Bab 8
Triana memperhatikan Davin
yang sudah banyak berubah. Penampilannya jauh berbeda dari dua tahun yang lalu. Dia selalu kelihatan
lusuh, tapi masih terlihat tampan dan sekarang wow Triana benar-benar terkejut.
Davin sudah tidak terlihat lusuh lagi. Penampilannya sangat rapi membuat pria itu semakin tampan. Triana masih
belum percaya kalau Davin yang ada di hadapannya sekarang adalah Davin yang dua
tahun lalu.
‘’Bagaimana kau bisa ada
disini?’’tanya Triana yang masih merasa takjub sekaligus tidak percaya.
‘’Aku mencarimu’’.
‘’Aku?’’
‘’Iya’’
‘’Kenapa?’’
‘’Karena aku ingin memarahimu
sudah membuat kehidupan ibumu dan adikmu menderita’’. Triana hanya bengong
mendengar perkataan dari Davin.
‘’Aku ngga bermaksud membuat
hidup mereka menderita. Aku hanya ingin mencari kehidupan yang lebih baik lagi.
Itu salah mereka karena melarangku pergi’’ ucap Triana pedas.
‘’Ternyata kau masih belum
berubah juga tetap ambisus seperti dulu. Apa menjadi orang kaya lebih penting
untukmu dari pada keluargamu sendiri?’’
‘’Kau sudah mengenalku Davin,
pasti kau sudah tahu jawabannya. Aku bosan harus menjadi orang miskin terus
untuk mencapai tujuanku tentu saja harus ada yang dikorbankan’’.
‘’Termasuk keluargamu
sendiri’’.
Keduanya kembali diam.
Masing-masing tenggelam dengan pemikirannya masing-masing.
‘’Dua tahun yang lalu aku
pulang ke Jakarta untuk bertemu ibu dan Nina’’. Davin langsung memandang
Triana. ‘’Dan aku terkejut kalau ibu sudah meninggal. Mpok Leha yang
mengatakannya kepadaku juga soal pernikahanmu dengan Nina. Aku ngga nyangka
kamu akan nikahi Nina padahal kau kan ngga cinta Nina’’.
‘’Jadi kau pulang ?’’. Triana
mengangguk pelan.’’Itu benar. Aku memang menikahi dengan Nina karena aku pikir
Nina adalah gadis yang sangat baik tidak seperti dirimu yang selalu
mementingkan diri sendiri di atas segalanya. Setelah ibumu meninggal hidup Nina
menjadi kesepian kerjaannya hanya terus menangis. Aku khawatir padanya dan
selain itu tidak ada seorang pun yang dapat menjaga Nina’’.
‘’Akhirnya kau menikahi Nina.
Hebat sekali kau mau bertindak menjadi pahlawan’’kata Triana sinis.
‘’Sekarang dimana Nina dan
kenapa kamu bisa ada disini?’’
Wajah Davin terlihat muram dan
matanya sendu. Triana memandang Davin dari samping. Hidungnya terlihat mancung,
rahangnya kokoh dan juga terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Davin menjadi
terlihat lebih tampan sekarang. Hati Triana berdesir dan sedikit terganggu
dengan hal itu.
‘’Nina sudah ngga ada’’.
Triana terlihat bingung.
‘’Apa maksudmu Nina sudah ngga
ada?’’
‘’Nina sudah meninggal’’.
‘’Apa?’’. Davin menatap Triana
yang nampak terkejut.
‘’Tapi bagaimana mungkin. Apa
yang terjadi?’’
‘’Nina meninggal setelah ia
melahirkan ada masalah dengan kehamilannya’’. Triana kembali diam. Berita
tentang Triana begitu mengejutkan dirinya.
‘’Nina meninggal lima bulan
yang lalu di Surabaya’’.
‘’Lalu anak Nina dimana
sekarang?’’
‘’Kau tertarik ingin
melihatnya?’’
‘’Tentu saja. Anak itu juga
keponakanku’’.
‘’Benita. Itu namanya. Nina
yang memberikan nama itu. Sekarang dia sedang bersama pengasuhnya. Sebelum Nina
meninggal, ia menyuruhku untuk mencarimu, jadi disinilah aku. Setelah
berhari-hari mencarimu akhirnya secara tidak sengaja aku menemukanmu disini’’.
Lalu Davin bercerita tentang
kehidupannya selama dua tahun ini bersama Nina . Ia juga bercerita kalau
dirinya telah berhasil menjadi seorang pengusaha restoran . Nina selama ini
memberinya semangat dan selalu memberikan dukungan kepadanya. Davin juga
mengatakan kalau ia begitu sedih telah kehilangan Nina.
Triana tertegun setelah
mendengar cerita Davin. Ia tidak menyangka Davin sekarang sudah menjadi seorang
pengusaha dan menjadi orang kaya. Triana menghela napas berat, seandainya dulu
Davin kaya pasti sekarang ia sudah menjadi istrinya. Mau tidak mau Triana jadi
teringat dengan masa lalunya terutama saat-saat dia bersama Davin.
Berkali-kali Triana selalu
mendapat Davin selalu tersenyum kepadanya, selalu memperhatikannya dan selalu
menggodanya. Bahkan Davin telah berani memintanya untuk menjadi pacarnya
berkali-kali. Davin memang keras kepala meskipun Triana sudah menolaknya tapi
Davin tidak menyerah untuk menjadikan dirinya sebagai pacarnya.
‘’Lalu bagaimana denganmu? Apa
cita-citamu menjadi orang kaya sudah terlaksana?’’.
Triana mengangguk.
‘’Kau bahagia?’’
‘’Tentu saja. Sekarang aku
sudah punya suami dan ayah yang baik’’.
‘’Oh ya, jadi kau sudah
menikah. Selamat!’’. Sekilas Triana melihat rasa kecewa disorot mata Davin ,
tapi sekarang sudah hilang.
‘’Terima kasih’’.
‘’Ini surat dari Nina. Aku
disuruh olehnya untuk memberikannya kepadamu jika aku bertemu denganmu.
Sebaiknya kamu baca saja di rumah’’. Triana menerima surat itu dari tangan
Davin, lalu menyimpannya di dalam tas.
‘’Sepertinya hidupmu disini
sangat bahagia. Dengan begitu aku tidak perlu khawatir lagi padamu. Sebaiknya
aku pulang sekarang karena aku sudah terlalu lama meninggalkan anakku’’. Triana
hanya mengangguk. Sebelum pergi Davin memberikan kartu namanya kepada Triana.
Sesampainya di rumah Triana
langsung masuk kamar , lalu segera membaca surat dari Nina.
Kepada
kakakku,
Ketika
kakak membaca surat ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini lagi. Setelah
kakak pergi , aku benci kakak karena telah meninggalkan aku dan ibu. Setelah
ibu meninggal , aku tambah benci kakak karena gara-gara kepergian kakak
kesehatan ibun semakin menurun. Untung disaat aku merasa sedih dan kesepian
muncullah Davin mengulurkan tangannya untuk menolongku.
Davin
selalu memberiku semangat dan juga
selalu menghiburku sehingga aku bisa tertawa lagi. Aku jadi semakin mencintai
Davin. Kakak benar sejak dulu aku memang mencintainya, tapi sayang Davin tidak
pernah mencintaiku. Dia hanya menganggapku sebagai adiknya.
Tiba-tiba
Davin datang melamarku. Saat itu aku antara percaya dan tidak percaya , tapi
Davin memang melamarku. Awalnya aku ragu karena aku tahu dia tidak mencintaiku.
Dia datang menawarkan perlindungan untukku dan dia juga mengatakan akan membuat
hidupku bahagia, setelah dibujuk akhirnya aku menerimanya. Davin berjanji
kepadaku kalau ia akan mencoba untuk mencintaiku dan dia juga berkata mungkin
dengan seiringanya waktu dia akan jatuh cinta kepadaku. Akhirnya kami pun
menikah.
Kami
berdua hidup bahagia. Davin memenuhi janjinya akan memberikan kehidupan bahagia
kepadaku dan aku memang hidup bahagia bersamanya. Tapi setelah hampir setahun
kami menikah, aku selalu mendapati Davin memandangi fotomu dengan tatapan penuh
cinta dan dari sanalah aku tahu kalau Davin tidak pernah berhenti mencintaimu.
Aku
merasa sedih mengetahui itu. Davin tidak pernah bisa mencintaiku meskipun
begitu dia selalu bersikap baik dan seolah-olah mencintaiku. Dihadapanku Davin
selalu berusaha menunjukkan cintanya kepadaku padahal aku tahu hatinya tidak
ada untukku. Aku hanya menangis dalam hati.
Davin
akhirnya berkata kepadaku kalau ia akan berusaha melupakanmu dan akan
mencintaiku meskipun itu kelihatannya tidak mungkin , tapi Davin berusaha untuk
melakukannya. Aku bahagia saat diriku hamil, tapi saat itu keadaanku kurang
baik. Kandunganku lemah jadi aku harus banyak beristirahat. Davin begitu
memperhatikanku dan menyayangiku.
Ketika
waktu tibanya aku melahirkan secara tidak sengaja aku mendengar percakapan
Davin dengan sahabatnya. Dia mengatakan kepada temannya kalau ia tidak bisa
melupakanmu dan dia masih mencintaimu. Aku sedih mendengarnya dan aku sudah
menduga hal itu sebelumnya. Kak Triana, aku memintamu untuk kembali kepada
Davin. Menikahlah dengannya! Dan jadi ibu yang baik dari anakku hanya kau yang
bisa membuat hidup Davin bahagia karena dia
masih mencintaimu sampai sekarang. Ini adalah permintaanku yang terakhir
dan aku sudah memaafkanmu dan aku juga sudah tidak benci lagi padamu.
Kak
Triana, Nina akan selalu menyayangi kakak selamanya.
Nina
Triana mendesah. ‘’Sudah
terlambat. Aku sudah menikah. Maaf Nina aku tidak bisa memenuhi
keinginanmu’’gumamnya. Triana kembali mengingat adiknya saat-saat mereka masih
bersama. Tanpa Triana ketahui sebabnya tiba-tiba saja setitik air mata
terjatuh.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan komen ya, saran ato kritik , sapa, salam, banyak ato sedikit ngga apa2 ....terima kasih ^0^