BAB 6
Dua minggu sudah Triana
kembali ke Moskow dan sekarang ia akan tinggal dengan ayahnya. Triana memasuki
kamar barunya yang besar dan mewah seperti yang dimiliki kamar Celine. Triana
menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur menikmati kemewahan hidup yang sudah mulai
dijalaninya. Triana begitu senang . Di tambah lagi Stevano mulai kembali
mendekatinya dan hubungan keduanya kembali mesra seperti sebelumnya.
Triana tidak menyangka kalau
impiannya menjadi orang kaya akan cepat terwujud. Ia terkejut ketika di
dapatinya Stevano sedang memperhatikannya di ambang pintu dengan senyumannya
yang seksi dan menggoda. Triana segera bangun dan merapikan bajunya. Stevano
menghampirinya dan duduk disampingnya.
Stevano mengenggam tangannya dan
menatap Triana dengan mesra, lalu diciumnya tangan Triana. ‘’Kau senang tinggal
disini?’’
‘’Tentu saja . Aku senang’’.
Stevano mengambil rambut di
dahi Triana , lalu menyelipkannya di telinga. ‘’Kau tahu, betapa aku sangat
mencintaimu dan sepertinya aku sudah jatuh cinta setengah mati padamu’’.
Stevano tersenyum hangat membuat Triana merasakan kehangatan itu dan pipinya
mulai merona merah.
‘’Aku tahu. Aku juga
mencintaimu’’.
‘’Kau mau menikah denganku?’’.
Triana menatap terkejut pada Stevano.
‘’Apa kau sekarang sedang
melamarku?’’
‘’Iya’’. Lalu Stevano
mengelurakan sebuah kotak kecil dan membukanya. Disana ada cincin berlian yang
sangat indah.
‘’Aku ingin kau menjadi
istriku dan aku akan berusaha untuk membahagiakanmu, menyayangi dan mencintaimu
sampai akhir hayatku. Aku ingin menghabiskan sisa waktuku bersamamu’’. Triana
merasa terharu dengan ucapan Stevano. Triana langsung memeluknya, lalu
memandang pria itu dengan mesra. ‘’Aku
mau menikah denganmu’’serunya gembira. Stevano tersenyum senang, lalu dipasangkannya
cincin itu di jari manis Triana.
Papa Triana begitu terkejut
ketika Stevano sudah melamar Triana. Selama ini papa Triana menyadari kalau
Triana dan Stevano begitu akrab, bahkan papanya terkejut ketika Triana
mengatakan ia sudah jatuh cinta dengan Stevano sejak ia bertemu dengan pria itu
di pesta musim panas yang diadakan oleh Celine dan Stevano juga sudah mengakui
kalau ia sebenarnya tidak pernah mencintai Celine . Satya akhirnya mengerti
kalau mereka berdua memang saling mencintai. Terkadang Triana melihat papanya
merasa bersalah telah memaksa Stevano menikahi Celine karena papa pikir Celine
dan Stevano saling mencintai. ‘’Semoga kalian bahagia’’ kata papanya. Triana
langsung memeluk papanya.
‘’Terima kasih pa’’.
‘’Kapan kalian akan menikah?’’.
Triana dan Stevano saling berpandangan.
‘’Aku ingin menikahi Triana
bulan depan’’jawab Stevano. Triana terkejut. Begitu cepat itulah reaksi Triana
didalam pikirannya.
‘’Apa itu tidak terlalu cepat?
Bahkan kita belum mempersiapkan segalanya’’.
‘’Kita tidak perlu pesta
pernikahan yang terlalu mewah dan ramai. Cukup dihadari oleh keluarga dan
sahabat’’. Triana agak kecewa dengan keinginan Stevano dengan pesta pernikahan
sederhana. Ia sudah membayang akan melakukan pesta pernikahan besar dan mewah .
Sepertinya keinginannya itu harus dilupakan.
‘’Baiklah’’jawab Triana pelan.
‘’Kalau begitu kalian harus
segera mempersiapkannya’’.
Triana kemudian melewatkan
hari-harinya dengan kesibukan mempersiapkan pesta pernikahannya dengan Stevano
dibantu oleh Feby. Feby begitu senang dan terkejut ketika Triana memberitahukan
kalau ia akan menikahi Stevano.
Tidak terasa satu bulan telah
berlalu. Pesta pernikahan Triana akan diadakan keesokan harinya. Triana merasa
gugup dan ia memandangi gaun pengantinya yang sangat indah dan mewah. Ketukan
di pintu kamarnya membuatnya terkejut. ‘’Masuk!’’. Papanya muncul dari balik
pintu,
‘’Boleh papa masuk?’’
‘’Tentu’’.
‘’Kamu gugup?’’
‘’Tentu saja. Aku gugup. Pasti
setiap wanita yang akan menikah akan gugup’’.
‘’Seandainya ibu dan Nina ada disini
pasti akan sangat menyenangkan’’. Mata papanya terlihat sendu. ‘’Papa
merindukan mereka ya’’.
‘’Tentu saja papa merindukan
ibu dan adikmu. Papa sampai sekarang ngga tahu dimana adikmu sekarang’’.
‘’Papa ngga usah khawatir.
Triana yakin Nina baik-baik saja kan ada suaminya yang sekarang. Sepertinya
Davin akan menjaga Nina dengan baik’’.
‘’Jadi nama suaminya Davin.
Kau kenal dengannya?’’
‘’Tentu aja kenal. Davin kan
sering main kerumah ngajak aku dan Nina bermain kadang Davin mengajak kami
nonton dan makan. Davin juga suka membantu kami. Dia orangnya baik, jadi papa
ngga usah khawatir. Pasti kita akan bertemu dengan Nina lagi’’.
‘’Papa berharap Nina baik-baik
saja’’. Papanya berdiri dan menepuk pelan bahu Triana.’’ Kamu harus istirahat
sekarang. Besok adalah hari pernikahanmu jangan sampai kesiangan’’. Kemudian
papanya pergi dari kamar. Triana
menghela napas panjang. Ia merasa sebal kenapa juga papanya selalu membicarakan
Nina. Triana berbaring di tempat tidurnya. Ia masih belum percaya besok ia akan
resmi menjadi istri Stevano dan akan menjadi nyonya bos dihotel tempatnya
bekerja. Teman-temannya sangat terkejut ketika Triana memberitahu soal
pernikahannya dengan bos mereka. Senyuman penuh kepuasan kembali tersungging di
bibirnya. Triana pun terlelap tidur.
Keesokan harinya Triana begitu
senang akhirnya ia sudah resmi menjadi istri dari Stevano. Para tamu undangan
bergantian menyalaminya dan memberikan selamat kepadanya dan juga Stevano. Bagi
Triana ini seperti mimpi yang terlalu indah. Setelah acara resepsi pernikahan
selesai. Mereka berdua berbulan madu mengelilingi Eropa.
Sebelum pergi Stevano memeluk
istrinya yang sudah selesai berganti pakaian dan mengecup bibirnya dengan
lembut.’’Terima kasih sudah mau menjadi istriku’’ucapanya lembut dan suaminya menatap
mesra pada Triana. Jantung Triana berdebar semakin kencang. ‘’Sebaiknya kita
pergi sekarang. Nanti kita ketinggalan pesawat’’. Triana mengangguk dan menurut
ketika Stevano mengenggam tangan Triana. Sebelum pergi mereka berpamitan pada
papanya.’’Kami pergi dulu’’kata Triana.
‘’Hati-hati dijalan! Dan
usahakan selalu menghubungi papa ya’’.
‘’Baik’’. Kepergian Triana dan
Stevano diantar oleh papanya sampai depan pintu rumah. Kemudian Triana dan
Stevano memeluk papanya secara bergantian, lalu mereka masuk ke dalam mobil.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tinggalkan komen ya, saran ato kritik , sapa, salam, banyak ato sedikit ngga apa2 ....terima kasih ^0^