatuh cinta kepadanya. Gadis itu
cantik meski penampilan fisiknya biasa-biasa saja, penuh semangat, lembut dan
baik haitu.Maya Kitajima siapa kamu sebenarnya pikirnya.
Langit sudah mulai gelap ketika Maya
baru saja selesai belajar latihan upacara minum teh. ‘’Aku akan mengantarmu
pulang! Kau kenapa? Kamu terlihat tidak bersemangat’’tanya Ami .
‘’Tidak ada apa-apa. Sebaiknya kita pulang.
Aku ingin segera mandi air hangat dan minum susu coklat panas’’.
Ami tersenyum.’’Masuklah!’’
Ami dengan cekatan mengendarai mobil
dan kurang dari satu jam Maya sudah berada di depan apartemennya.’’
Istirahatlah Hari ini pasti kamu sangat lelah’’.
‘’Baik. Sampai jumpa besok!''
Maya terlihat segar ketika keluar
dari kamar mandi, ia pun segera menyeduh susu coklat panas. Uap panas mengepul
dari gelas, perlahan-lahan Maya meniupnya dan meminumnya pelan-pelan.’’Ah
nikmat sekali’’.
PRAANNGG!
Gelas yang dipegang Maya seketika
jatuh sekelebat bayangan terlintas dikepalanya. Ia melihat seorang kakek tua
tersenyum penuh kasih sayang kepadanya dan bayangan itu kemudian berganti, ia
melihat kedua tangannya penuh dengan darah dan lantai pun banjir dengan darah.
Maya merasakan kepalanya sedikit berdenyut, lalu ia kembali ke kenyataan dan
masih berdiri mematung ditempatnya. Ia melihat kedua tangannya yang putih
bersih tidak seperti yang ia lihat tadi. Tubuhnya gemetar dan memeluk dirinya
dengan tangannya.’’Apa itu tadi?’’. Debaran jantungnya berdebar kencang. Ia
berjalan pelan-pelan , lalu duduk di kursi makan.
Pintu apartemen terbuka, Rei masuk
dengan membawa sekantung belanjaan dan ketika ia memasuki dapur terkejut
melihat Maya yang dengan pandangan kosong.’’Maya...Maya...’’.Rei memanggilnya
berkali-kali dan mengguncang-guncang tubuhnya, tapi tidak ada reaksi darinya.
‘’MAYAAAA’’teriaknya. Akhirnya Maya
tersadar dan terkejut melihat Rei yang sedang menatapnya cemas.
‘’Ada apa lagi Maya? Apa ada yang
menganggu pikiranmu.
‘’Rei, tadi aku melihat banyak darah,
tapi aku tidak tahu darah siapa itu’’.
‘’Hah...’’
‘’Aku benar-benar takut’’. Tubuh Maya
merinding.
‘’Tenanglah Maya! Apa kamu baru saja
melihat pembunuhan?’’
‘’Pembunuhan? Tidak aku tidak
melihatnya, tapi entahlah Rei aku tidak tahu’’.
‘’Lalu kenapa kamu sampai bisa
melihat darah?’’
‘’Entalah, itu tiba-tiba saja ada
dalam kepalaku’’.
‘’Sebaiknya kau istirahat saja
mungkin kau sudah lelah setelah seharian beraktivitas. Aku akan membuatkan
makan malam untuk kalian dan kau tidak perlu membantuku. Pergilah ke kamar dan
istirahatlah! Aku akan memanggilmu jika makan malam telah siap’’.
Tanpa berkata apa-apa lagi Maya
berjalan menuju kamarnya.
Malam itu Maya tidur
begitu nyenyaknya sehingga Rei dan juga teman-teman lainnya tidak tega untuk
membangunkannya. Sayup-sayup terdengar bunyi alunan musik yang tidak begitu
asing baginya. Semilir angin malam berhembus dengan sejuk menyentuh kulitnya.
‘’Dimana aku?’’. Suasana begitu hening yang terdengar hanya suara jangkrik yang
saling bersahutan. Matanya memandang bulan purnama.’’Indahnya’’. Matanya
menangkap sosok seseorang yang berada dibawah jembatan di dekat aliran sungai,
tapi ia tidak dapat melihatnya dengan jelas karena seluruh tubuhnya terlihat
hitam, ia tahu kalau orang itu sedang menatapnya sangat lekat. Maya dapat
merasakannya.’’Siapa orang itu?’’gumamnya.
‘’Maya...ternyata kamu
ada disini, sudah berapa kali ibu bilang jangan keluar malam-malam. Ayo
pulang!’’
‘’Eh, kenapa ibu ada
disini? Apa aku sedang bermimpi?’’bisik hatinya.Tangannya begitu terasa hangat
diantara kulitnya yang dingin. Sudah lama ia tidak merasakan kehangatan tangan
ibunya.Kelopak bunga Sakura berjatuhan di kepalanya yang ditiup oleh angin
malam.’’Eh rumah ini, aku dan Masumi pernah datang kemari, tapi kenapa ibu
mengajakku kesini?’’bisik hatinya.Pintu gerbang tinggi itu terbuka ketika
ibunya mengarahkan wajahnya ke kamera yang terpasang di depan.
‘’Ibu, kenapa kita
masuk kesini?’’
‘’Kau ini bicara apa?’’
‘’Ini rumah kita’’.
‘’Eeehh...’’
‘’Kau ini aneh sekali
Maya, kita sudah lama tinggal disini. Apa kepalamu tadi terbentur sesuatu?’’
‘’Tidak’’. Maya hanya
terdiam.Ibunya menyeret dirinya memasuki sebuah kamar yang cukup besar dan
mewah. ‘’Ini kan kamar anak-anak’’pikirnya.
‘’Tidurlah! Ibu akan
membacakanmu sebuah dongeng sebelum kau tidur’’.Ditangannya sudah memegang
sebuah buku dan mulai membacakan sebuah cerita.
Tidur Maya mulai
gelisah. Lalu tiba-tiba ia melihat ibunya sedang menatap cemas kepadanya sambil
membangunkan dirinya.’’Maya...Maya, bangun, kita harus pergi dari sini’’.
Matahari menyinari
segala penjuru kamar menyapa ramah dan sinarnya menyelinap dari balik awan-awan
diiringi oleh suara burung. Desir angin sejuk bertiup, merayu sisa-sisa embun
yang berjuntaian laksana kilauan intan berlian. Maya mengerjap-ngerjapkan
matanya. Silau mentari pagi mengenai matanya. Maya bangun dan merentangkan
kedua tangannya. Ia melihat jam beker disampingnya dan matanya melebar.’’Aku
terlambat’’. Maya bergegas membersihkan diri dan kemudian berpakaian.
Rei dan teman-temannya
menyambut ramah di dapur dan mereka serentak mengucapkan ‘’Selamat pagi!’’
‘’Pagi!’’
‘’Sebaiknya kau duduk.
Makan pagi telah siap!’’
‘’Aku tidak akan makan.
Aku sudah terlambat!’’
‘’Bukannya hari ini
kamu libur tidak ada kegiatan sama sekali’’. Maya tersadar dan baru
mengingatnya kalau hari ini jadwalnya kosong.
‘’Aaaaa...aku lupa’’.
Maya menghembuskan nafas lega dan akhirnya
duduk bersama teman-temannya mengelilingi meja makan.
‘’Karena hari ini kau
libur, bisakah kau membersihkan apartemen ini. Aku dan yang lainnya hari ini
sibuk’’.
‘’Baiklah’’.Maya
menyuapkan nasinya banyak-banyak ke dalam mulutnya.
Selesai makan tinggal
Maya sendirian membersihkan sisa-sisa makan pagi tadi dan mulai membersihkan
apartemennya.
Sementara itu Masumi
baru saja tiba di kantornya dan disambut Mizuki dengan memberikan pekerjaan
yang banyak.
‘’Ini mengenai data dari perusahaan Takazawa
Industries. Saya rasa mereka bukan seperti yang kita kira selama ini. Selama
ini kita beranggapan kalau keluarga Takamiya yang paling mempengaruhi
perekonomian Jepang, tapi sekarang hal itu tidak berlaku lagi’’. Masumi menatap Mizuki dengan rasa
penasaran.
‘’Sekarang kau boleh
pergi. Aku akan membacanya dengan teliti. Masumi mulai membaca laporan yang
diberikan Mizuki dan ia mengerenyitkan dahinya setelah membaca beberapa lembar
laporan tersebut.Senyuman seringai menghiasi wajahnya yang tampan.
‘’Sepertinya keluarga
Takamiya sekarang bukan apa-apa lagi, kalau ayah mengetahui ini apa pendapatnya
ya?’’
Dilaporan itu tertulis
perusahaan Takazwa Industries. Perusahaan yang bergerak disegala bidang bisnis
, hotel, industri, otomotif, retail, kesehatan, pertanian , peternakan dan juga
properti. Bisinisnya tidak hanya menguasain pasaran Jepang tapi juga juga sudah
menguasai pasaran Eropa. Mereka memiliki kurang lebih 3000 rumah sakit yang
terserbar diseluruh Eropa baik rumah sakit kecil maupun besar, mempunyai
puluhan ribu hektar lahan pertanian di Eropa, 200 pabrik mobil ,10000
supermarket, 400 pabrik makanan dan minuman, 100 bank dan itu hanya berada di
Eropa belum yang berada di Jepang.’’Sungguh luar biasa. Mereka lebih kaya dari
Takatsu grup’’ gumamnya.Ia tidak menyesal telah bekerja sama dengan mereka. Ia
mengingat kembali pertemuannya dengan Shinji. Masumi begitu senang mereka mau
menjadi sponsor drama terbaru Maya dan merupakan sponsor terbesar diantara
sponsor lainnya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa mereka mau menjadi sponsor
drama Maya padahal mereka bukan termasuk salah satu sponsor incaran Masumi
untuk mensponsori drama ini.
Masumi menyimpan
laporan itu dimeja, lalu bersandar pada kursinya yang mengarah ke jendela
memandangi birunya langit.Ia tersenyum dan binar matanya penuh kerinduan pada
Maya.
♪♪♪♪
Sayoko yang telah
kembali ke Jepang mendapat pemberitahuan dari pelayannya kalau orang yang
bernama Maya Kitajima telah meneleponnya. Ia terkejut, tidak menyangka sama
sekali Maya akan meneleponnya kemari dan ia juga tidak tahu dari mana Maya
mendapatkan nomor telepon rumahnya. Hanya ada satu orang yang mungkin
memberitahu Maya yaitu ibunya Haru Kitajima.’’Apakah Maya sudah mengetahui
semua yang terjadi? Apa Haru sudah menceritakan semuanya pada Maya?’’tanyanya
dalam hati.
Ia pun segera meraih
telepon dan menghubungi Maya saat itu juga. Ia melihat ke buku telepon dimana
pelayannya sudah mencatat nomor telepon Maya. Tidak lama kemudian terdengar
suara. Sayoko terdiam sebentar mendengarkan suara wanita diseberang telepon.
Mungkin ini suara Maya pikirnya.’’Selamat siang! Apa benar ini Maya Kitajima?’’
‘’Benar. Saya Maya’’.
Sayoko memejamkan
matanya.’’Ternyata ini adalah
Maya’’batinnya.
‘’Saya Sayoko
Matsunaga. Beberapa hari yang lalu kamu meneleponku’’.
‘’Ah iya saya ingat,
jadi Anda nyonya Sayoko Matsunaga’’.
‘’Benar. Ada keperluan
apa kamu meneleponku?’’
‘’Itu..itu..saya juga
tidak tahu, tapi tidak lama ini saya menemukan pesan dari ibu saya. Di dalam
pesan itu ibu mengatakan kalau saya harus menemui Anda karena Anda dapat
memberitahukan saya tentang masa lalu aku dan ibu. Sebenarnya Anda siapa?
Kenapa Anda bisa tahu tentang masa lalu saya dan ibu saya?’’
‘’Maya itu....Aku tahu
pasti kamu akan bingung, tapi aku akan memberitahukan segalanya padamu dan aku
tidak bisa menjelaskan semuanya ditelepon. Aku yang akan datang menemui, tapi
tidak sekarang, aku perlu menyiapkan beberapa hal terlebih dahulu sebelum aku
menemuimu’’.
‘’Baiklah , saya
mengerti’’.
‘’Aku harap kamu
sedikit bersabar dulu’’.
‘’Tentu’’.
‘’Kalau begitu sampai
jumpa lagi’’. Sayoko menutup teleponnya, lalu ia menghembuskan nafas
panjang.’’Ada apa sayang?’’
‘’Maya menelepon kemari
untuk menanyakan tentang masa lalunya dan sepertinya Haru tidak mengatakan apa
pun kepada Maya sebelum ia meninggal’’.
‘’Mungkin Haru masih
belum saatnya Maya tahu tentang semuanya, lalu kamu mengatakan apa pada Maya?’’
‘’Aku akan datang
menemuinya, tapi tidak sekarang karena aku harus menyiapkan dan membereskan
beberapa hal sebelum aku menemuinya’’.
‘’Kita sama-sama datang
menemuinya. Aku juga ingin bertemu dengannya. Dia sekarang sudah menjadi aktris
terkenal’’.
‘’Maya memang gadis
yang luar biasa’’. Mereka berdua tersenyum.Sebelum akhirnya mereka masuk ke
kamar mereka untuk beristirahat.
Maya duduk di kursi
makan sambil memegang segelas jus jeruk di tangan kanannya. Akhirnya ia dapat
berbicara dengan orang yang bernama Sayoko Matsunaga meskipun hanya bicara
ditelepon. Maya merasa mengenal suaranya. Suaranya sudah tidak asing lagi
baginya, lembut penuh keibuan.
‘’Maya, lihat aku bawa kue strawberry untukmu’’.
‘’Terima kasih tante Sayoko’’.
Kepalanya kembali
berdenyut sakit dan kali ini sakitnya tidak tertahankan.’’Apa itu tadi? Aku
memanggilnya tante Sayoko. Siapa dia?’’gumamnya sebelum pada akhirnya Maya
pingsan.
Pintu apartemen terbuka
dan Rei terkejut menemukan Maya yang tidak sadarkan diri di kursi meja makan.
Untung saja ia kembali ke apartemennya saat jam istirahat makan siang karena ia
mencemaskan Maya karena sejak dari pagi wajah Maya terlihat pucat. Rei berusaha
menyadarkan Maya dan ia merasa lega ketika Maya kembali sadar. Rei pun memaksa
Maya untuk pergi kerumah sakit setelah Maya menceritakan kepalanya sakit karena akhir-akhir ini Maya sering sakit
kepala, meskipun Maya malas pergi kesana, akhirnya ia menuruti kata-kata Rei.
Sebuah taxi berhenti di
depan sebuah rumah sakit . Maya keluar dari taxi dengan perasaan enggan.
Setelah menjalani berbagai macam pemeriksaan yang membutuhkan waktu lama
akhirnya ia tinggal menunggu pemeriksaan yang terakhir yaitu melakukan magnetic
resonance imaging dikepalanya.
Setelah selesai Maya
duduk menunggu penjelasan dokter . Dokter itu terlihat sudah tua, tapi sifatnya
penuh kebapakan.’’Nona Kitajima sepertinya Anda pernah mempunyai luka di kepala
bertahun-tahun yang lalu’’.
‘’Eh’’
‘’Otak Anda menyatakan
pernah terjadi luka disana dan cukup besar’’.
‘’Tapi aku tidak ingat
pernah mengalaminya’’
‘’Itu wajar karena Anda
sekarang menderita amnesia’’.
‘’Apa amnesia ?’’tanya
terkejut.
‘’Benar. Luka yang Anda
alami mengenai otak memori Anda sehingga Anda kehilangan ingatan’’.
‘’Jadi aku
amnesia’’katanya tidak percaya.
‘’Apa sampai sekarang
Anda belum ingat apa-apa?’’
‘’Sepertinya begitu’’.
‘’Sudah bisa dipastikan
penyebab Anda sering pusing karena efek samping dari amnesia Anda ketika Anda
mengingat sesuatu dari masa lalu Anda atau muncul beberapa potongan ingatan,
kepala Anda akan terasa sakit. Itu wajar. Kalau dilihat Anda sudah mengalami
amensia selama 13 tahun’’.
Mendengar penjelasan
dokter , Maya terkejut dan hampir tidak mempercayainya.’’Kalau begitu aku
amnesia ketika usiaku 7 tahun’’.
‘’Benar’’.
‘’Pantas aja aku tidak
dapat mengingat masa kecilku’’.
‘’Tapi jangan khawatir
amensia anda hanya bersifat sementara bukan permanen. Anda masih mempunyai
kesempatan besar untuk sembuh meskipun tidak tahu kapan hal itu akan terjadi’’.
‘’Saya mengerti’’.
‘’Jangan memaksa untuk
mengingatnya, biarlah ingatan itu muncul dengan sendirinya’’.
‘’Baik’’.
‘’Ini resep obat untuk
sakit kepala. Semoga Anda cepat sembuh. Saya punya seorang pasien yang nama
keluarganya sama denganmu. Dia juga hilang ingatan karena suatu kecelakaan
mobil, tapi sayangnya ia tidak pernah datang menemui saya lagi untuk
memeriksakan dirinya lagi’’.
‘’Boleh saya tahu siapa
namanya?’’tanya Maya penasaran.
‘’Haru Kitajima’’.
Deg!
‘’Haru Kitajima?’’
‘’Benar. Apa Anda
mengenalnya nona?’’
‘’Dia ibu saya’’.
‘’Ibu Anda?’’tanya
dokter itu tidak percaya.
‘’Benar’’
‘’Lalu kenapa ibu Anda
tidak pernah datang kesini lagi?’’. Wajah Maya terlihat sedih.’’Ibu saya sudah
meninggal’’.
‘’Maafkan saya’’.
‘’Tidak apa-apa. Saya
tidak pernah tahu kalau ibu hilang ingatan karena dia tidak pernah
menceritakannya padaku’’.
‘’Jadi begitu.
Sebenarnya ibu Anda juga amensia sudah lama sekali karena sebuah kecelakaan
mobil’’.
‘’Terima kasih sudah
mau mengatakannya pada saya. Sekarang saya bisa satu lagi tentang penyakit ibu
saya’’.
Dokter itu tersenyum
lembut.’’Sebaiknya Anda mulai sekarang jaga kesehatan Anda’’.
‘’Saya mengerti.
Permisi!’’
Maya keluar ruangan
masih dengan rasa tidak percaya dengan penjelasan dokter. Ia dan ibunya
sama-sama amnesia. Maya berjalan sambil memikirkan penyakit amnesianya dan
tidak mendengar seseorang memanggilnya.
‘’Maya....’’
‘’Kenapa aku bisa
amensia ya? Apa penyebabnya? Aku sama sekali tidak ingat?’’tanyanya dalam hati.
‘’Maya...’’
‘’Ibuku juga amensia,
kenapa ibu dan aku bisa sama-sama amnesia?’’tanya dalam hati lagi.
‘’Mayaaa...’’teriak
Rei.
‘’Ah maaf Rei tadi aku
sibuk dengan pikiranku’’.
‘’Apa yang dikatakan
dokter? Kamu baik-baik saja kan?’’
‘’Aku baik-baik saja.
Ada yang ingin aku katakan padamu Rei, tapi tidak disini. Aku akan
mengatakannya ketika kita sudah pulang’’. Maya pergi begitu saja meninggalkan
Rei dengan tatapan bingung.
‘’Apaaaa...’’teriak Rei
ketika mereka sudah sampai di apartemen.’’Tapi bagaimana itu bisa terjadi’’.
‘’Aku juga tidak tahu.
Itu yang dikatakan dokter padaku’’.
‘’Pasti dokter itu
salah mana mungkin kamu amnesia’’.
‘’Dokter sudah
mengeceknya berulang kali, jadi tidak mungkin salah, tapi setelah aku pikirkan
lagi, aku memang tidak ingat tentang masa kecilku dam aku yakin masa kecilku
tidaklah bagus’’. Maya kembali mengingat tentang penglihatan terakhirnya yaitu
banyak genangan darah disekelilingnya. Ia yakin kalau dirinya telah melihat
suatu kejadian mengerikan di masa lalunya. Maya bergidik. Ia takut untuk
kembali mengingat masa lalunya dan berharap tidak akan pernah mengingatnya,
tapi disisi lain ia juga merasa penasaran apa yang terjadi ketika ia masih
kecil.
‘’Aku tidak tahu harus
berkata apa, tapi aku harap semoga saja kamu dapat mengingat semuanya. Aku akan
kembali ke teater’’.
‘’Baiklah, terima kasih
sudah mau mengantarku ke rumah sakit, kau jadi terlalu lama meninggalkan
pekerjaanmu’’.
‘’Tidak apa-apa tadi aku sudah meminta izin. Istirahatlah!’’.
Maya mengangguk dengan cepat.’’Kunci pintunya!’’.
Setelah Rei pergi Maya
pergi ke kamarnya dan bermaksud untuk tidur sebentar, tapi ketika ia memasuki
kamarnya, Maya terkejut. Kamarnya telah berantakan. ’’Apakah tadi ada pencuri disini?’’gumamnya
ketakutan.’’Bagaimana ini?’’
Maya semakin ketakutan
jika pencurinya masih ada didalam.Ia pun melihat kamar lainnya dan kamar itu
terlihat rapi.’’Eh, kenapa hanya kamarku saja? Apa yang pencuri itu cari di
kamarku’’.
Maya cepat berganti
pakaian dan segera membereskan kamarnya. Hadiah-hadiah dari mawar ungu yang
tertata rapi kini berserakan dimana-mana. Barang-barang peninggalan ibunya pun
tercecer dimana-mana, lalu ia teringat sesuatu. Maya menyingkirkan
barang-barang yang ada dilama lemari yang berantakan dan ia dapat bernafas lega
setelah kotak pemberian ibunya aman.’’Syukurlah!’’. Ia kemudian teringat akan
perkataan ibunya.
Maya, simpanlah kotak
in baik-baik jangan kamu hilangkan dan juga jangan sampai ada orang lain yang
mengambilnya.
Maya memandangi kotak
itu yang masih terkunci. Rasa penasaran akan isi kotak itu mengelayuti
pikirannya.’’Kuncinya kecil sekali’’. Maya lalu teringat liontin kalungnya yang
berbentuk kunci, ia pun memasukkan liontin kunci itu untuk membuka kotak itu
dan maya sangat senang kotak itu terbuka. Ia sedikit kecewa karena di dalamnya
tidak ada benda berharga hanya beberapa lembar surat dan buku diari ibunya dan
juga sebuah kunci. Maya menutup kembali kotak itu dan menguncinya.’’Aneh.
Kenapa ibu bilang isi kotak ini begitu berharga ya?’’. Ia kembali menyiman
kotak itu disudut lemarinya yang terdalam diantara tumpukan pakaiannya dan juga
beberapa barang lainnya.
Tiba-tiba langit
berubah menjadi sangat kelam, angin dingin bertiup sangat kencang, tidak lama
gerimis menyibak celah-celah hitamnya awan dan hujan pun turun dengan sangat
derasnya. Terdengar desau angin yang kencang sekali. Beberapa kali halilintar
mengelenggar dan menimbulkan suara yang memekikkan telinga.Apartemennya menjadi
gelap. Disudut ruangan kamarnya ia melihat sebuah boneka dengan gaun yang indah
sedang menatapnya tajam. Seseorang pasti telah meletakannya disana
pikirnya.Maya melihat ke atas lemari pakaiannya dan melihat boneka yang pernah
ia terima beberapa hari terakhir dengan sebuah pesan ancaman dan kali ini pun
ia kembali mendapat sebuah boneka lagi dan seperti yang sudah ia duga ada pesan
yang disematkan diantar gaun boneka itu. Sebuah kartu kecil yang bertuliskan
sebuah kalimat yang cukup membuat Maya takut sekaligus penasaran.
Maya sayang, sebentar lagi kita akan bertemu dan
pada saat kita bertemu nanti aku pasti akan membunuhmu.
S.T
Maya bergidik ketika
selesai membaca pesan itu. Suara petir semakin keras terdengar diluar dan cukup
mengagetkannya. ‘’Siapa orang ini?’’tanyanya dalam hati.
♪♪♪♪
Trrrrrr....trrrrr.....
Dalam keadaan masih
mengantuk Masumi berusaha mengambil ponselnya di meja samping tempat tidur dari
balik selimutnya.’’Pagi! Masumi disini’’.Beberapa detik kemudian ia terbangun
setelah tahu siapa yang meneleponnya.
‘’Baik. Saya akan
segera kesana sebelum pergi ke kantor’’. Setelah mematikan sambungan
teleponnya. Masumi segera membersihkan diri dan dalam sekejap sudah berpakaian
rapi.
Masumi telah sampai di
kediaman Takamiya. Sesaat ia memandangi rumah itu sebelum masuk. Sudah hampir
satu bulan ia tidak pernah datang lagi kemari sejak Shiori sudah terlihat
sehat.Seorang pelayan mengantarkannya menemui Tenno Takamiya di ruang kerjanya.
‘’Tuan Hayami sudah
datang’’.
‘’Suruh dia masuk!’’
Masumi masuk dan pak
Takamiya menyuruhnya duduk.’’Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana
kabarmu?’’
‘’Saya baik’’.
‘’Aku tidak akan
berbasa-basi lagi denganmu. Aku akan langsung pada permasalahannya.Apa kamu
masih tetap pada keputusanmu untuk tidak menikahi Shiori dan menjadi pimpinan
perusahaan kami’’.
‘’Maafkan aku pak
Takamiya, aku tidak akan merubah keputusanku’’.
‘’Sayang sekali.
Padahal aku sangat menginginkanmu menikahi cucuku. Apa dihatimu sekarang ini
ada wanita lain? Jika ada dia sungguh hebat bisa merebut hatimu. Pasti wanita
itu lebih cantik dari Shiori’’.
‘’Tidak juga, dia
wanita biasa dan tidak secantik Shiori’’.
‘’Aku jadi penasaran
wanita seperti apa yang membuatmu jatuh cinta kepadanya’’.
‘’Dalam waktu dekat
Anda juga akan tahu. Aku bermaksud untuk mengumumkannya di hadapan publik siapa
kekasihku’’.
‘’Kalau tahu ini pasti
Shiori akan kecewa. Kau tahu dia masih berharap suatu saat kamu akan kembali
kepadanya dan menikahinya’’.
‘’Kalau begitu
sepertinya aku akan membuatnya kecewa lagi’’.
Di lain tempat masih di
kediaman Hayami Shiori tengan sibuk mengurus bunga-bunganya ditaman.Seorang
pelayan mengatakan kalau tuan Masumi telah datang.Binar bahagia langsung
terpancar dari wajahnya.Cepat-cepat ia pergi ke ruang kerja kakeknya. Sampai
disana, ia mendengar suara Masumi. Disanalah pria yang dirindukannya berada.
‘’Masumi’’.
‘’Shiori’’.
‘’Aku tidak tahu kalau
kau akan datang hari ini’’.
‘’Sebenarnya kakekmu
yang menghubungiku untuk datang kesini. Bagaimana kabarmu?’’
‘’Aku baik. Terima kasih’’
‘’Aku akan meninggalkan
kalian berdua untuk bicara’’kata pak Takamiya.
Shiori tampak malu-malu
berdua dengan Masumi.’’Kau terlihat kurus’’kata Shiori.
‘’Benarkah? Akhir-akhir
ini pola makanku agak terganggu. Pekerjaanku sangat banyak’’.
‘’Kamu harus lebih
menjaga kesehatanmu’’.
‘’Terima kasih atas
perhatianmu’’.
‘’Sebenarnya aku senang
kamu datang kemari dan bisa melihatmu lagi. Aku kira tidak akan dapat bertemu
denganmu lagi’’.
‘’Aku juga senang bisa
melihatmu lagi’’. Rona merah menghiasi wajah Shiori yang putih pucat.
‘’Masumi, apa kamu
tidak dapat memulai hubungan kita dari awal lgi?’’
‘’Shiori sudah aku
katakan sebelumnya, aku tidak bisa kembali lagi padamu karena aku yakin tidak
akan dapat membahagiakanmu.Tapi aku masih mencintaimu’’.
‘’Carilah pria lain
yang benar-benar mencintaimu dan dapat membahagiakanmu’’.
‘’Tapi aku tidak bisa
mencintai pria lain selain dirimu’’.
‘’Maafkan aku Shiori’’.
‘’Aku mengerti’’.
‘’Sudah saatnya aku
pergi. Aku sudah terlambat pergi ke kantor. Kau harus jaga kesehatanmu Shiori.
Sampai jumpa!’’
Masumi berlalu pergi
dan Shiori memandangnya dengan pandangan sedih.’’Aku tidak akan
menyerah’’gumamnya.
Kediaman Hayami
Esiuke begitu terkejut
melihat hasil laporan penyeledikannya.’’Apa Anda yakin dengan semua laporan
ini?’’
‘’Sangat yakin. Saya
rasa anak Anda memiliki perasaan khusus pada Maya Kitajima dan ia selalu
memberikan bunga mawar ungu untuknya. Tapi sepertinya Maya belum mengetahui ini
dan saya juga tidak tahu apakah Maya mencintai anak Anda atau tidak’’. Eisuke
melihat laporan yang ada didepannya. Tangannya bergetar dan matanya berkilat
penuh kemarahan.
‘’Sekarang Anda boleh
pergi dan terus selidiki mereka’’.
‘’Baik’’.
Eisuke mengepalkan
tangannya dengan kuat rasa marah mengalir di pembuluh darahnya.Ia sama sekali
tidak menyangka kalau Masumi jatuh cinta pada Maya. Saat ini yang dibutuhkan
Daito bukanlah Maya tapi jalinan kerja sama yang sangat menguntungkan bagi
Daito. Dirinya dapat membayangkan jika Masumi akhirnya menjadi menantu keluarga
Takamiya , perusahaannya akan mendapat keuntungan yang sangat besar dan mejadi
perusahaan yang terkuat di Jepang. Meskipun ia menyukai Maya, tapi tidak setuju
kalau Maya menjadi istri Masumi.
Ia pun segera mencari
cara agar dapat memisahkan mereka berdua. Apa pun yang terjadi Masumi harus
menikah dengan Shiori.